---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 22 Februari 2001 15:10 UTC



** ABN AMRO HAPUS SEKITAR 6000 LAPANGAN KERJA

** 28 MAYAT ASAL MADURA DITEMUKAN DI SAMPIT

** INDIA SECARA SEPIHAK PERPANJANG GENCATAN SENJATA DI KASHMIR

** TOPIK GEMA WARTA: SAMPIT MENCEKAM, APARAT KEAMANAN DIHARAPKAN
PULIHKAN KEADAAN DALAM BEBERAPA HARI MENDATANG



* ABN AMRO HAPUS SEKITAR 6000 LAPANGAN KERJA

Bank terbesar Belanda ABN AMRO dalam beberapa tahun mendatang akan
menghapus enam ribu lapangan kerja di Belanda. Jumlah ini lebih
banyak 3500 lapangan kerja dari jumlah yang diumumkan sebelumnya.
Penghapusan lapangan kerja tersebut merupakan akibat dari
reorganisasi radikal bank cabang ABN AMRO. Untuk saat ini, sekitar 29
ribu karyawan masih dipekerjakan.
Cabang-cabang yang ada dijadikan kantor konsultasi dan unit pelayanan
untuk kebutuhan pelanggan pebisnis skala besar.
Mulai 2004, reorganisasi itu akan menghemat hampir 400 juta dolar.
ABN-AMRO akhir tahun lalu memperoleh keuntungan bersih sekitar tiga
juta dolar atau sekitar 20 persen.


* 28 MAYAT ASAL MADURA DITEMUKAN DI SAMPIT

Polisi Kalimantan menemukan 28 mayat dari suku Madura akibat konflik
etnis di pulau itu. Dengan demikian, jumlah korban akibat bentrok
etnis beberapa pekan terakhir mencapai sekurangnya 75 orang.
Banyak korban terjadi Rabu kemarin di kota Sampit dalam suatu
bentrokan antara imigran asal Madura dengan penduduk asli Daya.
Suku Daya, suku pemburu kepala manusia, membawa korban-korban mayat
itu sepanjang jalan.
Sekitar 15 ribu warga Madura sudah meninggalkan Sampit. Polisi dan
tentara membantu menjaga keamanan para pengungsi.
Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan orang tewas akibat konflik
etnis di kalimantan.


* INDIA SECARA SEPIHAK PERPANJANG GENCATAN SENJATA DI KASHMIR

Pemerintah India secara sepihak memperpanjang gencatan senjata di
negara bagian Kashmir selama tiga bulan mendatang.
Bagaimana pun, PM Atal Behari Vajpayee mengingatkan parlemen India
bahwa tentara India harus mengambil tindakan tegas melawan organisasi
atau orang yang kecewa dengan proses perdamaian.
Pakistan tidak menerima langkah India itu dan menilainya sebagai
tindakan propaganda. Sementara itu separatis militan di Kashmir
mengatakan gencatan senjata tidak ada manfaatnya kalau tentara India
terus melakukan serangan dan penembakan di Pakistan.
Selama beberapa dekade, India dan Pakistan terlibat bentrok mengenai
Kashmir.


* KAPOLRI BENTUK TIM KHUSUS KASUS SAMPIT

Kapolri Jenderal Pol S Bimantoro membentuk tim khusus untuk melakukan
investigasi terjadinya kasus kerusuhan di Sampit, Kalimantan Tengah.
Selain itu, tim itupun akan menginvestigasi adanya desakan dari
masyarakat agar mengganti Kapolda Kalteng Brigjen Pol Bambang
Pranoto.  Hal ini disampaikan Kapuspen Mabes Polri Brigjen Pol Didi
Widayadi, Kamis, di Jakarta. Setelah sebelumnya Kapolri bertemu
dengan Presidium Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak Kaltim. Dalam
pertemuan tersebut, pihak Presidium yang dipimpin Prof H KMA Usop MA
mengajukan enam butir tuntutan kepada pihak Mabes Polri. Isi tuntutan
tersebut antara lain agar Kapolri mengganti Kapolda Kalteng yang
mereka nilai berpihak dan pilih kasih terhadap salah satu etnis yang
bertikai di Kalteng. Mereka minta masyarakat Dayak yang ditahan di
Polda Kalteng dibebaskan. Selain itu juga meminta masyarakat Madura
yang tidak bisa menyesuaikan diri secara sukarela meninggalkan
Kalteng.


* TURKI BERLAKUKAN SISTEM MENGAMBANG

Turki mengumumkan akan mencabut patokan nilai kurs mata uang lira dan
memberlakukan sistem mengambang.
Pemerintah Turki mengharapkan bahwa kriteria itu dapat segera
mengakhiri krisis ekonomi yang melanda negeri itu dalam beberapa hari
terakhir.
Sistem patokan nilai kurs diberlakukan tahun 1999 sebagai bagian dari
program Dana Moneter Internasional untuk memerangi inflasi di negara
itu.
Keputusan yang memberlakukan sistem mengambang mengundang berbagai
reaksi kontroversial dan diperkirakan bakal mengakibatkan krisis
keuangan lebih parah.


* PEMIMPIN OPOSISI ISLAM SUDAN DITANGKAP

Di Sudan, pemimpin oposisi Islam Hassan al-Turabi ditangkap sesudah
partainya menandatangani kesepakatan dengan Tentara Pembebasan Rakyat
Sudan, SPLA.
Pemerintah pimpinan Presiden Omar al-Bashir menilai kesepakatan itu
tidak sah dan mengancam keamanan negara.
Keputusan Turabi bekerjasama dengan tentara Sudan, yang berjuang
untuk otonomi lebih luas bagi kawasan selatan Sudan, merupakan suatu
kejutan.
Pemimpin oposisi islam itu adalah anggota koalisi Presiden Bashir
selama sepuluh tahun dan bermain peranan penting selama perang
melawan pemberontak.
Tahun 1999, dia berbalik menentang Presiden Bashir dan mengumumkan
akan melancarkan kampanye bagi kemerdekaan dan demokrasi di Sudan.


* AMERIKA MINTA PENJELASAN CINTA ATAS DUGAAN TEKNISI CINA BANTU
PEMBANGUNAN SISTEM RADAR IRAK

Amerika Serikat menuntut penjelasan China mengenai adanya laporan
bahwa ilmuwan China telah membantu Irak membangun sistem pertahanan
udaranya.
Seorang pejabat Pentagon menegaskan bahwa beberapa teknisi Cina
membantu membangun jaringan sistem radar pemantau bawah tanah di
Baghdad.
Serangan udara Amerika dan Inggris pekan lalu di pinggiran kota
Baghdad dimaksudkan untuk merusak jaringan sistem pertahanan ini.
Baik China maupun Irak membantah adanya teknisi China yang membantu
pembangunan sistem radar tersebut.


* KOLUMBIA DILANDA PERANG KONFLIK ANTARA DUA KELOMPOK EKSTRIM

Di Kolumbia, sekurangnya 39 orang tewas akibat pertempuran antara
gerilyawan sayap kiri, FARC dengan pasukan ekstrim sayap kanan.
Banyak dari gerilyawan FARC yang jatuh korban. Pemerintah Kolumbia
mengatakan pertempuran itu semakin sengit dalam tujuh bulan terakhir.
Pertempuran itu merebak lagi setelah perundingan mulai dilangsungkan
antara pemerintah dan gerilyawan FARC. Kedua belah pihak berusaha
berunding mengenai kemungkinan gencatan senjata. Kolumbia dilanda
perang saudara selama 37 tahun.


* SAMPIT MENCEKAM, APARAT KEAMANAN DIHARAPKAN PULIHKAN KEADAAN DALAM
BEBERAPA HARI MENDATANG

Situasi di Kota Sampit, ibukota Kabupaten Kotim, Kalimantan Barat
diberitakan tetap mencekam. Pemda dan aparat keamanan terus berusaha
memulihkan keadaan dalam beberapa hari mendatang. Tugas pertama
adalah menyelamatkan ribuan pengungsi yang akan dievakuasi ke Pulau
Jawa. Ikuti keterangan Salafudin Noor, wartawan Kalteng Pos kepada
Radio Nederland:

Salafudin Noor [SN]: Karena kondisinya begini, Sampit itu sudah mulai
mencekam pada saat saya tinggalkan pada Selasa malam itu. Saya
mengungsi untuk menyelamatkan keluarga, karena kebetulan anak istri
saya ada di Sampit, situasinya saya nilai sudah tidak kondusif lagi.
Radio Nederland [RN]: Kondisi Sampit waktu Bapak tinggalkan seperti
apa?
SN: Oh ya, kondisi Sampit saat saya tinggalkan itu, mulai terjadi
bentrokan fisik antara warga pendatang etnis tertentu dengan warga
lokal. Pada saat saya tinggalkan, terjadi aksi balasan dari warga
lokal yang satu hari sebelumnya, mereka diserang warga pendatang dari
etnis tertentu.
RN: Bapak tidak tahu apa penyebab kerusuhan etnis kali ini?
SN: Pada malam minggu ya, tgl 18 April itu terjadi penyerangan oleh
sekelompok masyarakat yang dalam dugaan sementara adalah warga lokal
terhadap warga pendatang dari etnis tertentu dan bentrokan ini antara
warga pendatang dan warga lokal sudah sering terjadi. Kemudian aksi
penyerangan warga lokal terhadap warga pendatang, pagi harinya
dibalas oleh etnis pendatang dengan melakukan pembakaran rumah dan
penahanan warga lokal. Nah terhadap aksi ini, kemudian dibalas pada
keesokan harinya, hari Senin, dan seterusnya sampai saat sekarang.

RN: Apa upaya Pemda setempat atau polisi?
SN: Ini sekarang upaya Pemda setempat ya mengevakuasi warga setempat
terutama etnis tertentu, yang sedang diburu oleh warga lokal ini,
serta warga pendatang dari etnis lain yang takut terimbas oleh
kerusuhan ini. Mereka ditaruh di sejumlah penampungan, kemudian
setelah itu beberapa  warga lokal yang ingin mengungsi ke daerah lain
termasuk saya, sudah dilakukan evakuasi dengan angkutan darat yang
dikawal ketat oleh aparat keamanan. Sementara usaha aparat keamanan
di lokasi adalah terus mengupayakan agar situasi dan kondisi yang
terjadi di Sampit bisa teratasi kembali. Salah satunya terus menerus
ditambah personil bantuan dari beberapa daerah lain. Jadi saat ini
kondisinya yang paling parah adalah pasokan sembako yang mulai
terhenti karena setelah pecahnya kerusuhan Senin lalu itu, otomatis
perdagangan semakin menurun dan pasar tradisional itu menurun. Tapi
saya yakin Pemda terus melakukan upaya. Tadi saya ada sempat
melakukan kontak ke Sampit, katanya, sudah ada bantuan sembako.

RN: Lalu bagaimana dengan cerita di koran bahwa ada mayat tidak
berkepala, dan yang diambil jantungnya, apa itu benar?
SN: Memang informasi yang saya peroleh dari aparat keamanan yang
bertugas di lapangan, memang ada hal-hal seperti. Cuma kalau saya
mengomentari sementara ini, saya mengatakan bahwa saya belum melihat
secara langsung. Tapi memang isu atau pemberitaan seperti itu ada
katanya.
RN: Lalu bagaimana situasi di Palangkaraya sendiri?
SN: Ya kalau di Palangkaraya sendiri, situasinya cukup kondusif, jadi
tidak terjadi apa-apa. Makanya, kota Palangkaraya salah satu tujuan
para pengungsi ini untuk melakukan evakuasi di sini, terutama warga
lokal yang tidak ingin untuk sementara ini bertahan di kota Sampit.
Tapi saya yakin, kondisi ini akan kembali normal, mungkin dalam satu
dua hari ini, setelah aparat keamanan terus ditambah, bisa mengatasi
kondisi keamanan di Sampit.

Demikian wawancara dengan Salafudin Noor, wartawan Kalteng Pos.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke