--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Senin 19 Februari 2001 15:20 UTC ** TUTUT DICEKAL KEJAKSAAN AGUNG ** PRESIDEN JERMAN TIBA DI INDONESIA ** NEGARA BERKEMBANG BAKAL LEBIH MENDERITA KALAU SUHU BUMI NAIK ** TOPIK GEMA WARTA: PEMBUNUHAN WARTAWAN MEDAN BUKTIKAN BELUM ADA PERUBAHAN MENYUSUL KESEPAKATAN RI-GAM AKHIR PEKAN LALU ** TOPIK GEMA WARTA: MALUKU KEMBALI RAMAI, KINI MENDAPAT SOROTAN INTERNASIONAL * TUTUT DICEKAL KEJAKSAAN AGUNG Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dicekal Kejaksaan Agung. Putri Sulung Soeharto ini menjadi tersangka dalam kasus KKN Pertamina. Dengan demikian berakhillah kekebalan keluarga Cendana. Setelah hari Jumat yang lalu ditetapkan sebagai tersangka, kini Mbak Tutut dicegah bepergian ke luar negeri oleh Kejagung atas nama Jam-Intel dan ditanda tangani Direktur Sosial Politik Holoan Batubara. Pencegahan tersebut berlaku 1 tahun, terhitung sejak 17/2 2001. Demikian diungkapkan Kapuspenkum Kejagung Muldjohardjo dalam jumpa pers di Kejagung, Jakarta, Senin, seperti diberitakan Koridor. Mbak Tutut sebagai komisaris utama Triharsa Bimanusa Tunggal diduga telah melakukan tindak pidana korupsi pada proyek pemasangan pipanisasi angkutan BBM di pulau Jawa. Kejaksaan Agung juga melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap tersangka Erry Putra Oudang yang diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam pembangunan kilang minyak Pertamina EXOR-1 Balongan. Pencegahan tersebut berlaku 1 tahun terhitung mulai 24 November 2000. * PRESIDEN JERMAN TIBA DI INDONESIA Presiden Jerman Johannes Rau dan istrinya Christina tiba di Indonesia dalam rangka kunjungan empat hari. Pesawat khusus presiden Jerman ini tiba jam 15:30 WIB di bandara Halim Perdanakusuma Senin disambut oleh presiden Abdurrahman Wahid dan beberapa menteri. Selama kunjungannya Presiden Rau tentu saja akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden RI. Selain itu ia juga akan bertemu dengan Wapres Megawati. Selasa besok Rau dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR Akbar Tandjung dan Ketua MPR Amien Rais serta menghadiri dialog antar agama di kantor kepresidenan. Selain itu Rau akan berkunjung ke Yogyakarta dan Sumatra Utara antara lain untuk bertemu dengan para pemimpin agama di sana. * NEGARA BERKEMBANG BAKAL LEBIH MENDERITA KALAU SUHU BUMI NAIK Perubahan iklim akan menambah kesenjangan antara negara-negara berkembang dengan negara-negara industri. Dalam sebuah laporan mengenai kenaikan suhu bumi, PBB menyatakan bahwa negara-negara berkembang bakal lebih banyak mengalami kesulitan ketimbang negara-negara maju kalau suhu naik. Penyebabnya terutama adalah karena ekonomi negara-negara berkembang tergantung pada sektor-sektor yang peka terhadap perubahan iklim, seperti pertanian dan perikanan. Kenaikan suhu bisa menyebabkan kegersangan tanah dan cepatnya tersebar penyakit seperti malaria dan kolera di negara-negara berkembang. Juga diramalkan bakal banyak kerusakan akibat tanah longsor, banjir dan suhu terlalu panas. Negara-negara maju setidaknya mampu mengambil tindakan untuk mengatasi kesulitan ini, sementara negara-negara berkembang tidak memiliki dana untuk itu. Oleh karena itu Panel Perubahan Iklim PBB mengimbau agar segera diambil tindakan-tindakan untuk menghadapi dampak kenaikan suhu tersebut. * FILIPINA DILANDA TANAH LONGSOR Akibat tanah longsor di Filipina dipastikan 17 orang meninggal dunia. Puluhan warga dikabarkan terluka. Tanah longsor terjadi setelah hujan lebat turun berlarut-larut. Ribuan warga di provinsi Leyte mengungsi karena adanya ancaman banjir. Di pulau Mindanao, Filipina Selatan, 29 kota dan desa dilanda banjir. Hujan lebat ini terjadi akibat depresi tropis yang saat ini sedang menuju Timur Laut. * ANGGOTA JUNTA MILITER MYANMAR TEWAS Salah seorang pemimpin militer Myanmar meninggal dunia, akibat kecelakaan helikopter di Barat Daya negeri itu. Jendral Tin Oo pernah menjadi panglima tentara Myanmar dan dianggap sebagai orang keempat dalam junta militer. Di helikopter tersebut juga terdapat dua menteri dan dua belas orang pejabat tinggi lainnya. Helikopter militer tersebut konon mendarat darurat di air. Sejumlah penumpang lainnya konon selamat. Otoritas Myanmar belum mengkonfirmasikan kecelakaan tersebut. * AKSI PENDUDUKAN PABRIK DAEWOO BERAKHIR Polisi anti huru hara Korea Selatan berhasil mengakhiri aksi pendudukan pabrik otomotiv Daewoo di Inchon. Ribuan polisi menyerbu pabrik tersebut, tempat ratusan karyawan mengadakan aksi protes menentang pemecatan mereka sejak Sabtu lalu. Minggu lalu direksi pabrik mobil yang sudah dinyatakan bangkrut itu menyatakan akan memecat 1750 orang karyawan. Baku hantam pun terjadi ketika lapangan di depan pabrik mau dikosongkan. Puluhan orang ditangkap. * PEMBUNUHAN WARTAWAN MEDAN BUKTIKAN BELUM ADA PERUBAHAN MENYUSUL KESEPAKATAN RI-GAM AKHIR PEKAN LALU Wakil-wakil Pemerintah RI dan Gerakan Atjeh Merdeka GAM menyetujui peraturan keamanan dan konsultasi demokratis untuk mencari jalan keluar damai bagi konflik di Aceh. Demikian hasil perundingan di Swis akhir pekan lalu, yang sekaligus menggantikan persetujuan jeda kemanusiaan yang berakhir 15 Februari lalu. Peraturan keamanan terbaru bertujuan mengurangi aksi kekerasan dan kejahatan kemanusiaan di Aceh, dan hal ini akan ditinjau secara berkala. Kedua pihak juga setuju untuk menyelenggarakan rangkaian persiapan dan konsultasi tidak resmi, sebagai bagian proses konsultasi demokratis di Aceh. Tetapi Minggu kemarin seorang wartawan mingguan Medan, Rusli Radja ditemukan tewas di Aceh Timur. Menurut Ruf Riyadi, Ketua Lembaga Bantuan Hukum LBH Banda Aceh, pembunuhan ini merupakan upaya untuk menutup arus informasi mengenai kejahatan kemanusiaan di Aceh. Selain itu pembunuhan ini juga membuktikan tidak adanya pelaksanaan hasil persetujuan di lapangan. Ia menilai hingga sekarang tidak ada perubahan penting menyusul kesepakatan yang dicapai akhir pekan lalu di Swiss. Lebih lanjut berikut direkut LBH Banda Aceh, Rud Riyadi: Ruf Riadi (RR): Selama ini sudah hampir tiga orang wartawan terbunuh. Yang pertama adalah seorang wartawan harian Medan. Kemudian juga ada seorang mantan wartawan di Aceh Selatan dan satu orang lagi kemarin. Tapi saya melihat bahwa kebanyakan mungkin tewas karena pemberitaan-pemberitaan yang disampaikannya atau mungkin juga ini upaya untuk menutup arus informasi tentang ada suatu kejahatan kemanusiaan di Aceh. Saya lebih melihat bahwa motif itu sengaja merupakan upaya untuk pembungkaman terhadap informasi atau berita-berita tentang kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Aceh agar ini tidak diketahui oleh masyarakat nasional maupun internasional. Radio Nederland (RN): Apa manfaatnya kalau misalnya tidak ada lagi berita yang keluar dari Aceh? RR: Manfaatnya mungkin bagi pihak-pihak seperti negara misalnya atau militernya, kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Aceh tidak diketahui oleh masyarakat internasional. Jadi, kasus-kasus Aceh semakin terkubur. Atau kasus-kasus kekerasan atau kejatahan kemanusiaan Aceh semakin terkubur. Sehingga masyarakat internasional tidak mengetahui ada pelanggaran HAM berat. Karena selama ini bahwa yang memberitakan itu dilakukan lebih banyak oleh kawan-kawan wartawan, rekan-rekan jurnalis lewat pemberitaan-pemberitaan, baik di media elektronik maupun surat kabar lain. RN: Karena jaman semakin maju orang mempunyai bermacam cara untuk memberitakan sesuatu. RR: Memang berbagai macam cara orang ingin tahu, karena jaman semakin canggih. Orang kan bisa tahu lewat internet dan sebagainya. Tapi saya melihat bahwa tataran lokal Aceh pemberitaan-pemberitaan melalui media televisi, koran dan lain-lain sebagainya tidak menyampaikan berita yang sebenarnya. Saya melihat ada upaya agar berita-berita tersebut dihambat khususnya oleh militer atau negara agar tidak diketahui oleh masyarakat luas. RN: Siapa yang diduga melakukan pembunuhan ini, pak? RR: Sampai hari ini saya belum bisa menyampaikan fakta-fakta. Karena sampai hari ini belum ada informasi jelas siapa yang membunuh. Karena dari beberapa kasus yang terjadi yang menimpa tiga orang wartawan ini tidak satu pun yang bisa diketahui siapa pembunuhnya. RN: Lalu salah satu wartawan yang terbunuh, Rusli Radja, dikatakan adalah ketua dari LSM yang dinamakan Gajah Gunung Selawah. Apa fungsi dan pengaruh dari LSM ini, pak? RR: Banyak sekarang LSM-LSM yang sangat kritis berbicara tentang kekerasan di Aceh. Saya menduga mungkin ada statement atau pernyataan-pernyataan dari saudara Rusli ini yang menyinggung atau mungkin juga membeberkan tentang kekerasan, kejahatan yang dilakukan oleh militer di Aceh. Karena untuk sektor Aceh Timur saya melihat bahwa tingkat kekerasan semakin tinggi. Karena bukti dari Aceh Timur itu, tidak hanya wartawan, ada anggota DPR yang juga tewas terbunuh. Sampai hari ini tidak terbukti, karena sangat susah mengidentifikasi siapa pelaku sebenarnya dalam kondisi yang sangat kacau begini. RN: Apa dampaknya pembunuhan ini bagi persetujuan yang baru saja dua hari lalu disepakati? RR: Ini menjadi sangat ironi. Saya melihat bahwa ketika ada kesepakatan disepakati, baik di Jenewa maupun di Kuala Tripa di Banda Aceh. Saya melihat bahwa aplikasi di lapangan tidak ada perubahan sama sekali. Saya melihat bahwa TNI dan Porli masih juga melakukan sweeping, masih juga melakukan penangkapan dan masih juga melakukan pembunuhan dan sebagainya. Saya melihat bahwa ternyata tidak ada perubahan yang signikfikan terhadap penandatanganan yang dilakukan oleh kedua komandan-komandan ini. Tidak ada jaminan keamanan, saya melihat. Dan kedua saya melihat bahwa tidak ada pengawas terhadap ini. Artinya pengawas yang memberikan sanksi terhadap kasus-kasus seperti penembakan terhadap wartawan. Masih sangat susah untuk mengaplikasikan persetujuan itu di tingkat lapangan. * MALUKU KEMBALI RAMAI, KINI MENDAPAT SOROTAN INTERNASIONAL Masalah Maluku dan Maluku Utara kembali disorot pers nasional. Panglima TNI kemarin menyatakan TNI telah mengirim tim penyelidik ke Ambon untuk menyelidiki apakah benar Yongab telah melakukan langkah-langkah indisipliner di sana. Sedangkan di Ternate pemuda berdemo dengan harapan segera dibentuk Pansus Maluku Utara. Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta: Ratusan massa pemuda kembali menggelar aksi demonstrasi, meminta DPRD Maluku Utara yang baru terbentuk segera membentuk Panitia Khusus untuk menyelesaikan berbagai kasus kerusuhan di daerah itu. Mereka kemarin bergerak ke kantor Gubernur tempat bersidangnya DPRD setempat. Para pemuda itu menggelar spanduk yang intinya meminta darurat sipil dicabut. Para demonstran juga mendesak supaya pemerintah serius menangani berbagai kasus di Maluku Utara. Pemberlakuan Darurat Sipil bagi para pemuda merupakan sebuah perampasan hak-hak rakyat oleh pelaksana Darurat Sipil. Mereka mendesak agar DPRD Maluku Utara membentuk Pansus dan segera meminta pertanggungjawaban Muhyi Effendie sebagai Pejabat Gubernur Maluku Utara dan Penguasa Darurat Sipil atas tragedi kemanusiaan di Kecamatan Loloda, Kecamatan Jailolo, dll. Di Jakarta pada hari yang sama Pangdam Pattimura Mayjen I Made Yasa menolak usulan beberapa ormas Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia, untuk menarik Yongab atau Pasukan Batalyon Gabungan TNI dari Maluku. Dia tetap yakin keberadaan Yongab efektif untuk meredam konflik di Maluku. Penegasan tersebut dikemukakannya dalam acara dengar pendapat dengan Komisi I DPR, kemarin. Dia menambahkan tragedi Batu Merah, sebuah desa di Ambon, pada 19-22 Januari lalu bukanlah disebabkan oleh ulah Yongab, melainkan dilakukan oleh "orang-orang yang tidak jelas identitasnya." Tindakan yang menewaskan warga sipil Maluku itu, katanya, tidak bisa dibiarkan karena bisa membuat kondisi tidak aman. Dalam peristiwa itu, pasukannya telah menjalankan tugas sesuai prosedur. Keterangan I Made Yasa ini bertentangan dengan keterangan Dapuspom TNI Mayjen Djasril Marin. Dia menilai peristiwa Batu Merah meletus lantaran tidak ada kepatuhan komando, sehingga menelan korban dari pihak sipil. Danpuspom TNI Mayjen Djasri Marin mengakui ada oknum TNI yang terlibat dalam peristiwa Batu Merah di Ambon. Akibatnya, sejumlah korban sipil pun berjatuhan. Dugaan keberpihakan Yongab yang terdiri dari Marinir dan Kopassus itu terhadap mereka yang bertikai di Ambon, muncul setelah terjadi insiden di Hotel Wijaya II. Penggerebekan Hotel Wijaya II, tanggal, 22 Januari 2001, itu karena tempat itu diduga dijadikan sarang para provokator. Sebab, dari kawasan hotel ini, sering terjadi penembakan misterius. Ketika terjadi penggerebekan, pasukan dari Yongab langsung menembaki orang-orang yang ada maupun yang lewat kawasan itu. Yongab lalu menangkap dan memukuli beberapa perwira TNI maupun polisi di sana. Seorang petugas LSM internasional yang berada di sana ketika itu melihat bagaimana tentara menembaki orangNULLorang dari kedua belah pihak. Masalah Ambon pun kini sudah menjadi perhatian Amerika Serikat. Senat Amerika serikat sejak tanggal 13 Februari yang lalu, telah melakukan dengar pendapat berkali-kali untuk menganalisas situasi dan menyusun kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Indonesia. Ada senator-senator dari partai republik yang ingin mendesak pemerintah Amerika serikat agar mengirim tim peninjau militer ke Maluku. Karena mereka berpendapat bahwa militerlah yang sesungguhnya mengadu domba umat beragama di Maluku. Tentara yang beragama Islam mendukung pihak muslim yang bertikai, sementara tentara yang beragama Kristen memberikan bantuan yang sama untuk pihak Kristen. Di kalangan senat ada dugaan kuat bahwa dukungan dari pihak tentara terhadap konflik antara agama itu, dikoordinir oleh sejumlah jenderal purnawirawan di Jakarta. Dengar pendapat ini diselengarakan oleh Komisi Pemerintah Federal Amerika serikat, yaitu Komisi Tentang Kemerdekaan Beragama Internasional. Komisi ini bertugas mengamati pelaksanaan kebebasan beragama di luar Amerika Serikat. Selain Senat dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell, Presiden Amerika George W. Bush sendiri akan menggunakan masukan dari komisi tersebut. Maka dapat diperkirakan dengan meningkatnya perhatian Amerika terhadap konflik antar agama di Maluku maka perhatian internasional terhadap masalah ini akan meningkat dengan cepat. Keterlibatan tentara di Maluku tentu akan disangkutpautkan dengan kebijakan represi militer di Timor Timur dahulu. Jelas bahwa hal ini akan merugikan bagi jenderal-jenderal yang sudah di ambang pintu pengadilan internasional. Menyoroti kejadian demi kejadian yang marak akhir-akhir ini di Indonesia, sejumlah pakar mengatakan bahwa persitiwa kekerasan dalam skala nasional yang terjadi pada bulan Mei, merupakan awal dari sejumlah tragedi berdarah di Indonesia melibatkan campur tangan pihak militer. Demi menghindari tuntutan dari pihak internasional, banyak pihak yang khawatir, tengah mengupayakan agar para aktor politik di Indonesia menolak intervensi asing untuk mengatasi konflik berdarah di Maluku. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------