---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 28 Februari 2001 15:50 UTC



** LIMA PERUSUH TERTEMBAK DI KALIMANTAN

** CINA RATIFIKASI KONVENSI HAM PBB

** PAKISTAN PRIHATINKAN KENAIKAN ANGGARAN PERTAHANAN INDIA

** TOPIK GEMA WARTA: PARA CENDEKIA MULAI MENCARI PENJELASAN DAN
PENYELESAIAN KERUSUAN SAMPIT

** TOPIK GEMA WARTA: KESAKSIAN PRABOWO TIDAK KUAK MISTERI KASUS
TRISAKTI



* LIMA PERUSUH TERTEMBAK DI KALIMANTAN

Polisi RI  menembak lima orang perusuh di Kalimantan. Salah satu di
antaranya meninggal dunia. Mereka terlibat dalam kerusuhan di Sampit
dan Palangkaraya. Insiden ini terjadi setelah ada pengumuman bahwa
petugas keamanan boleh menembak perusuh tanpa peringatan terlebih
dahulu. Sementara itu jumlah korban jiwa akibat konlfik antara
penduduk asli Kalimantan Dayak dan kelompok pendatang dari Madura
meningkat sampai hampir empat ratus orang.


* CINA RATIFIKASI KONVENSI HAM PBB

Hari ini Cina meratikfikasi Konvensi Hak Asasi Manusia PBB. Konvensi
ini berkaitan dengan masalah pekerjaan,  kemakmuran dan
masalah-masalah sosial lainnya. Selama ini organisasi-organisasi HAM
mendesak Cina untuk meratifikasi secara untuh konvensi PBB tersebut.
Namun Beijing merasa tidak wajib mematuhi sebuah fasal tentang
kebebasan serikat buruh. Komisaris Tinggi HAM PBB, Mary Robinson,
kecewa atas syarat Beijing tersebut.  Minggu ini Mary Robinson berada
di Cina untuk menyiapkan ratifikasi tersebut. Selama kunjungannya dia
mendesak agar Cina menutup apa yang disebut kamp-kamp pendidikan di
negeri itu, karena ini bertentangan dengan HAM. Selain itu Cina juga
bakal dikecam sehubungan dengan kebijakan HAM dan tindakan kerasnya
terhadap gerakan agama Falun Gong.


* PAKISTAN PRIHATINKAN KENAIKAN ANGGARAN PERTAHANAN INDIA

Pemerintah Pakistan prihatin akan rencana India menaikkan anggaran
pertahanan. India ingin memperluas program nuklir dan
memodernisasikan arsenal senjata. India dan Pakistan sejak 1947 sudah
 berkali-kali berperang. Empat minggu lalu pemerintah Pakistan malah
pernah mengimbau untuk mengakhiri konflik. Minggu lalu India
memperpanjang gencatan senjata sepihak. Pakistan khawatir
keseimbangan kekuatan di kawasan akan terganggu. India menaikkan
anggaran pertahanan sebanyak 13 persen. Tahun lalu India juga telah
menaiikan anggaran pertahanan sebanyak 28 persen.


* RWANDA MULAI MENARIK TENTARA DARI CONGO

Setelah Uganda, kini Rwanda mengawali penarikan mundur
berangsur-angsur satuan-satuan tetaranya dari Republik Demokratik
Congo. Mereka adalah  sekitar tiga ribu tentara yang ditugaskan di
kota Pweto yang berperang membela pemberontak. Penarikan pasukan ini
merupakan tindak lanjut dari keputusan antara pihak-pihak yang
berseteru minggu lalu. Dalam pertemuan  itu diputuskan, ke-50 ribu
tentara luar harus ditarik dan setelah itu pasukan PBB akan
ditempatkan untuk mengawasi pelaksanaan persetujuan damai.


* BUSH JELASKAN ANGGARAN BELANJA KEPADA KONGRES

Dalam pidato pertamanya di depan Kongres presiden AS George W Bush
menjelaskan anggaran pemerintahannya. Bush mengimbau pengurangan
pajak senilai 1600 miliar dolar untuk sepuluh tahun mendatang.
Selain itu Bush berharap dapat mengurangi anggaran sebanyak seribu
miliar dolar. Bush juga mengumumkan tambahan anggaran untuk
pendidikan dan sektor kesehatan. Untuk ini semua Bush memerlukan
dukungan Kongres yang sangat berpecah belah. Masalah yang paling
kontroversial adalah soal pengurangan pajak. Kaum Demokrat menuduh
presiden Bush ingin menguntungkan orang kaya.


* PEMERINTAH BELANDA DINILAI TIDAK BECUS MENANGANI BENCANA DI
ENSCHEDE

Kinerja pemerintah pusat Belanda dan pemerintah kotapraja kota
Eschede dinilai buruk dalam menangani  bencana kebakaran di kota
tersebut. Demikian kesimpulan laporan komisi independen yang
menyelidiki cara penanganan bencana besar yang menewaskan 22 orang
Mei lalu tersebut. Kebakaran itu bermula di gudang perusahaan mercon
SE Fireworks dan  dalam waktu sangat singkat berubah menjadi
kebakaran besar yang memusnahkan sebuah kawasan hunian.  Menurut
komisi tadi, pelbagai badan pemerintah ternyata kurang mengindahkan
keselamatan penduduk. Misalnya departemen pertahanan tahu bahwa
klasifikasi mercon tidak beres, namun tidak memberi tahu pemerintah
kotapraja Enschede. Pemerintah kota Enschede sendiri dinilai sangat
lalai mengawasi perusahaan kembang api SE Fireworks tadi. Komisi
Oosting ini juga menyimpulkan bahwa bobot kembang api dan mercon yang
disimpan di gudang SE Fireworks itu ternyata lebih berat dari yang
diizinkan.


* PARA CENDEKIA MULAI MENCARI PENJELASAN DAN PENYELESAIAN KERUSUAN
SAMPIT

Intro: Rumah-rumah hancur, mayat tanpa kepala berserakan. Jakarta
hanya punya satu resep: kirim pasukan tambahan!  Walaupun keadaan di
wilayah-wilayah konflik di Kalimantan Tengah sekarang membaik, patut
dipertanyakan, apakah itu berkat resep lamanya Jakarta? Dan bagaimana
menjaga ketenteraman di sana? Tokoh masyarakat Dayak prof K. N. Usop
mengatakan jalan paling baik adalah, orang-orang Madura meninggalkan
Kalimantan Tengah! Kami ajukan pertanyaan itu pada Jiji Kusni yang
mengajar di Universitas Kristen Palangkaraya dan direktur eksekutif
Yayasan Dayak Panarung.

Jiji Kusni (JK): Sebenarnya tidak usah didatangkan pun pasukan
tambahan, itu dengan pasukan yang ada, dengan  brimob dan polisi yang
ada di sana sesungguhnya cukup. Tetapi didatangkan tambahan pasukan
itu bisa berarti bisa tidak. Bagi saya prinsipnya alat negara, baik
polisi ataupun tentara, brimob itu datang, baik dengan syarat begini:
Mereka datang betul-betul sebagai alat negara Republik. Jadi tentara
dan polisi republikein. Itu yang paling penting. Artinya apa?
Menjunjung nilai-nilai republikein, mebela nilai-nilai republikein.
Jadi, tidak memihak siapa pun. Yang mereka pihaki adalah Republik.
Ini yang tidak dilakukan, maka terjadi konflik itu berkembang sampai
sekarang.

Radio Nederland (RN): Mereka tidak menjunjung nilai repbulikein.
Mereka menjunjung apa?

JK: Nah, mungkin nilai-nilai duit, atau nilai-nilai kepentingan yang
lain, yang bukan bersifat republikein. Karena itu ada ungkapan
misalnya di kalangan masyarakat Dayak, bahwa polisi itu adalah polisi
sapi. Apa maksudnya? Orang Dayak meminta sebenarnya dalam peristiwa
Kerengpangi agar pembunuh itu ditangkap dan diadili. Tetapi berapa
kali peristiwa sejak 1982 tidak pernah itu ditangkap dan diadili.
Kenapa? Nah, di sini persoalnnya. Sedangkan kalau orang Dayak
melakukan ini gampang saja ditangkap. Tapi kalau yang pihak lain,
kenapa enak saja bebas dan tidak pernah ditangkap. Inilah yang
menimbulkan rasa ketidak adilan. Dan dilihat oleh masyarakat Dayak
sebagai suatu keberpihakan terhadap pihak tertentu. Apakah ini
disebabkan karena ada sogokan? Bermula dari harga dan kemudian
diberikan sebagian kepada para penegak hukum, penegak keamanan,
sehingga mereka tidak berbuat apa-apa.

RN: Jadi kalau anda katakan bahwa kehadiran begitu banyak pasukan
tidak menolong dan sebetulnya apa gunanya aparat keamanan yang tidak
tahu nilai-nilai republikein dan tidak menjunjung nilai-nilai itu,
tidak ada manfaatnya. Lalu bagaimana menyelesaikannya? Masalah ini
kan masalah besar, yang harus diselesaikan. Saya membaca prof. Usop,
seorang tokoh masyarakat Dayak, mengatakan bahwa sebaiknya
orang-orang Madura keluar saja dari Kalimantan. Itu adalah
penyelesaian yang paling baik. Apakah benar itu?

JK: Kalau begitu benar. Saya ngikuti juga percakapan tadi malam, yang
antara lain dihadiri oleh wakil gubernur dan juga ada  Usop dan
tokoh-tokoh lain. Mengenai pernyataan Usop tadi malam. Maaf ya kepada
mr Usop. Saya menyangga pendapat saudara. Pertama mengatakan bahwa
denga Sumbang Anoi masyarakat Dayak sudah melampai budaya kekerasan
mereka dengan Sumbang Anoi. Dan masyarakat Dayak dengan pertemuan itu
sudah memasuki periode modern mereka. Apa maksud anda dengan konsep
modern? Tidak jelas bagi saya. Seakan-akan sebelum itu masyarakat
Dayak  masyarakat primitif. Ini suatu pernyataan yang perlu
diperdebatkan. Nah, apa yang dikatakan harus keluar semua. Saya pikir
tidak begitu dalam pernyataan sikap warga masyarakat Dayak Kalimantan
Tengah yang ditandatangani oleh Usop sendiri, serta beberapa
organisasi Dayak lainnya. Yang dikatakan dalam  hal itu adalah minta
kepada masyarakat Madura yang sudah tidak dapat menyesuaikan diri
dengan prinsip hidup "Di mana bumi di pijak di situ langit
dijunjung",  seyogyanya dengan sukar rela meninggalkan wilayah
Kalimatan Tengah. Artinya yang tidak bisa menerapkan prinsip ini, itu
boleh keluar, seyogyanya keluar. Artinya, tidak semua.

Kedua, kami warga masyarakat Dayak Kalimantan Tengah  mengatakan,
tetap terbuka bersedia menerima semua suku bangsa yang bersedia dan
terbukti mampu untuk hidup harmonis secara damai dengan warga lokal
dalam bingkai masyarakat Pancasila. Tidak ada istilah "mengusir
semua". Dan kalau kita bicara dengan orang di bawah, di masyarakat
adat bawah juga tidak ada begitu. Bahkan masyarakat adat di Cacingan
misalnya tidak senang dengan pembakaran dan penghancuran aset-aset
kekayaan seperti hotel, rumah dan lain-lain. Karena perusakan itu
merugikan kita.

RN: Penduduk di Kalimantan dari etnis lain, dari Jawa misalnya, juga
sekarang merasa takut.

JK: Saya pikir tidak perlu takut. Kecuali kalau ada penunggangan baru
dari luar. Karena dengan mengembangkan masalah ini menjadi konflik
dengan suku-suku lain itu, pihak-pihak tertentu saja yang
berkepentingan, bukan penduduk Kalimantan Tengah. Sebab, dengan
suku-suku lain seperti Jawa, Bugis, Flores atau yang lainnya yang ada
di Kalimantan Tengah, tidak ada alasan sama sekali untuk takut.

Demikian J. Kusni, staf pengajar Universitas Kristen Palangkaraya.


Sementara Martinus, koordinator Posko Aksi Peduli Kemanusiaan Untuk
Konflik Sampit memberikan komentarnya tentang keadaan di Sampit dan
kehadiran Kostrad di Kalimantan Tengah.

Martinus (M): Sampit sampai tadi malam kita dapat informasi terjadi
penembakan oleh aparat keamanan. Katanya penjarah. Dari kami sendiri
belum dapat laporan resmi. Tetapi ada juga antar aparat sendiri
terjadi saling tembak menembak. Jadi antara TNI dan Polri. Itu di
Sampit. Data konkret kita belum dapat. Karena teman-teman di lapangan
belum kirim informasi.

RN: Apakah kedatangan Kostrad ke Kalimantan itu ada manfaatnya atau
tidak?

M: Sementara kita belum melihat ke sana. Tapi kita memprihatinkan
suatu hal. Pada saat situasi sudah mulai aman sekarang, itu baru
terjadi penembakan. Artinya seperti ini. Kalau pun akhirnya orang
harus menjarah, itu ada beberapa kemungkinan. Pertama, suplai untuk
bahan makanan ke Sampit ini kan terputus. Kemungkinan orang menjarah
karena situasinya sangat terpaksa sekali, karena ada lagi makanan.
Dan air di lokasi, menurut para relawan, kita,  itu tidak bisa untuk
dikonsumsi. Kebutuhan pokok itu tidak ada. Jadi, jangankan
disayangkan aparat baru sekarang main tembak gitu. Itu yang kami
sayangkan dari Posko. Sementara waktu rusuh kemarin itu mereka tidak
mengambil tindakan  apa pun. Jadi apakah ada manfaatnya ada tidak,
saya belum berani komentar itu.

RN: Kalau disimpulkan yang anda katakan adalah sekarang kalau rakyat
menjarah, ditemba. Ketika terjadi bunun membunuh mereka tidak
bergerak.

M: Ya itu yang terjadi.

RN: Anda dari Posko Aksi Kemanusiaan dan juga Pusat Informasi. Anda
menyediakan informasi untuk siapa?

M: Sebenarnya untuk masyarakat. Artinya begini. Saat kejadian itu
kita akan melihat kesimpang siuran. Ada yang mengatakan, ini konflik
agama, etnis. Nah, kita memandang bahwa itu bukan agama, tapi adalah
pembantaian manusia terhadap manusia yang lain. Jadi itu yang terjadi
sebenarnya. Kita kita harus kampanyakan ini. Kalau sudah namanya
penjarahan, pembunuhan, itu bukan latar belakang entis tertentu, tapi
manusianya sebagai pribadi. Jadi, kami  terbuka untuk informasi untuk
siapa saja. Kita akan adakan perbandingan dari pemerintah dan
kita-kita yang LSM. Nah, sementara pernyataan terakhir dari
pemerintah bahwa aksi pengrusakan dan pembakaran di Palangkaraya itu
spontan. Tapi kami mencoba membantah itu. Tidak mungkin aksi spontan,
sementara mereka punya data-data sampai daerah-daerah terpencil yang
katakanlah tidak pernah dijangkau orang sebelumnya. Kok bisa
membedakan, ini rumah Madura, ini toko Madura, ini toko Jawa dan ini
Dayak. Saya pikir adal skenario besar yang sudah disusun sejak lama.
Ini terencana semua, bukan  spontan. Jadi, ada orang yang
menggerakkan.

Pada awalnya memang ada warga Madura yang membantai Dayak dan
sebaliknya akhirnya terjadi aksi balas. Tapi saya kira bukan etnis
yang kita mau tampilkan. Karena aksi pembalasan itu buka melulu warga
Dayak lagi, sudah jadi massa. Massa itu campuran dari berbagai etnis.
Dan kalaupun pernyataan yang mengatakan bahwa ini konflik agama, kita
melihat gak ada suatu gereja ataupun satu mesjid pun yang dirusak
atau dibakar. Hanya kebetulan mungkin yang Madura ini muslim.
Sementara yang aksi balas ini  bukan melulu orang Kristen. Ada
macam-macam, gitu.

RN: Selain pusat informasi anda juga adalah Posko Aksi Kemanusiaan.
Kegiatan apa yang anda lakukan?

M: Kita investigasi lapangan. Lalu kedua membantu upaya evakuasi.
Karena kita melihat sangat lambat sekali dari aparat ini. Lalu yang
ketiga, kita akan mencoba mengusahakan bantuan untuk
kebutuhan-kebutuhan pokok. Terakhir mungkin kita akan main di pasca
kerusuhan ini. Artinya kita sampai pada tahap pendampingan, sampai
rehabilitas kota dsb. Itu jangka panjanga kita.

Demikian Martinus, Koordinator Pokso Aksi Kemanusiaan Untuk Konflik
Sampit.


* KESAKSIAN PRABOWO TIDAK KUAK MISTERI KASUS TRISAKTI

Mantan Pangkostrad Prabowo Subianto kemarin "diperiksa" oleh Pansus
Semanggi dan Trisakti.  Seperti perwira-perwira  lainnya yang sudah
menghadap Pansus, ia pun sibuk membantah pelbagai pertanyan gencar
yang dilontarkan padanya. Bantahan Prabowo tidak memberi sinar terang
bagi terbongkarnya kasus penembakan Semanggi. Maka hingga kemarin
kasus-kasus pelanggaran HAM yang ditengarai diotaki oleh sejumlah
perwira yang salah satunya adalah Prabowo, masih tetap diselimuti
misteri yang belum dapat terungkapkan. Lebih lanjut koresponden
Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Meski telah dibantah oleh mantan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie
Sjamsoeddin, Chairul Umam dari Fraksi PKB masih bertahan meminta
klarifikasi pasukan Kostrad yang di-BKO-kan ke Kodam Jaya dan
ditempatkan di dekat kampus Trisakti. Ada dugaan pasukan inilah yang
melakukan penembakan. Prabowo lagi-lagi, dan sebagaimana halnya
dengan perwira-perwira lain, berlindung di belakang istilah "protap"
atau prosedur tetap. Sebelum dan sesudah bergerak pasukan harus
diperiksa. Termasuk tentunya pemeriksaan amunisi dan laras-laras
senjata. Mantan Pangkostrad ini sempat pula membantah keras tuduhan
bahwa ia adalah  dalang kerusuhan di Ambon, Aceh, dan Banyuwangi.
"Tudingan itu fitnah," katanya. Menanggapi pertanyaan angota dewan
tentang kenapa Prabowo ketika dipecat dari ABRI diam saja, Prabowo
mengatakan sebagai seorang patriot, ia siap bertanggungjawab.
Pemensiunannya atau pemecatannya oleh panglima ABRI, menurutnya
adalah resiko sebagai prajurit. Tetapi demi keutuhan bangsa ia
berpendapat sebaiknya berdiam diri terlebih dahulu. Maka ia
mengucapkan terima kasih kepada Pansus yang memberikannya kesempatan
membela diri. Prabowo memang benar-benar memanfaatkan kesempatan
tersebut.

Setyadarma, seorang mantan aktivis mahasiswa berpendapat Prabowo
benar-benar menguasai "lapangan permainan". Para anggota DPR umumnya
kelihatan tidak menguasai persoalan. Public Relations atau humas
gratis ini tidak disia-siakan oleh Prabowo yang lebih banyak
berbicara mengenai ideologi, merah putih, strategi asing,
patriotisme, forensik dan sebagainya. Bahkan pada akhirnya ia pun
menggurui para anggota DPR soal kasus Sampit yang dinilainya
jelas-jelas merupakan pembersihan etnis. Tidaklah mengherankan jika
pada jajak pendapat yang dilakukan Radio Jakarta News FM banyak
pendengar marah-marah pada pihak Pansus dan Prabowo. Apapun yang mau
dikatakan orang, pada kenyataannya Prabowo mampu mencuci sedikit
citranya dengan "deterjen Pansus Semanggi-Trisakti".

Tetapi harus diakui bahwa Pansus itu paling tidak mampu menarik
kembali perhatian masyarakat pada dosa-dosa Orde Baru yang
akhir-akhir ini dilupakan atau setidak-tidaknya ingin ditutupi
kelompok Golkar dengan menggelar pansus Buloggate dan Bruneigate.
Seperti mendapat pompa semangat dari pihak Pansus, Prabowo menyatakan
bahwa hati nuraninya dan para prajurit dalam menangani keamanan di
ibukota waktu itu ingin mengamankan masyarakat dari aksi-aksi teror
lebih luas, seperti adanya bom yang mulai dirakit oleh kelompok
tertentu. Kelompok tertentu yang dimaksudkanya jelas pihak PRD yang
ia culik. Prabowo nampaknya mau membenarkan mengapa Kopassus sampai
menculik para aktivis. Hingga tahun 70an dalam pro-tap belum
diperhitungkan soal HAM, katanya. Karena itu hingga peristiwa Mei
1998 pasukan PHH masih membawa serta dua penembak runduk lengkap
dengan peluru tajam. Prabowo yang memakai baju putih dan berdasi
merah itu juga menyatakan bahwa dirinya menjadi korban saat itu.
"Saya dikorbankan," katanya. Dalam keterangannya, Prabowo juga
menceritakan pengalamannya di Timtim dan Irian Jaya, bahwa ketika
masih berpangkat letnan kolonel tahun 1989 ia pernah membuat surat ke
panglima tentang bahaya adanya disintegrasi bangsa seperti
Balkanisasi di Indonesia.

Letjen Purnawirawan ini ternyata mampu mempengaruhi pihak Pansus
bahwa ia benar-benar tidak mendalangi peristiwa Trisakti pada 12 Mei
1998, yang menewaskan enam mahasiswa. Kepada Pansus Trisaki-Semanggi
DPR, di Jakarta, Rabu, Prabowo menyatakan bahwa kasus Triksakti
adalah kampanye yang memberi stigma padanya selaku dalang peristiwa
berdarah tersebut. Menurut Prabowo, dalam kampanye pendiskreditan
dirinya itu, disebut-sebut ada pasukan siluman yang ia bentuk yang
melakukan tembakan terhadap para mahasiswa itu. Lebih lanjut Prabowo
mengatakan, dirinya telah berkali-kali mempertaruhkan jiwa demi
keutuhan dan kejayaan Indonesia, karena itu tidak pernah terlintas
untuk melakukan pembakaran maupun penembakan.

Jadi apa yang menarik dari pemanggilan Prabowo ini? Yang menarik dan
dapat dikatakan maju ialah pengakuan Prabowo bahwa peristiwa tanggal
12,13 dan 14 Mei 1998 benar-benar direkayasa. Hingga kini belum
pernah ada pengakuan seperti ini dari pihak militer mau pun polisi.
Tetapi siapa yang merekayasa peristiwa tersebut? Sementara anggota
Pansus mencurigai atau menduga Panglima ABRI saat itu, Jenderal
Wiranto mengetahui siapa yang merekayasa peristiwa kerusuhan dan
penembakan mahasiswa Trisakti saat itu. Namun Prabowo agak menghindar
untuk menjawab pertanyaan para anggota DPR yang sudah mengarahkan
pertanyaan-pertanyaan ke sudut itu. Dia bersedia menjawabnya dalam
suatu pertemuan yang tidak dihadiri banyak orang dan bersifat
tertutup. Seorang temannya memperkirakan pihak kepolisianlah yang
melakukan penembakan. Karena itu selain Hamami Nata, mantan Kapolri
Dibyo Widodo pun harus ikut bertanggungjawab. Para alumni Trisakti
yang juga hadir disana punya keyakinan bahwa polisilah yang menembak
dengan peluru tajam.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke