--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Senin 02 Juli 2001 14:20 UTC ** KAPOLRI BIMANTORO TOLAK JADI DUBES MALAYSIA ** PERUNDINGAN PUTIN DAN CHIRAC MENGENAI ISU KEAMANAN INTERNASIONAL ** KTT EKONOMI UNI EROPA DIWARNAI KERUSUHAN DEMONSTRASI ** TOPIK GEMA WARTA: SI ATAU DEKRIT, TARIK-MENARIK GUS DUR DAN LEGISLATIF BISA KORBANKAN REFORMASI ** TOPIK GEMA WARTA: GAGASAN PEMILU DIPERCEPAT BUKAN KEPENTINGAN GUS DUR PRIBADI * KAPOLRI BIMANTORO TOLAK JADI DUBES MALAYSIA Kapolri (non aktif) Jend. Suroyo Bimantoro menolak ditempatkan sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia. Minggu kemarin Presiden Wahid mengumumkan pengangkatannya menjadi Dubes, namun ditolak Bimantoro. Bulan lalu, Presiden Wahid me-nonaktif-kan Kapolri Bimantoro, dan Bimantoro sendiri dikenal sebagai orang sangat menentang ancaman Wahid memberlakukan keadaan darurat. Jend. Bimantoro menerima penonaktifan dirinya sebagai Kapolri. * PERUNDINGAN PUTIN DAN CHIRAC MENGENAI ISU KEAMANAN INTERNASIONAL Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan perundingan dengan Presiden Prancis Jacques Chirac di Kremlin. Kedua negara, Rusia dan Prancis menentang rencana Amerika Serikat membangun sistem pertahanan udara anti rudal. Dan topik ini merupakan agenda utama pembicaraan kedua kepala negara. Hal lainnya adalah tentang hubungan Rusia dengan Uni Eropa dan isu keamanan internasional seperti embargo Amerika Serikat terhadap Irak dan terakhir tentang situasi di Balkan. Kemarin Chirac berkunjung ke St. Petersburg dan besok akan kembali ke Paris. * KTT EKONOMI UNI EROPA DIWARNAI KERUSUHAN DEMONSTRASI Di Salzburg, Austria, tujuh ratus demonstran anti globalisasi membongkar pagar-pagar beton keamanan dan bentrok dengan polisi. Selama beberapa jam, ratusan polisi terlibat dalam amukan massa yang tak terbendung. Lima orang polisi cedera dan 11 demonstran ditahan. Para demonstran melakukan demonstrasi pada KTT Forum Ekonomi Dunia Uni Eropa yang diadakan di Salzburg hingga Selasa besok. Sekitar 650 orang politisi dan usahawan dari seluruh Eropa menghadiri KTT ini yang khusus membahas integrasi Eropa dan perkembangan ekonomi. Demi mencegah kerusuhan seperti yang terjadi di Gothenburg, Swedia, pihak keamanan Austria hampir menutup Salzburg dari dunia luar. * PENGACARA DARI DIKTATOR SLOBODAN MILOSEVIC TIBA DI DEN HAAG Pengacara mantan diktator Slobodan Milosevic, Me Zdenko Tomanovic tiba di Den Haag dari Beograd. Milosevic akan diseret ke depan Tribunal Perang Den Haag Selasa besok. Milosevic mengatakan bahwa tidak mengakui keabsahan Tribunal Den Haag. Sementara itu, Uni Eropa berusaha mencabut larangan pencekalan bagi keluarga Milosevic, agar istri dan putrinya dapat mengikuti seluruh proses pengadilan di Den Haag. * SEORANG TENTARA MACEDONIA TEWAS DALAM BENTROKAN DENGAN PEMBERONTAK ALBANIA Seorang tentara Macedonia tewas dalam pertempuran dengan pemberontak etnis Albania di bagian tenggara negara itu. Pemberontak melancarkan tembakan ke markas tentara di dekat Tetovo. Pemberontak dilaporkan telah menguasai empat desa di dekat perbatasaan dengan Kosovo. Sekitar 600 warga setempat terpaksa meninggalkan rumah mereka. Ketika seorang mentan pejabat militer menolak mengungsi, dia ditembak. * SOPIR BIS DI MALLORCA MENGAKHIRI TIGA HARI MOGOK Sopir bis di Mallorca, Ibiza dan Menorca mengakhiri mogok tiga hari tanpa kesepakatan kenaikan upah. Di hari-hari mendatang, para sopir bis akan memutuskan apakah mereka akan melakukan aksi mogok selama dua pekan untuk menuntut kenaikan gaji. Segera setelah tengah malam mogok berakhir, situasi kacau sangat kelihatan di bandara Palma de Mallorca. Ribuan wisatawan sudah menunggu di bandara. Ratusan bis menjemput dan mengantar penumpang dari dan ke bandara, namun situasi belum tampak normal hingga sore tadi. * ALFREDO ASTIZ DI ARGENTINA DITAHAN Di Argentina, mantan pejabat angkatan laut Alfredo Astiz menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Astiz diduga sebagai salah seorang yang terlibat dalam rejim Videla yang dikenal sebagai rejim penuh penyiksaan dan pembunuhan. Perintah penahanan itu dikeluarkan setelah pengadilan Italia membuktikan bahwa Astiz terlibat dalam kasus penyanderaan tiga orang warga Italia akhir tahun 70-an. Salah seorang dari mereka melahirkan seorang putri selama penyanderaan. Anak tersebut kemudian diambil dari ibunya dan sekarang hidup di Argentina dengan nama lain. Selama pemerintahan Videla, banyak bayi diambil dari nara pidana perempuan dan menyerahkan bayi-bayi itu ke keluarga militer. * SI ATAU DEKRIT, TARIK-MENARIK GUS DUR DAN LEGISLATIF BISA KORBANKAN REFORMASI Intro: Kini bangsa Indoensia menghadapi dua kecenderungan Sidang Istimewa MPR atau dekrit. Tidak jelas kecenderungan mana yang lebih disukai masyarakat. Yang jelas, banyak orang meragukan, mungkinkan Gus Dur akan bertahan? Koresponden Syahrir mengirim laporan ebrikut dari Jakarta: Kongres Bangsa Indonesia yang digelar 2 sampai 5 Juli di sebuah hotel bintang lima di Jakarta, merupakan hajatan politik yang mencoba untuk mempresentasikan keinginan rakyat terhadap perkembangan situasi politik saat ini. Keterlibatan Gus Dur, Amien Rais, dan Akbar Tanjung dalam acara ini bertujuan agar para elit politik menjalankan fungsinya sebagai perpanjangan tangan rakyat dan jangan hanya mau mempertahankan kekuasaan semata. Kongres ini nampaknya merupakan bagian dari taktik kompromi Gus Dur. Jika gagal tentu ia akan mengeluarkan keputusan darurat militer dan mendekritkan pembubaran parlemen. Bila Keinginan Gus Dur untuk menerbitkan dekrit hanya untuk mempertahankan kekuasaan tentu tidak bisa diterima rakyat. Namun apabila dekrit memiliki alasan kuat dengan melakukan penangkapan secara besar-besaran dan mengerahkan hukum-hukum darurat, mungkin rakyat baru dapat menerima hal itu. Penangkapan tidak hanya atas mereka yang dianggap penyebab rusaknya kondisi negara ini, tapi juga orang-orang di sekitar Gus Dur yang pada masa reformasi telah melakukan kesalahan yang sama. Sementara ini bisa dilihat bahwa KBI tidak melibatkan kekuatan-kekuatan reformis yang tidak termasuk salah satu kubu. Dilihat dari situ sudah bisa diketahui KBI ini akan gagal. Sekarang ini di Indonesia, orang seolah-olah harus memilih antara masuk trend ke Sidang Istimewa atau dekrit. Kalau mau netral tentu harus keluar dari dua trend tersebut dan mencari jalan lain. Sayangnya Kongres Bangsa Indonesia sudah terperosok ke salah satu kubu yang bertikai. Untuk keluar dan mengibarkan panji-panji sendiri itu anda harus didukung kekuatan-kekuatan lain. Kelompok tengah pun harus mencari jalan tengah untuk menyelamatkan bangsa. Harus ada kekuatan baru yang terdiri dari kekuatan-kekuatan reformis. Dalam hubungan ini menarik untuk mengamati usaha kelompok Kongres Bangsa Indonesia itu. Kongres Bangsa Indonesia yang diprakarsai Komite Persatuan dan Penyelamatan Reformasi, KPPR, yang sejak kemarin malam dibuka di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, dimaksudkan untuk menyegarkan dan mengukuhkan jiwa semangat persatuan bangsa Indonesia serta mempertahankan hasil kemerdekaan 17 Agustus 1945. Chris Siner Key Timu dari Yayasan Penghayat Keadilan, sebuah LSM yang mengkampanyekan isu-isu keadilan, hak-hak azasi manusia dan demokratisasi, ketika diminta tanggapannya mengenai kongres tersebut, menyatakan keraguannya bahwa kongres tersebut akan berhasil. Memang dalam situasi kemelut politik seperti sekarang ini nyatanya tidak ada kejelasan Kongres itu hendak ke mana. Mereka yang ikut di dalam acara tersebut diharapkan berasal dari dua kubu yang sedang bertikai saat ini. Kubu DPR dan parpol di satu pihak dan kubu istana di pihak lain. Padahal untuk menyelesaikan kemelut politik yang kian memanas saat ini seharusnya ada suatu cara lain yang tidak melibatkan dua kubu yang bertikai. Kelompok-kelompok masyarakat yang betul-betul bebas dari kepentingan kedua kubu itu yang seharusnya dihimpun. Dan kelompok-kelompok yang bebas dari pengaruh kedua kubu itu adalah kelompok rakyat yang ingin melaksanakan kembali agenda reformasi. Hingga kini pelbagai usaha untuk menawarkan kompromi antara kubu SI dan kubu Dekrit sudah gagal dilakukan kubu istana. Berarti kompromi telah gagal menyelamatkan reformasi. Karena itu saat ini dibutuhkan suatu jalan alternatif dan bukannya jalan kompromi. Tetapi menyelamatkan reformasi itu tidak identik dengan mempertahankan kekuasaan lewat dekrit atau mengambil alih kekuasaan lewat SI. Kedua-duanya tidak bisa menyelamatkan reformasi. Sementara kalangan Forum Demokrasi menginginkan agar bilamana reformasi sudah gagal, sebaiknya diserahkan saja kepada rakyat. Bahkan ada yang berharap Gus Dur berkorban demi rakyat, meski ia sudah melakukan beberapa hal yang positif. Mereka berpikir Gus Dur telah memancing TNI dan Polri kembali ke wilayah politik. Selain itu ia membiarkan orang-orang Orde Baru tetap beredar di pelbagai lapisan masyarakat. Di kalangan kekuatan-kekuatan reformasi yang tidak mengikuti trend SI maupun dekrit itu, timbul pertanyaan: Apakah Gus Dur itu sanggup memerintah? Meski visinya bagus, tapi melihat perkembangan politik saat ini, mungkinkah Gus Dur bertahan? Yang juga menjadi pertanyaan ialah siapa yang akan melaksanakan dekrit. Apakah Banser sebagaimana pernah dikemukakan Gus Dur. Seandainya pun ada mujizat dapatkah Gus Dur dibiarkan memerintah secara otoriter? Dapatkah kelompok-kelompok reformis menerima keotoriteran Gus Dur yang tentu harus menempuh garis keras. Sementara ini yang nampaknya paling bisa dilaksanakan adalah jalan Dekrit. "Bulldozer" yang bergerak ke arah SI sudah tak terhindari lagi. Bahkan Megawati pun tampaknya tak dapat mencegah lagi lajunya "bulldozer"" tersebut. * GAGASAN PEMILU DIPERCEPAT BUKAN KEPENTINGAN GUS DUR PRIBADI Presiden Abdurrahman Wahid kembali mengancam akan mengadakan pemilu dipercepat. Ada pihak yang mengatakan tujuan Gus Dur ingin menggelar pemilu dipercepat itu adalah untuk memperkuat posisinya. Tapi apakah benar demikian? Menurut Syarif Mahya, dosen fisipol Universitas Lampung, yang juga banyak mengamati politik nasional, ini bukan kepentingan Gus Dur, tetapi justru untuk membangun sebuah format politik yang stabil, yang efektif dan memberikan sebuah kepastian politik. Syarif Mahya [SM]: Problem sekarang adalah bukan perilaku Gus Dur yang kontroversial, tapi tidak adanya sistem pemerintahan yang efektif. Antara lain adalah kekuatan politik riil yagg mendukung Gus Dur itu sangat kecil. Hanya 13 persen. Hanya formasi tentang keanggotaan dewan itu 'kan harus dirancang ulang dengan tujuan untuk membangun perangkat sistem pemerintahan efektif. Nah kemudian gagasan pemilu dipercepat sering dipaparkan dengan alasan-alasan yang sangat teknis, misalnya tidak ada biaya, kemudian waktunya sangat singkat. Menurut saya, itu sangat tidak rasional. Radio Nederland [RN]: Jadi, keinginan seperti itu ada dasarnya ya? Apakah tidak bertentangan dengan konstitusi seperti yang sering dilontarkan baik oleh kelompok pro maupun anti Gus Dur? [SM ]: Iya, menurut saya beralasan, karena akar persoalan yang terjadi sekarang itu berawal dari tidak adanya suara mayoritas di parlemen sehingga legitimasi eksekutif, dalam hal ini presiden, bisa dimainkan sedemikian rupa untuk kepentingan politik tertentu. Dan ini yang menurut saya, orang mencari-cari alasan kesalahan Gus Dur yang kemudian itu didramatisir dan tidak memposisikan Gus Dur itu sebagai variabel akibat. Apa yang dilakukan Gus Dur itu bukan dalam konteks PKB menurut saya. Dan juga bukan dalam konteks kepentingan mempertahankan Gus Dur, tapi adalah membangun sebuah konstruksi hubungan legislatif-eksekutif yang efektif. Oleh karena itu, gagasan pemilu dipercepat itu harus diselaraskan dengan sistem kepartaian yang diubah. Yang kedua adalah undang-undang politik yang selama ini berlaku harus diubah. Sistem kepartaian misalnya banyak yang memilih sistem distrik, kemudian dengan mengurangi multipartai dengan melalkukan standarisasi partai yang layak ikut pemilu. [RN]: Jadi, Anda melihat kesempatan ini sebagai peluang mengubah sistem itu ya? [SM]: Saya cenderung melihat konteks yang dilakukan Gus Dur bukanlah konteks kekuasaan kepentingan PKB atau Gus Dur, tapi adalah membangun sebuah format politik, yang stabil, efektif, dan memberikan kepastian politik. Karena pengalaman kemarin, sekarang ini dengan kekuatan PDIP yang 33 persen saja, tidak memberikan jaminan terhadap stabilitas pemerintahan efektif. [RN]: Jadi Anda sama sekali tidak khawatir disebut pro Gus Dur? [SM]: Saya sama sekali tidak punya kekhawatiran itu. Tapi yang perlu dijernihkan adalah melihat persoalan kemelut antara eksekutif dan legislatif itu harus dilihat dalam akar persoalannya, bahwa menurut saya, akibat dari ketidakjelasan dari sistem pemerintahan yang mau dibangun itu bentuknya seperti apa, apakah presidensial murni atau parlementer, kemudian yang kedua, dari sistem kepartaian yang multipartai tapi ada standardisasinya, semuanya ini kemudian menghasilkan sebuah konstruksi politik yang berakibat stabilitas pemerintahan tidak terwujud. Demikian wawancara dengan Syarif Mahya. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------