--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Jumat 20 Juli 2001 15:50 UTC ** GUS DUR BATALKAN UU DARURAT ** MIRA MARKOVIC KEMBALI JENGUK SUAMINYA DI PENJARA SCHEVENINGEN ** KERUSUHAN PERTAMA DI GENOA, TUAN RUMAH G-8 ** ISRAEL SETUJU PENGAMAT ASING ** TOPIK GEMA WARTA : LANGKAH GUS DUR MAKIN MEMBINGUNGKAN SAJA, APA TUJUANNYA ? ** TOPIK GEMA WARTA: SI MPR DIPERCEPAT ATAU TIDAK ATAU BAGAIMANA? * GUS DUR BATALKAN UU DARURAT Rencana presiden Abdurrahman Wahid mengumumkan UU darurat hari ini, dibatalkan. UU darurat tersebut besar kemungkinan akan diumumkan tanggal 31 Juli. Sebelumnya Menko Polsoskam Agum Gumelar mengatakan bahwa Gus Dur baru akan mengambil keputusan akhir bulan ini. Sementara itu, ketua MPR Amien Rais mengumumkan, pimpinan MPR akan mengundang anggotanya untuk mengadakan rapat paripurna majelis hari Sabtu. Dalam rapat paripurna MPR itu dipersiapkan prosedur pemecatan Gus Dur. Menurut koran Kompas, Amien Rais akan melangsungkan rapat paripurna MPR apabila presiden Gus Dur melantik Kapolri yang baru Chaeruddin Ismail menggantikan Jendral Suroyo Bimantoro. Jendral Bimantoro menolak pemecatan oleh Gus Dur, selama tidak disahkan oleh DPR. Menurut berita terakhir, Chaeruddin Ismail dilantik sebagai pejabat sementara Kapolri. Sejauh ini aparat keamanan di ibu kota DKI Jaya dan di berbagai ibu kota propinsi telah disiap-siagakan untuk menghadapi konfrontasi antara kubu yang pro dan kontra Gus Dur. * MIRA MARKOVIC KEMBALI JENGUK SUAMINYA DI PENJARA SCHEVENINGEN Mira Markovic hari ini kembali menjenguk suaminya mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic di penjara Scheveningen, di Belanda. Besar kemungkinan ia akan berada disana sepanjang hari. Menurut juru bicaranya, Mira nampak letih sekali kemarin, sementara Milosevic nampak sehat-sehat saja. Mira Markovic yang tiba di Belanda kemarin, mendapat visa selama 3 hari untuk menjenguk suaminya di penjara. Mira hanya boleh bepergian dari hotel ke penjara Scheveningen. * KERUSUHAN PERTAMA DI GENOA, TUAN RUMAH G-8 Di Genoa - Italia pecah kerusuhan pertama berkaitan dengan pertemuan puncak G-8, yaitu 7 negara industri terkaya didunia dan Rusia. Menurut media Italia, polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau demonstran dari pusat kota dimana mulai besok dilangsungkan pertemuan ke-8 pemimpin dan kepala negara G-8. Mereka membicarakan masalah perekonomian dunia yang semakin memburuk, penanganan masalah lingkungan dan program penangkal rudal nuklir Amerika Serikat. Tempat dimana dilangsungkan pertemuan puncak dijaga dengan sangat ketat, menghadapi kemungkinan aksi demonstran yang tidak bisa dikendalikan. Sejak beberapa hari sudah tiba puluhan ribu demonstran di Genoa, sebuah kota tepi pantai di Italia. Para demonstran berdatangan dari manca negara. Mereka memprotes globalisasi di berbagai sektor. Menurut para demonstran, globalisasi itu sangat merugikan negara-negara miskin. Kamis malam kemarin 20 ribuan demonstran melakukan aksi unjuk rasa di jalan-jalan dengan tertib. * ISRAEL SETUJU PENGAMAT ASING Israel setuju dengan pengiriman pengamat-pengamat dari Amerika Serikat, demikian menteri pertahanan Israel Benyamin Ben-Eliezer. Tugas pengamat asing adalah memantau genjatan senjata yang akan dicapai dengan Palestina. Selama ini Israel selalu menolak kehadiran pengamat asing, tetapi desakan terhadap Jerusalem terus meningkat. Kamis kemarin para menteri luar negeri G-8 mendesak Israel dan Palestina untuk menyetujui kehadiran pihak ketiga guna mengawasi proses perdamaian. Palestina berulangkali meminta pengawasan internasional terhadap apa yang mereka sebut sebagai kekerasan yang luar biasa yang dilakukan oleh Israel. Di tepi barat hari Kamis kemarin, 3 orang Palestina tewas dan 4 lain cedera akibat serbuan oleh kolonis Yahudi. Salah seorang korban tewas adalah seorang bayi berusia 3 bulan. * TIGA PENGAMAT UNI EROPA TEWAS DI MACEDONIA. Di Macedonia tiga pengamat Uni Eropa tewas, besar kemungkinan terkena ranjau darat. Terakhir mereka terlihat di sekitar Tetovo. Menurut kementrian pertahanan Macedonia hubungan dengan ketiga pengamat Uni Eropa itu kemarin terputus, setelah disekitarnya terdengar sebuah ledakan keras. Sementara itu, gencatan senjata di Macedonia semakin rapuh, setelah dua partai etnis Albania terpenting, menarik diri dari perundingan. Mereka baru maju berunding lagi apabila pemerintah Macedonia mengajukan usul-usul baru. Dewan Eropa cemas, situasi akan semakin tidak dapat dikendalikan lagi apabila tidak dicapai perjanjian baru. * MANTAN PEMIMPIN HIPPYS DISERAHKAN KE AMERIKA SERIKAT Perancis akan menyerahkan seorang mantan pemimpin kaum hippies Ira Einhorn kepada Amerika Serikat. Penyerahkan tersebut sebenarnya sudah akan dilakukan pekan lalu, tetapi ditangguhkan atas permintaan Komisi HAM Eropa di Straatsburg. Komisi tersebut akhirnya menyetujui penyerahan tersebut dengan beberapa persyaratan. Einhorn misalnya akan harus diadili kembali di Amerika Serikat dan ia tidak boleh dijatuhi hukuman mati. Einhorn yang berkebangsaan Amerika itu, dituduh membunuh pacarnya dengan kejam di tahun '77. Einhorn kemudian melarikan diri ke Amerika Serikat. Ia diadili in-absentia oleh pengadilan di Pennsylvania di tahun '93. Einhorn 61 tahun kemudian kembali melarikan diri ke Perancis dan membuka sebuah toko roti. Tahun '97 ia ditahan. Einhorn selalu mengaku tidak bersalah. Menurut aktivis perdamaian itu ia masuk perangkap ketika melakukan aksi anti perang Vietnam. * LANGKAH GUS DUR MAKIN MEMBINGUNGKAN SAJA, APA TUJUANNYA ? Akhirnya Presiden KH Abdurrahman Wahid melantik juga Chaeruddin Ismail, tidak lama lalu di Istana Merdeka. Chaeruddin tidak dilantik menjadi Kapolri sepenuhnya, tapi hanya sebagai pejabat Kapolri sementara. Hal ini dilakukan untuk menunggu sikap DPR karena mulai hari ini sudah memasuki masa reses. Berikut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta: Masalah Kapolri definitif akhirnya mejadi sesuatu yang krusial bagi perpolitikan Indonesia. DPR menolak Chaeruddin Ismail menjadi Kapolri. Sedangkan Gus Dur memaksakan kehendaknya. Akibatnya MPR terpaksa harus memutuskan untuk menggelar Sidang Istimewa. Masalah dekrit pun yang tadinya sudah mau dibatalkan, pada jam-jam terakhir menghangat kembali. "Ini orang nekad", kata Bernie Tamara, anggota MPR dari fraksi Golkar. "Dia popo," katanya menggunakan istilah Manado yang berarti orang yang berpikiran pendek, tidak peduli apa akibat-akibat dari tindakannya yang sembrono. Bagi lawan-lawan politik Gus Dur, kyai ini sepintas lalu nampak nekad. Tetapi bagi pendukungnya ia terasa tak punya nyali. Masalah Kapolri itu memang menentukan. Gus Dur perlu pentungan untuk bisa melaksanakan keinginannya memaklumkan dekrit dan menangkap orang-orang yang menentangnya. Tetapi bagi Agum Gumelar, Menko Polsoskam, dekrit itu hanyalah warning atau peringatan belaka. Hal itu dikatakan Gus Dur ketika sebelumnya berbicara dengan Agum Gumelar dan Marzuki Darusman. Keragu-raguan Gus Dur dan para menterinya membuat kewibawaan mereka menurun terus. Tidak nampak ada ketegaran mau pun kematangan di antara mereka dalam menghadapi detik-detik yang menentukan ini. Agum Gumelar meski bekas perwira Kopassus namun sebagai mantan ajudan Ali Moerrtopo yang pernah memimpin Opsus dan CSIS itu membuat Agum selalu harus berkonsultasi dengan para mantan bossnya di Tanah Abang. Demikian pula dengan Marzuki Darusman yang dibesarkan CSIS. Langkah-langkah Gus Dur dan timnya itu sudah tentu membuat Chaeruddin Ismail, Kapolri de factonya Gus Dur kebingungan. Chaeruddin meski dianggap perwira polisi terpintar di korpsnya namun di bidang politik dan intrik nampak kedodoran. Biar pun didukung para perwira menengah Polri, tetapi Chaeruddin tidak berani meraih langsung, atau membuat tongkat komando baru. Akibatnya perpecahan di Polri bertambah parah. Tetapi menurut seorang mantan perwira polisi angkatan tahun 46, Bimantorolah yang salah. Akibat pembangkangannya terhadap Gus Dur maka kepolisian menjadi terpecah. Kalau sampai ada perwira menengah yang berani dan mengambil alih kepemimpinan dari keduanya demi keutuhan Polri barulah mereka bingung, ujarnya. Sebenarnya, demikian perwira polisi purnawirawan ini, pembangkangan sudah dimulai sejak Wenas, Kapolda Irian Jaya, menentang Gus Dur. Gus Dur melarang penangkapan Theys Eluay cs dari Dewan Papua tetapi Wenas, atas petunjuk Kapolri saat itu dan dukungan militer, justru menangkapi beberapa tokoh Papua, termasuk Eluay. Sekarang ini "jin dalam botol" sudah dilepas Bimantoro. Dan masyarakat pun tidak perlu heran lagi jika perwira dan bintara di daerah-daerah mulai menentang atasannya. Di pusat pun Presiden tidak menggubris MPR lagi. KASAD terang-terangan menyatakan tidak mendukung dekrit. Ini berarti dia tidak mendukung kebijakan Presiden lagi. Tetapi langkahnya itu suatu saat bisa menjadi bumerang baginya. Presiden yang akan datang pun bisa saja menghadapi dilemma yang sama. Sementara itu pertarungan di tubuh Polri belum dapat dikatakan akan selesai dengan cepat. Bahkan bisa dikatakan baru memasuki babak pertama. Bimantoro didukung sebagian besar perwira angkatan 70. Sedangkan Chaeruddin Ismail didukung sebagian besar angkatannya dari tahun 71. Diperkirakan pejabat-pejabat kepolisian ada sekitar 300 orang. Bila 100 orang membela Bimantoro, maka ada 200 yang mendukung Chaeruddin. Para wakapoldan dan perwira di jajaran pos-pos penting lainnya agaknya sudah bersiap-siap untuk menggantikan atasan mereka yang sudah diincar Chaeruddin untuk digeser. Misalnya Kapolda DKI dan Jawa Barat. Kedua perwira ini sebagaimana halnya dengan Bimantoro menentang Gus Dur dan menyandarkan diri pada dukungan tentara dan parlemen. Ketua MPR Amien Rais pun menegaskan jika Presiden Wahid sampai berani melantik Chaeruddin sebagai Kapolri definitif atau mengeluarkan dekrit maka dua jam kemudian pimpinan MPR mengundang seluruh anggota untuk bersidang keesokan harinya. Akan tetapi jika Presiden tidak jadi melantik atau mengurungkan pengumuman dekrit maka jadual SI tetap tanggal 1 Agustus. Namun meski mengancam-ancam namun dari raut muka para anggota MPR sore ini tidak nampak adanya perasaan yang tenang di kalangan mereka itu. Mereka pun tidak bisa menebak langkah-langkah apa yang selanjutnya akan ditempuh Gus Dur. Sampai tanggal 1 Agustus mendatang situasi batin para anggota kabinet maupun MPR akan tetap tidak tenang. Apalagi di kalangan perwira polisi. Di kota-kota besar seperti Bandung, polisi atas perintah Kapolri Bimantoro melarang semua bentuk keramaian yang diorganisir masyarakat. Ada perwira yang mengatakan hampir semua polisi di Bandung dan daerah-daerah terpencil di Jawa Barat sudah dikerahkan ke Jakarta. Di Jakarta sekarang ada 40.000 anggota polisi dan tentara yang disiagakan. Dan di Jawa Timur 26.000. Tentara dan polisi dari Aceh dan Maluku terpaksa ditarik ke Jawa demi untuk melengserkan Gus Dur.Tetapi jika dua juta saja massa dari Gus Dur bergerak, maka sudah dapat dipastikan bahwa suasana kacau balau akan terjadi. * SI MPR DIPERCEPAT ATAU TIDAK ATAU BAGAIMANA? Puluhan orang berkumpul di Istana Negara kemarin sore. Mereka bersiap-siap menghadiri pelantikan kepala polisi baru. Sesuai jadwal, Presiden Wahid berniat mengangkat Chaeruddin Ismail sebagai kepala polisi menggantikan Bimantoro. Sementara di sebuah ruangan di gedung parlemen, beberapa pimpinan MPR berkumpul menyaksikan televisi menantikan perkembangan dari Istana. Jika Wahid mengganti Bimantoro, maka sidang istimewa dipercepat. Begitu ancaman MPR terhadap presiden. Dan akhirnya, telat satu setengah jam dari jadwal semula, Gus Dur mengumumkan pengangkatan Chaeruddin Ismail sebagai kepala polisi sementara. Wahid: Hari ini kita menyaksikan pelantikan jenderal polisi Chaeruddin Ismail sebagai pemangku sementara jabatan kepala polisi Indonesia. Keputusan ini diambil atas persetujuan presiden Republik Indonesia dengan Ketua DPR Akbar Tandjung. Pro kontra lalu muncul. Presiden Wahid menganggap ia tidak menyalahi ketetapan MPR soal pengangkatan kepala polisi. Karena yang baru dilakukannya hanyalah mengangkat kepala polisi sementara. Sedangkan kepala polisi baru akan ditentukan setelah sidang istimewa. Namun, MPR bersikap sebaliknya. Mereka langsung bersidang untuk menentukan apakah perlu mempercepat Sidang Istimewa atau tidak. Sejumlah pimpinan fraksi DPR dari PDI Perjuangan, Fraksi Reformasi, Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan meminta MPR mempercepat sidang istimewa. Ketua Fraksi Golkar Syamsul Muarif mengatakan tindakan Presiden Wahid mengangkat kepala polisi baru, layak dijadikan dasar percepatan sidang istimewa. Senada dengan Golkar Fraksi Reformasi juga berpendapat, Presiden Wahid telah membuat pelanggaran. Untuk itu, Fraksi Reformasi meminta MPR mempercepat sidang istimewa. Seperti diungkapkan pimpinan Partai Amanat Nasional Alvin Lie. Alvin Lie: Kalau kita tidak cepat mengambil langkah-langkah sidang istimewa ini, nampaknya presiden akan terus bermanuver yang dapat membahayakan bangsa dan negara. Kita tidak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Rakyat kita sudah cape lah melihat jungkir balik seperti ini. Kita tidak melihat hanya pengangkatan kapolri, tapi rangkaian manuver kebijakan dan ucapan pernyataan presiden sudah dapat dikategorikan membuat suasana politik makin buruk dan dapat membahayakan negara. Akhirnya, pimpinan MPR mengambil langkah tegas. Ketua MPR Amien Rais menyatakan hari ini Sabtu, MPR mengadakan sidang paripurna sebagai pembukaan sidang istimewa. Dan Presiden Wahid akan dipanggil untuk pidato pertanggungjawaban padasidang hari Senin. Amien Rais: Rapat paripurna itu untuk masuk ke sidang istimewa, OK?. Nah tentu kita tidak bisa sekonyong-konyong pada dewan hari pertama meminta Gus Dur memberikan pidato pertanggungjawaban. Tentu diberikan waktu setelah sehari penuh, hari senin diharapkana ya sehari penuh kebetulan hari minggu untuk mempersiapkan pidato pertanggungjawaban. Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Affan Gafar mendukung sikap pimpinan fraksi DPR meminta percepatan sidang istimewa. Affan Gafar: Yang jelas pelantikan chaeruddin ismail sebagai kapolri baru itu melanggar tap MPR. Yang terbaik memang segera sidang istimewa. MPR memutuskan segera mengundang Gus Dur. Diberhentikan atau tidak itu terserah MPR. Tetapi saya setuju diberhentikan saja, karena saya nilai Gus Dur sama sekali tidak fit untuk menjalankan pemerintahan Affan menilai tindakan Presiden Wahid sudah melanggar aturan dengan mengangkat kepala polisi baru tanpa konsultasi dengan DPR. Menurut Affan, pengangkatan kepala polisi sementara atau tetap, tidak ada bedanya. Intinya, Presiden Wahid tetap melanggar aturan. Apakah sidang istimewa dipercepat atau tidak, akan diputuskan dalam rapat paripurna MPR, hari ini. Tim Liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------