---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Senin 25 September 2000 14:40 UTC



** JEDA KEMANUSIAAN DI ACEH DPERPANJANG HINGGA 15 JANUARI 2001

** MILISI PRO-JAKARTA HARUS SERAHKAN SENBJATA PALING LAMBAT RABU

** BAIK OPOSISI MAUPUN MILOSEVIC MENGAKU MENANGKAN PEMILU

** HARGA MINYAK MENTAH TURUN SETELAH AMERIKA BUKA CADANGAN MINYAK

** TOPIK GEMA WARTA: JEDA KEMANUSIAAN DI ACEH DIPERPANJANG. BISAKAH
RAKYAT ACEH TIDUR NYENYAK?

** TOPIK GEMA WARTA: MENURUT RACHMAN TOLLENG KEKUATAN LAMA MASIH
BERMAIN



* JEDA KEMANUSIAAN DI ACEH DIPERPANJANG HINGGA 15 JANUARI 2001

Pemerintah Indonesia dan Gerakan Atjeh Merdeka menyetujui untuk
memperpanjang masa jeda kemanusiaan hingga tanggal 15 Januari 2001.
Demikian diputuskan delegasi kedua belah pihak di Swis, Ahad kemarin.
Dalam tahap kedua ini pemerintah dan GAM setuju untuk memulai
perundingan mencari jalan keluar politik bagi masalah Aceh. Selain
itu disepakati untuk meningkatkan keamanan dengan memperluas tugas
tim monitor terutama di empat distrik bermasalah. GAM berjanji
menjamin keamanan para pelarian yang ingin kembali ke Aceh serta para
pekerja humanitas, dan mencegah gelombang pelarian yang baru.


* MILISI PRO-JAKARTA HARUS SERAHKAN SENJATA PALING LAMBAT RABU

Milisi-milisi pro-Indonesia di Timor Barat diperintahkan untuk
menyerahkan senjata paling lambat Rabu besok. Pemerintah
memperpanjang masa operasi selama tiga hari, dan menyatakan akan
mengambil langkah-langkah tegas apabila hal tersebut tidak
dilaksanakan. Hingga sekarang sejumlah anggota milisi telah
menyerahkan senjata mereka. Jakarta memutuskan untuk melucuti senjata
milisi pro-Indonesia atas desakan masyarakat internasional, setelah
pembunuhan tiga pekerja PBB di Atambua. Selain itu untuk sementara
PBB menghentikan bantuan humanitas kepada para pengungsi di Timor
Barat, selama Jakarta tidak dapat mengontol para anggota milisi. Saat
ini para pengungsi di kamp-kamp penampungan di Timor Barat terancam
kekurangan pangan.


* BAIK OPOSISI MAUPUN MILOSEVIC MENGAKU MENANGKAN PEMILU

Pemilihan Umum di Yugoslavia kelihatannya dimenangkan pihak oposisi.
Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa, OSCE, menyatakan dari semua
data kelihatannya pemimpin opoisisi Yugoslavia, Vojislav Kostunica,
berhasil menundukkan lawannya Presiden Slobodan Milosevic. Tetapi
partai pimpinan Milodevic, juga mengaku memenangkan pemilu. Menurut
OSCE, kemenangan ini tidak mungkin. Sementara Uni Eropa menyatakan
apabila Milosevic menang, maka hasil pemilu dipalsukan. Senin pagi
ini komisi pemilihan umum Yugoslavia terpaksa menunda tugas-tugas
mereka, setelah pecah pertikaian antara para wakil pemerintah dengan
pihak oposisi. Konflik ini menyangkut penghitungan suara para tahanan
yang hasilnya dikirim lewat pos. Sejak Ahad kemarin ribuan pendukung
dan penentang Presiden Milosevic berkumpul di pusat kota Beograd,
tetapi tidak diberitakan adanya insiden. Menurut berbagai sumber,
pemilu Ahad kemarin berlangsung penuh kekacauan. Misalnya banyak
pengawas dari pihak oposisi tidak diijinkan masuk ke tempat-tempat
pemungutan suara, dan kertas-kertas suara dikontrol sebelum
dimasukkan ke dalam kotak suara.


* HARGA MINYAK MENTAH TURUN SETELAH AMERIKA BUKA CADANGAN MINYAK

Harga minyak mentah di pasar dunia turun setelah pemerintah Amerika
Serikat memutuskan untuk membuka cadangan strategis minyak mereka. Di
pasar-pasar bursa di Timur Tengah, harga minyak mentah Amerika
Serikat turun hampir 6% persen menjadi 30 dolar 86 sen per barel.
Minggu lalu Presiden Bill Clinton memerintahkan untuk menjual
cadangan minyak Amerika agar dapat menekan harga minyak. Sejumlah
negara Eropa juga memutuskan untuk membuka cadangan minyak mereka
agar dapat menahan lajunya harga minyak. Sementara Jepang menolak
untuk mengikuti langkah Amerika ini.


* KOREA UTARA DAN SELATAN SETUJUI KURANGI KETEGANGAN MILITER

Para menteri pertahanan Korea Selatan dan Utara menyetujui mengurangi
ketegangan militer antara kedua negara. Demikian pernyataan yang
diberikan Korea Selatan setelah pertemuan berakhir. Kedua menteri
berbicara selama dua hari di Pulau Cheju, Korea Selatan. Agenda
pembicaraan antara lain pembangunan kembali jalur kereta api dan
jalan darat antara ibukota Seoul dengan Shinuiju di Korea Utara.
Selain itu juga diputuskan untuk membentuk kelompok kerja yang harus
memecahkan masalah-masalah praktis, misalnya pembersihan ranjau
darat. Pembicaraan kedua menteri pertahanan dianggap sebagai
pertemuan terpenting semenjak, pertemuan bersejarah antara kedua
presiden Korea, bulan Juni lalu.


* BANGLADESH MULAI UNGSIKAN KORBAN BENCANA BANJIR

Tentara Bangladesh mulai mengungsikan ribuan penduduk karena tempat
tinggal mereka terkena bencana banjir. Akibat curah hujan yang sangat
lebat, puluhan desa di Bangladesh Utara terendam air, dan sekitar
250.000 orang terkucil dari dunia luar. Para penduduk menuduh India
bertanggung jawab atas bencana tersebut, dengan cara membangun
sejumlah bendungan yang justru memperburuk situasi di Bangladesh.
Tapi saat ini sebagian wilayah India juga terkena banjir besar, yang
menghancurkan rumah 12 juta warga.


* 100 ORANG PEMBERONTAK FILIPINA DI JOLO TEWAS

Sewaktu ofensif besar-besaran yang dilakukan tentara pemerintah di
Pulau Jolo Filipina Selatan, sekitar 103 orang pemberontak muslim
tewas. Demikian Panglima tentara Filipina, Jenderal Narciso Abaya.
Selama 10 hari terakhir tentara Filipina melancarkan operasi untuk
membebaskan 17 sandera yang masih ditahan kelompok Abu Sayyaf.
Menurut Manila ada kepastian bahwa para sandera masih hidup. Dua
wartawan Prancis yang juga disandera, berhasil melarikan diri mingu
lalu sewaktu ofensif pasukan Filipina. Saat ini Abu Sayyaf masih
menyandera 13 warga Filipina, seorang warga Amerika dan tiga warga
Malaysia.


* JEDA KEMANUSIAAN DI ACEH DIPERPANJANG. BISAKAH RAKYAT ACEH TIDUR
NYENYAK?

Intro: Perwakilan RI di Jenewa dan wakil dari Gerakan Aceh Merdeka
dalam pertemuan mereka akhir pekan lalu memutuskan untuk
memperpanjang Jeda Kemanusiaan sampai 15 Januari 2001. Pemerintah
Indonesia dan GAM juga sepakat untuk mengawali pembicaraan bersifat
penjajakan untuk mencapai solusi politik yang langgeng dan menyeluruh
bagi Aceh.

Demikian tertulis dalam Pernyataan Pers Bersama GAM dan Perwakilan di
Jenewa. Selain itu kedua pihak bertekad untuk meningkatkan
efektifitas jeda kemanusian. Menurut Zaini Abdullah, Menteri
Kesehatan Negara Aceh, yang menghadiri pembicaraan akhir pekan itu,
yang paling penting adalah perpanjangan itu sendiri.

Zaini Abdullah [ZA]: Yang terpenting adalah untuk memperpanjang
jangka Jeda Kemanusiaan di Aceh dalam fase  nomor dua. Kita telah
dapat memperpanjang dan telah dapat kesepakatan bersama sampai dengan
15 Januari tahun depan.

Radio Nederland [RN]: Apakah dalam pertemuan akhir pekan lalu
diadakan evaluasi terhadap Jeda Kemanusiaan yang sudah berjalan?

ZA: Tentu saja musti diadakan evaluasi. Tanpa evaluasi kita tidak
mungkin untuk memperpanjang Jeda Kemanusiaan. Tapi walau macam mana
kesimpulan yang bisa kita ambil, adalah untuk bisa mengurangi
kekerasan, pembunuhan, perampokan dan lain-lain sebagainya yang
terjadi di Aceh. Walaupun kita tidak bisa menghilangkan itu untuk
keseluruhannya, tapi nampaknya itu berhasil diadakan.

Walaupun demikian, itu ternyata di pihak Gerakan Atjeh Merdeka yang
selalau bisa mentaati 100% apa yang telah disepakati di Jenewa ini
semenjak tanggal 12 Mei. Sedangkan di pihak Indonesia itu selalu
mengadakan berbagai provokasi-provokasi, yang sebenarnya bernilai
negatif terhadap mereka sendiri. Itu kita selalu dikasih tahu oleh
pihak-pihak mediator. Dalam hal ini misalnya Henry Dunant Centre
sendiri yang selalu menjadi penengah. Jadi dalam hal tersebut,  itu
selalu menyatakan mereka salut kepada Gerakan Aceh Merdeka.

Tapi bagaimanapun kita selalu berusaha dan memprotes hal itu
sekeras-kerasnya. Mereka tidak bisa melakukan tindakan dengan
sembarangan saja.

RN: Jadi apakah semua insiden-insiden yang terjadi seperti hilangnya
Jafar Siddiq, dan hilangnya Syahputra, yang dikabarkan sebenanrnya
sudah ditemukan jenazahnya itu. Apakah ini betul-betul tidak sama
sekali andil, atau katakanlah, kemungkina ada orang-orang liar dari
pihak GAM yang melakukannya?

ZA: Ismail Syahputra itu adalah anggota Gerakan Aceh Merdeka, dan itu
adalah juru bicara daripada GAM. Jafar Siddiq adalah orang dari LSM,
dia sengaja pulang dari Amerika untuk membuat suara bagi Gerakan Aceh
Merdeka. Bagaimana kami bisa membunuh orang kami sendiri? Itu tidak
mungkin bukan? Jadi sudah pasti ini yang membunuh Jaffar Sidiq,
mungkin juga Ismail Syahputra semenjak dia hilang dari Medan, kami
tidak mengetahui di mana dia sekarang. Kemungkinan juga dia telah
dibunuh, seperti Jafar Siddiq. Itulah sudah barang tentu pembunuhan
ini dilakukan oleh pihak yang tidak senang kepada Gerakan Aceh
Merdeka. Kami tidak tahu apakah itu Indonesia sendiri, ataupun orang
ketiga, pihak ketiga.

RN: Jadi dengan diperpanjangnya Jeda Kemanusiaan ini, konkritnya
apakah sekarang rakyat Aceh sudah bisa tidur nyenyak? Sudah aman,
lebih aman dari yang dulu-dulu?

ZA: Itu tujuan kami. Tapi perlu saudara ketahui tuntutan daripada
rakyat Aceh adalah untuk menjadi merdeka. Itu tidak ada berubah sama
sekali. Itu tetap pada pendirian rakyat Aceh. Jadi mereka itu bisa
tidur atau tidak bisa tidur, itu mungkin sekali. Tapi kami bangsa
Aceh, kami Gerakan Aceh Merdeka selalu dalam waspada. Kami bersiap
sedia lakukan apa yang perlu kami lakukan.Untuk mencapai tujuan kami,
untuk mencapai tujuan kemerdekaan kami.


* RACHMAN TOLLENG: KEKUATAN LAMA MASIH BERMAIN

Kapolri Jenderal Pol. Bimantoro mengatakan, dua diantara 25 tersangka
pelaku peledakan bom di Jakarta merupakan anggota TNI/Polri asal
Pidie, Aceh. "Kesatuan dari dua orang oknum tersebut masih kami cek,
yang kami ketahui adalah mereka dari Pidie," kata Bimantoro seusai
bertemu Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Wapres,
Jakarta, Senin kemarin. Tetapi Bimantoro memastikan bahwa secara
institusi Polri dan TNI tidak terlibat dalam kasus-kasus peledakan
bom. Ikuti laporan rekan Syahrir dari Jakarta:

Mengenai kemungkinan keterlibatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)) dalam
kasus itu, mengingat banyaknya orang asal Aceh yang ditangkap,
Kapolri mengaku belum dapat menyimpulkan."Kami masih terus
menyelidiki, apakah kasus ini ada kaitannya dengan GAM, peristiwa di
Medan atau keluarga Cendana. Demikian pula mengenai otak dari
peledakan bom itu," katanya.Mengenai dugaan keterlibatan Tommy
Soeharto, dijelaskan Bimantoro, bahwa hasil pemeriksaaan sampai
sekarang itu belum mengarah pada keterlibatan putra bungsu mantan
Presiden Soeharto itu. Namun tindakan Kapolri mengumumkan para
'pengebom' ternyata belum bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat.
"Saya menganggapnya sebagai 'lelucon' polisi," kata Jus Soema di
Praja, wartawan senior pendiri Aliansi Jurnalis Independen. "Soalnya
bengkel tempat pembuatan bom itu tidak jauh dari rumahnya Gus Dur di
Ciganjur," katanya sambil tertawa.

Orang-orang Aceh ini pun adalah kenalannya Gus Dur, katanya. Pengamat
politik LIPI Dr Indria Samego mengatakan, meski Bimantoro sudah
mengumumkan siapa-siapa pelaku peledakan bom di beberapa tempat di
Jakarta, dirinya masih meragukan keberhasilan Kapolri baru. Tidak
tertutup kemungkinan pengungkapan nama-nama itu sekedar sandiwara
atau bisa juga untuk mencari kambing hitam. "Saya pesimis Bimantoro
bisa menyelesaikan tugasnya ini dengan baik," jelasnya. Memang, kalau
Bimantoro punya niat sungguh-sungguh untuk menuntaskan masalah ini,
maka jangan cuma menyelesaikan kasus di permukaan, tetapi harus
menyeluruh dan tidak pandang bulu siapa pun dalang di balik peledakan
bom tersebut.

Diberitakan para pendukung Soeharto masih ada di mana-mana termasuk
di kalangan kepolisian dan intelijen. Di kalangan masyarakat Jakarta
saat ini, menurut tabloid Tekad, sedikitnya terdapat empat kelompok
pendemo di ibukota yang terang-terangan menampakkan diri sebagai
pendukung Soeharto. Mereka, adalah FACTA, Front Anti Komunis dan
Cinta Tanah Air , Front Penegak Kehormatan Bangsa , Aksi Masyarakat
untuk Kemanusiaan dan Keadilan, serta Forum Studi Aksi Demokrasi
(Fosad).
Menurut laporan tersebut, Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan di
kabinet terakhir Soeharto, tercatat sebagai anggota presidium FACTA.
Informasi lain yang dilaporkan, para anggota pendemo tersebut,
tergolong 'pasukan' yang siap mati berjuang. "Mereka sudah dibai'at
segala," tulis media tersebut.

Sementara itu Rachman Tolleng yang disebut-sebut sebagai calon Ka
Bakin, juga membenarkan bahwa kekuatan-kekuatan lama masih bermain.
"Banyak pejabat merasa tersisihkan dan terancam. Itu berpotensi
menjadi resistence atau perlawanan. Kalau mau dikaji, kesalahan
mendasar dilakukan karena reformasi berjalan tanpa ada pemutusan
hubungan dengan masa lalu. Jadi dalam keadaan sekarang, siapa pun
juga tak akan mudah mengendalikan pemerintahan. Berbicara mengenai
cara pemutusan hubungan dengan masa lalu, ia mengatakan harus ada
keputuisan-keputusan politik. Misalnya, mereka yang terlibat KKN dan
mendukung sekian lama pemerintahan Soeharto, tidak boleh lagi
memegang jabatan poolitik, termasuk di DPR. Tidak perlu harus ditahan
seperti tahun 1966 karena kita negara demokrasi. Sekarang ini,
orang-orang yang terlibat KKN tetap menjabat. Bahkan ditokohkan.
Mereka yang diduga terlibat peristiwa 27 Juli bisa menjadi menteri
atau gubernur. Walaupun belum terbukti, tapi mereka terlibat. Dengan
sendirinya mereka akan berusaha menghapus jejak.

Meski tidak dijelaskannya tetapi dari keterangannya itu orang patut
menduga yang dimaksud menjadi menteri dan gubernur adalah Susilo
Bambang Yudhoyono dan Sutiyoso. Maka tidaklah mengherankan jika
orang-orang Golkar dan TNI menyusup ke PDI Perjuangan, serta
menentang keras rencana pencalonan Rachman Tolleng sebagai Kepala
Bakin. Rachman pernah ditahan dua tahun sejak 1974, setelah peristiwa
aksi mahasiswa dan pemuda yang menentang masuknya modal asing dan
strategi pembanguna Soeharto yang salah. Seorang tokoh PDI Perjuangan
ex pengusaha rejim Soeharto mengatakan, "PDI Perjuangan jelas tidak
setuju dengan Rachman Tolleng. Karena dikhawatirkan pengangkatannya
akan menjadi preseden buruk dalam jabatan strategis. Yaitu,
memposisikan orang, hanya berdasarkan selera seorang presiden,"
tandas sumber tersebut.

Rachman Tolleng, yang disebut sangat dekat dengan Sekretaris Kabinet
Marsillam Simanjuntak, disebut sebagai ahli di bidang
'sabot-mensabot'. Rachman,seorang mantan tokoh Gerakan Mahasiswa
Sosialis, memang sering mensabot rencana pemerintahan yang totaliter.
"Itu sudah terbukti, ketika Rahman Tolleng, aktif menentang Soekarno
hingga Soeharto jelas seorang penentang Rachman Tolleng. Namun hingga
saat ini, Gus Dur yang acapkali ragu-ragu masih mempertimbangkan
pengangkatannya. Menurut pers elektronik, Rachman adalah ahli
pergerakan bawah tanah. Tetapi Gus Dur ingin agar ia magang terlebih
dahulu sebagai Waka Bakin sebelum "membabat" para pendukung Soeharto
di partai-partai serta di pemerintahan, yang dulu setiap lima tahun
selalu memilih Soeharto sebagai Presiden.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke