--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Jumat 02 November 2001 16:30 UTC ** JEPANG AKAN KIRIM SERIBU TENTARANYA KE TIMOR TIMUR ** AMERIKA MEMULAI LAGI PEMBOMAN TERHADAP AFGANISTAN ** JEMBATAN GANTUNG DI CALIFORNIA BISA JADI SASARAN SERANGAN TERORIS ** TOPIK GEMA WARTA: MEGAWATI DIPUJI, TAPI MAMPUKAH DIA SELESAIKAN MASALAH INDONESIA? ** TOPIK GEMA WARTA: CITRA FRAKSI UTUSAN DAERAH DAN MPR SEBAGAI ARENA TINJU ** TOPIK GEMA WARTA: BELANDA INGIN BINA KERJASAMA LANGSUNG DENGAN INDONESIA * JEPANG AKAN KIRIM SERIBU TENTARANYA KE TIMOR TIMUR Jepang akan mengirimkan seribu tentaranya ke Timor Timur untuk ikut dalam Operasi Perdamaian PBB Maret tahun depan. Tokio berencana mengirimkan Pasukan Beladirinya ke pulau tersebut sebagai Misi Pencari Fakta pertengahan November. Demikian dilaporkan kantor berita Jepang, Jiji. Pasukan Jepang tersebut akan membantu membangun kembali jalan-jalan dan jembatan dengan pengangkutan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun kembali Timor Timur. Misi tersebut akan merupakan pasukan Jepang pertama dalam jumlah besar, yang ikut dalam operasi perdamaian ke luar negerinya, sejak Tokio mengirimkan 1.200 tentaranya ke Kamboja di tahun 1992 dan 1993. Tetapi tampaknya mereka tidak akan ikut dalam ikut dalam melakukan patroli pasukan PBB di kawasan itu dan operasi demobilisasi kesatuan gerilya setempat. * AMERIKA MEMULAI LAGI PEMBOMAN TERHADAP AFGANISTAN Pesawat-pesawat pembom B-52 Amerika memulai lagi pembomannya terhadap Afganistan. Di kawasan pegunungan strategis penting Tutakhan, di sebelah Utara ibukota Kabul, kedudukan-kedudukan Taliban dihujani bom oleh tiga pesawat. Dengan pemboman itu Amerika bermaksud mematahkan garis tempur Taliban, agar memungkinkan terjadinya gerak maju Aliansi Utara menuju Kabul. -- Sementara itu Washington tidak berniat menghentikan serangan selama berlangsungnya ibadah puasa di bulan Ramadhan. Penasehat bidang keamanan Amerika, Condoleezza Rice mengatakan, Amerika Serikat tidak pernah punya pikiran untuk menghentikan pembomannya. Sejumlah negara islam, di antaranya Indonesia, mendesak untuk diadakannya waktu jedah. --- Rejim Taliban di Afganistan menangkap 25 pengikut oposisi. Beberapa di antaranya kemungkinan akan dihukum gantung hari Jum'at hari ini. Orang-orang yang ditangkap tersebut adalah pengikut tokoh oposisi dan mantan menteri Hamid Karzai, yang juga adalah simpatisan bekas Raja Zahir Shah. Karzai sendiri berhasil lolos dari penangkapan itu. * JEMBATAN GANTUNG DI CALIFORNIA BISA JADI SASARAN SERANGAN TERORIS Gubernur California, Gray Davis memperingatkan, kemungkinan jembatan-jembatan gantung di negara bagian Amerika itu akan menjadi sasaran serangan teror dalam hari-hari mendatang. Menurut Davis, terdapat ancaman nyata untuk meledakkan antara lain Jembatan Golden Gate di San Francisco. Penjagaan keamanan terhadap Jembatan itu diperketat sejak terjadinya serangan 11 September lalu. Sementara itu penyebaran bakteri Antrax di Amerika Serikat masih terus berlangsung. Jejak bakteri itu ditemukan ruang pos instansi pemerintah Amerika untuk bahan pangan dan obat-obatan di negara bagian Maryland. Juga di bagian Tengah-Barat Amerika, di negara bagian Indiana dan Missouri, ditemukan jejak bakteri Antrax. Sedang di Eropa, bakteri antrax ditemukan di kantong surat diplomatik Amerika di ibukota Lituania, Vilnius. Surat tersebut ditujukan kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat. Di Pakistan untuk pertama kali disinyalir adanyan bakteri antrax di suatu penerbit surat kabar. * BUSH: AANCAMAN SERANGAN BIOLOGI TERORIS SANGAT NYATA Presiden Amerika Serikat Geoge W Bush menghendaki agar semua negara yang menandatangani Konvensi menentang senjata kimia dan biologi, memperketat undang-undang nasionalnya. Amerika Serikat mengusulkan, kalau perlu Konvensi tersebut harus diubah, dan pemilikan senjata biologi bisa dihukum. Menurut Bush, bahaya dilakukannya perang biologi oleh kaum teroris adalah nyata. * DINAS RAHASIA BELANDA BERPERAN PENTING MEMBONGKAR JARINGAN TERORIS DI EROPA Digulungnya jaringan ekstrimis muslim di Eropa, medio September lalu, adalah berkat operasi pelacakan Dinas Rahasia Belanda. Demikian ditegaskan Kementerian Kehakiman di Rotterdam. Dua hari setelah serangan teror 11 September di Amerika Serikat, baik di Belgia maupun di Rotterdam dilakukan penangkapan-penangkapan. Para tertuduh diduga sedang mempersiapkan serangan terhadap sasaran-sasaran Amerika, kemungkinan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Paris. Menurut sumber di kalangan Kehakiman Belgia, Dinas Rahasia Belanda melakukan penyadapan pembicaraan telepon. Para tertuduh sudah sejak lama diikuti kegiatannya, namun setelah terjadinya serangan di New York dan Washington, diputuskan untuk segera dilakukan penangkapan. * 55 MAYAT DIKELUARKAN DARI BANGKAI KAPAL SELAM NUKLIR KURS Sepekan setelah pekerja pertolongan Rusia di galangan kapal membongkar bangkai kapal selam nuklir Kurs, 55 mayat awaknya berhasil dikeluarkan. Sejauh ini 45 mayat sudah di-indentivikasi. Ketika kapal selam Kurs tenggelam di Laut Barenz tahun lalu, di dalam kapal selam Kurs seluruhnya terdapat 118 awak. Sebelum Kurs diangkat, sebanyak 12 mayat berhasil ditemukan. Sementara itu 16 dari 22 rudal perlengkapan Kurs sudah berhasil diamankan. * MEGAWATI DIPUJI, TAPI MAMPUKAH DIA SELESAIKAN MASALAH INDONESIA? Intro: Harian Belanda De Volkskrant Jum'at pagi ini memberitakan bahwa Presiden Megawati Soekarnoputri memperoleh tepukan tangan yang lumayan selesai berpidato di depan ST MPR kemarin. Untuk sementara ini Megawati tidak senasib pendahulunya. Megawati mungkin tidak akan senasib Gus Dur, tetapi mampukah Presiden kelima RI ini benar-benar membereskan masalah raksasa yang dihadapi Indonesia? Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta: Hingga Jumat ini pers masih sibuk mewawancarai pelbagai pakar politik di untuk menanggapi pidato Presiden Megawati di MPR, Kamis kemarin yang juga disebut sebagai progress-report pemerintahannya. Ada yang puas dan mendukung kebijakan Megawati. Apalagi Mega sudah langsung menyerah dengan terus terang mengaku tidak banyak berita baik yang dapat dia laporkan berkaitan dengan kinerja pemerintahan yang baru tiga bulan berada di bawah kendalinya. Ia juga mengaku semua tanggungjawab itu ada di pundaknya. Tetapi Mega juga sadar tidak seorang pun atau satu golongan pun yang secara sendiri dapat menyelesaikan masalah yang kompleks dan rumit ini. Maka Mega pun meminta agar masalah yang dihadapi Indonesia ditangani bersama-sama. Namun laporan Megawati ini oleh kelompok lain dinilai justru menunjukkan kinerja pemerintah sangat rendah. Tetapi ada juga yang menganggap kinerja kabinet Mega cukup baik tetapi harapan-harapan masyarakat pada Megawati terlalu tinggi. Sejak awal masyarakat memang sudah dicekoki dengan gagasan bahwa pembentukan kabinet Megawati didukung suatu dream team yang dipimpin Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, orang pintar yang sekolah di Amerika. Ternyata Dorodjatun memang lebih cocok sebagai dosen saja. Sebagaimana diakui oleh seorang menteri kabinet Gotong Royong, setiap sidang kabinet Dorodjatun berjam-jam memberikan kuliah. Tetapi tidak ada langkah berarti yang ditunjukkan tim impian yang dipimpin Megawati itu. Memang benar bahwa apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pembantu pembantunya Megawati merupakan tanggungjawabnya. Mega mungkin tidak menyadari bahwa dewasa ini para menteri yang berasal dari partai-partai sibuk berlomba untuk saling menyalib. Mereka berlomba memperkuat posisi partai masing-masng menghadapi pemilu 2004. Tidak ada pula yang mau mengambil resiko dengan melakukan sesuatu tindakan yang tidak populer. Padahal sebenarnya mereka tidak bisa menunda persoalan hanya karena khawatir akan tahun 2004. Untuk itu seharusnya ada kejujuran, kata para pengamat. Yang positifnya sebenarnya adalah janji Megawati untuk pemberantasan KKN. Tetapi partai Megawati tentu harus ikut memperbaiki Rantap KKN. Karena tidak disebut seorang pejabat yang terlibat KKN harus melepaskan jabatannya. Paling tidak jika Megawati belum berani mengambil tindakan. Setidaknya lewat fraksinya di MPR ia bisa memperjuangkan rantap-rantap yang bisa menyenangkan hati rakyat khususnya konstituennya. Hingga kini konstituennya yang paling terkena dengan kebijakannya menaikkan harga BBM dan listrik. Paling tidak ia bisa meninabobokan rakyat dengan rantap-rantap. Selama ini Mega hanya memberikan janji-janji saja. Jaksa Agung dan Polisi misalnya harus melapor kemajuan mereka setiap bulan janjinya. Tapi itu barulah janji-janji. Fraksi Karya Pembangunan juga menyatakan sore tadi di Sidang Tahunan MPR bahwa hingga kini yang baru ada hanyalah retorika-retorika belaka. Laporan-laporan hanya bersifat teknis dan bukan substantif. Retorika-retorika memang hanya akan membuat rakyat frustrasi. Apalagi pemerintah tidak mengemukakan alternatif-alternatif baru, kecuali mengemis kepada IMF. Pemerintahan Megawati memang belum bisa melihat prioritas-prioritas yang ada. Kemelut yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini sudah berlangsung hampir empat tahun. Penggantian pemerintahan sudah mulai dari Soeharto ke Habibie lalu Abdurrahman Wahid. Baik Habibie dan Abdurrahman Wahid sudah memberikan janji-janji untuk mengeluarkan Republik Indonesia dari kemelut. Tetapi kedua-duanya gagal. Sekarang rakyat Indonesia harus mendengar janji-janji dari Megawati yang berjanji akan menyelamatkan republik ini dari bahaya keruntuhan. Tetapi selama tiga bulan tidak terasa adanya sense of crisis atau sense of urgency dari pemerintahan Megawati. Yang terasa hanyalah kompromi-kompromi dalam menghadapi tahun 2004. Padahal Mega hanya punya waktu dua tahun untuk menepati janji-janjinya mengingat tahun terakhir kekuasaannya harus digunakannya untuk menghadapi pemilu. Megawati ternyata tidak menyadari bahwa arah penyelamatan republik justru banyak tergantung dari proses pergantian kekuasaan. Dari kekuatan lama kepada suatu kekuatan baru. Yang perlu diganti tidak hanya eksekutif tetapi juga legislatif yang bermental Orde Baru. Bagaimana bobroknya wakil-wakil di legislatif bisa terlihat pada peristiwa tawuran pada pembukaan Sidang Tahunan kemarin. Megawati pun harus menunjukkan bahwa eksekutif harus kuat, tegas dan tahu arah dan bisa membimbing masyarakat. Nyatanya hingga kini menurut para pakar politik yang berbicara pada acara-acara di stasiun-stasiun televisi hari ini, Mega tidak punya daya kepemimpinan. Dia seharusnya mengatakan kepada Jaksa Agung, "Saya memberi anda waktu satu bulan untuk menangkap para pelaku KKN." Dan ia harus minta Akbar Tanjung untuk mundur sampai menunggu selesainya perkara dana non bujeter Bulog. Tetapi semua ini tidak dilakukan Megawati. Maka suatu pemerintahan yang menunjukkan keragu-raguan pasti akan gagal menunaikan tugas menyelamatkan republik. Rakyat tentu akan mencari pemimpin yang baru yang benar-benar didukung sepenuhnya oleh suatu aliansi nasional baru. Maka dalam waktu tiga bulan mendatang ini Mega sudah harus merubah kebijakannya, bahkan mungkin mengganti kabinetnya jika menteri-menterinya pun tetap bersikap ragu-ragu. Dalam beberapa tahun terakhir ini, negara-negara lain di Asia Timur sudah mampu keluar dari krisis ekonominya. Tetapi Indonesia ternyata yang paling lemah dalam administrasi dan birokrasi. Dan paling lemah pula kekuatan politiknya serta utamanya pemerintahannya. Kelemahan utama pemerintahan Megawati selama tiga bulan ini mungkin karena mereka menganggap krisis sekarang kurang begitu berat. Karena itu sikap mereka dalam menghadapi kemelut sekarang kurang sungguh-sungguh. Padahal yang dihadapi mereka itu adalah suatu bencana yang amat parah yang bisa mengakibatkan disintegrasi dan hancurnya kehidupan masyarakat Indonesia. * CITRA FRAKSI UTUSAN DAERAH DAN MPR SEBAGAI ARENA TINJU Ruang Sidang Paripurna MPR tiba-tiba berubah jadi arena tinju. Ini terjadi sesaat setelah Sidang Tahunan MPR secara resmi dibuka. Ketua Fraksi Utusan Daerah Persiapan, Oesman Sapta Odang, memukul anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Dudhie Makmun Murod. Sementara, seratusan anggota MPR lainnya maju ke podium, saling berteriak dan saling dorong satu sama lain. Suasana keributan (fade in) Sidang para anggota majelis yang terhormat itu menjadi ricuh. Pasalnya Fraksi Utusan Daerah Persiapan menuntut agar pembentukan Fraksi Utusan Daerah segera dibicarakan dalam Sidang Paripurna Pertama MPR. Mereka ingin sebelum masuk sidang-sidang berikutnya, fraksi itu sudah terbentuk. Namun permintaan itu ditolak fraksi lainnya. Mereka menganggap pembentukan Fraksi Utusan Daerah harus dibahas dalam sidang komisi, yang berarti masih harus ditunda sampai hari Senin. Suasana keributan (fade out) Ketua Fraksi Utusan Daerah Persiapan Oesman Sapta Odang, yang melayangkan bogem mentah kepada Dudhie Makmun Murod dari PDI Perjuangan ngotot meminta pembahasan Utusan Daerah dibahas dalam Sidang Paripurna Tahunan. Menurut Oesman kesepakatan itu sudah diagendakan sejak Sidang Istimewa Agustus lalu. Oesman Sapta Odang: Undang-undang yang dilanggar kan? Pasal 2 UUD'45 itu dilanggar, tidak diakomodir. Itu salah nggak? Nah sekarang kita mau menegakkan Undang Undang atau melanggar Undang Undang? Kalau kita mau menegakkan Undang Undang ya kita tidak boleh melanggar dan harus mengakomodir unsur unsur daerah karena itu dalam pasal 2 UUD'45 dan ada dalam Tap MPR nomor 106 tahun 2000. Namun sebagian anggota MPR lainnya tetap mengusulkan pembentukan Fraksi Utusan Daerah dibahas dalam sidang komisi. Sabam Sirait dari PDI Perjuangan menyatakan perlunya pembahasan secara seksama keberadaan utusan daerah di MPR. Sabam Sirait: Kan itu sudah dibicarakan di Badan Pekerja. Sudah ada beberapa aternatif. Nanti dibicarakan di komisi. Memang bisa saja ini dianggap memindahkan soal. Tapi alternatif sudah dibuat di Badan Pekerja. Nanti komisi yang akan mengambil pilihana Sementara itu Fraksi Kebangkitan Bangsa melalui ketuanya Ali Masykur Musa justru mempertanyakan perlunya Fraksi Utusan Daerah. Ali Masykur Musa :Yang harus dicermati oleh MPR salah satunya adalah aspirasi daerah. Dan apakah terhadap aspirasi daerah itu harus ada Fraksi Utusan Daerah? Saya rasa itu berkaitan dengan sistem pemilu yang kita selenggarakan. Jadi dengan demikian suatu saat memang perlu utusan daerah itu. Nah sekarang PKB dalam posisi perlu membahas lebih dalam urgensi dari utusan daerah tersebut. Beberapa tokoh lain juga menolak Fraksi Utusan Daerah, antara lain anggota Fraksi Reformasi dan PDI Perjuangan. Namun Fraksi Partai Golkar berpendapat lain. Golkar mendukung Fraksi Utusan Daerah karena itulah kebijakan partai beringin sejak dulu. Selama ini, bukan rahasia lagi Fraksi Utusan Daerah di lembaga tertinggi negara itu sering dimanfaatkan untuk kepentingan partai-partai politik. Menurut pengamat politik Arbi Sanit hal ini terjadi karena anggota Fraksi Utusan Daerah boleh berasal dari anggota masyarakat yang terlibat partai politik. Arbi mencontohkan apa yang terjadi pada Partai Golkar selama ini. Arbi Sanit : Boleh-boleh saja ada utusan daerah. Akan tetapi dia harus keluar dari partai politik. Karena kalau utusan daerah dari partai juga overlap. Ya, dari partai aja namanya nggak ada utusan daerah namanya kalau gitu. Ya itu untuk kepentingan Golkarlah yang takut kehilangan pendukung, kehilangan kekuasaan, kehilangan suara nanti. Jadi saya kira dikembalikan saja ke partai politik. Yang utusan daerah hanya tinggal yang bukan partai politik saja. Saat ini sebagian anggota MPR yang tercatat sebagai utusan daerah memang banyak yang berasal dari Golkar. Beberapa di antaranya adalah Arnold Baramuli, Abdul Gafur dan Fadel Muhammad. Tokoh-tokoh ini juga menjadi buah bibir karena perkara-perkara yang berbau KKN. Melihat ini barangkali kita memang layak bertanya benarkah Fraksi Utusan Daerah telah membawa aspirasi rakyat di daerah? Tim Liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum. * BELANDA INGIN BINA KERJASAMA LANGSUNG DENGAN INDONESIA Intro: Pemerintah Belanda mempertimbangkan untuk meningkatkan kerjasama langsung dalam bidang pertanian antara Den Haag dengan Jakarta, karena kerjasama langsung itu dinilai lebih menguntungkan dan memenuhi sasaran pada saatnya. Demikian Menteri Pertanian Indonesia Bungaran Saragih di Den Haag Kamis malam, setelah mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertanian Belanda Laurens Jan Brinkhorst. Selain itu Menteri Pertanian Saragih juga mengamati bahwa pemerintah Belanda sudah merubah sikapnya dalam berhubungan dengan Indonesia. Apakah ini sesuatu yang menguntungkan? Laporan rekan Joss Wibisono dari jumpa pers Menteri Pertanian Bungaran Saragih di Hotel Des Indes, Den Haag: Pada tanggal 25 Maret 1992, terjadilah apa yang di Belanda dikenal sebagai "Affaire Pronk." Pemerintah Indonesia waktu itu menghentikan sama sekali hubungan kerjasama pembangunan dengan Negeri Belanda. IGGI, kelompok negara-negara donor untuk Indonesia yang dipimpin oleh Belanda dibubarkan. Penguasa mutlak Orde Baru, Soeharto, waktu itu menganggap Menteri Kerjasama Pembangunan Belanda Jan Pronk yang juga menjabat ketua IGGI, terlalu banyak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Maklum Pronk dikenal waktu itu Pronk sangat vokal dalam soal pelanggaran hak-hak azasi manusia, terutama di Timor Timur. Walau demikian, sebenarnya Belanda bukan sama sekali menghentikan bantuannya kepada Indonesia. Bantuan diteruskan, tetapi melalui saluran lain. Kalau sebelum 25 Maret 1992 ada hubungan langsung antara Den Haag dengan Jakarta, maka sesudah tanggal itu, hubungan itu sebenarnya masih ada, tetapi tidak langsung lagi. Dalam membantu Indonesia, Belanda lebih suka menggunakan jasa pihak ketiga, itulah lembaga-lembaga multilateral, seperti IMF, Bank Dunia dan lembaga-lembaga bantuan PBB lainnya. Tetapi, tidak lama setelah Soeharto terjungkal dari kekuasaan mutlaknya, Belanda segera memulihkan hubungan pembangunan Den Haag Jakarta. Salah satu keputusan terakhir Jan Pronk sebagai Menteri Kerjasama Pembangunan pada Kabinet Perdana Menteri Kok I adalah menandatangani pulihnya hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Belanda. Anehnya, walau pun sudah ada keputusan itu, tetapi hubungan kerjasama langsung antara Jakarta dengan Den Haag tidak juga terwujud, apalagi dalam bidang pertanian, seperti berikut dituturkan oleh Menteri Pertanian Indonesia Bungaran Saragih: Bungaran Saragih [BS]: Kerjasama antara Indonesia dengan Belanda di bidang ekonomi sebenarnya sudah mulai pada tahun 2000 yang lalu. Tetapi entah bagaimana, pertanian tidak masuk di dalamnya. Ya ada maritim, ada juga good governance (pemerintahan yang bersih, Red.) ada juga irigasi, tapi pertanian tidak ada. Mereka juga heran, tetapi karena itu yang kita minta dari Indonesia, ya itulah yang mereka respons. Tapi dengan kedatangan saya, mereka sadar bahwa hal itu tidak memadai. Pertanian dirasakan sebagai bidang yang sangat penting bagi Indonesia saat ini. Karena itu pertanian harus masuk dalam bentuk kerjasama ekonomi antara Belanda dan Indonesia itu. Kunjungan Menteri Pertanian Bungaran Saragih memang berhasil memperbarui niat kerjasama pertanian antara Belanda dengan Indonesia. Pembaruan ini jelas diperlukan karena ternyata kerjasama pertanian yang sudah ada antara Belanda dan Indonesia yang diperantarai oleh pelbagai organisasi multilateral tidak membuahkan hasil yang diharapkan: BS: Sebagai gambaran pada tahun 2000 yang lalu, dari pihak Belanda saja disediakan 50 juta dolar. Dan untuk tahun 2001, 70 juta dolar. Tapi menurut laporan yang kita peroleh hal itu belum bisa terpakai. Satu alasannya, karena itu disalurkan melalui lembaga-lembaga multilateral, Bank Dunia, FAO dan macam-macam itu. Sangat lambat sekali. Kita juga nggak tahu mengapa terjadi seperti itu. Dan menurut laporan pihak Belanda, laporannya juga tidak masuk. Karena laporannya tidak masuk, maka yang disanggupi 50 juta tidak habis, kemudian yang 70 juta yang sudah direncanakan juga jadi kesulitan. Oleh karena itu tadi ada pembicaraan, bagaimana kalau G to G saja lah. Bilaterallah. Barangkali lebih mudah, lebih cepat dan lebih terarah. Radio Nederland [RN]: Belanda setuju dengan bilateral itu pak? BS: Ya, karena kelambatan ini mereka sudah mulai merasakan bilateral itu harus dikembangkan. RN: Sebab multilateral itu berkembang ketika ada kasus Pronk di jaman Orde Baru itu. BS: Itu juga, tetapi juga karena Belanda merasakan tidak punya institusi untuk melakukannya sendiri. Karena itu mereka coba dari multilateral itu. Mungkin juga ada alasannya dengan itu. Tapi, sekarang mereka juga menyadari bahwa harus diperbanyak, langsung bilateral itu. Pembaruan hubungan kerjasama ini, menurut Menteri Saragih juga membawa perubahan pada sikap Belanda dalam berhubungan dengan Indonesia. Mungkin belajar dari pengalaman pemutusan hubungan tahun 1992, sekarang pemerintah Belanda nampaknya tidak ingin menggurui Indonesia lagi. Menteri Pertanian Bungaran Saragih: BS: Rupanya ada juga perubahan di Negeri Belanda ini. Mereka ingin mendengarkan dari kita. Apa yang menjadi program kita, apa yang menjadi keinginan kita, mereka memberikan perhatian. Mereka tidak mau memberikan program yang menurut agenda mereka saja. Tapi mereka lebih menekankan pada apa yang kita maui. Tentu saja perubahan sikap Belanda ini juga berkaitan dengan perubahan yang ada di Jakarta, seperti kembali dituturkan Menteri Saragih: BS: Kita tidak hanya menekankan kepada G to G saja, seperti pada waktu yang lalu. Bahkan kita akan memperkecil G to G, tapi akan lebih banyak justru private to private, institutions to intstitutions. RN: Kenapa pak? BS: Karena pembangunan itu dilaksanakan oleh private to private, institutions to instritutions itu. Dan ini ada hubungannya dengan paradigma baru dari pembangunan kita, di mana pemerintah akan membatasi diri pada policy formulations, menjadi fasilisator, menjadi dinamisator gitu. Jadi pembangunan itu akan dilakukan oleh dunia usaha dan institusi itu. Dalam situasi ini kedua pihak bekerja keras menyiapkan kerangka kerjasama langsung itu. BS: Dulu kita ada working group on agriculture antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda. Tapi sudah lama tidak jalan. Kita mau mengaktifkan itu kembali dan melalui pengaktifan working group on agriculture ini, kita akan bisa juga menyusun kerjasama antara kedua negara. Kita sudah hampir sepakat working group on agriculture yang berikutnya akan kita laksanakan di Indonesia, kira-kira bulan Februari yang akan datang. Terakhir, dalam jumpa pers Kamis lalu itu, Menteri Saragih mengutarakan sebuah kejutan kecil, Presiden Megawati Soekarnoputri mungkin akan berkunjung ke Belanda tahun depan, BS: Besok pagi kami akan mengunjungi lokasi Floriade, karena Indonesia juga akan ikut dalam Floriade tahun 2002. RN: Tahun 2002 ketika Floriade dibuka, Presiden datang ya pak? BS: Ya, memang Ibu Presiden bilang sama saya, waktu kita kampanye pengumpulan dana untuk Floriade itu, beliau mengatakan, beliau ingin melihat Floriade, memang. RN: Jadi akan datang ke Belanda? BS: Insya Allah! Sekian laporan Joss Wibisono dari Hotel Des Indes, Den Haag untuk acara Fokus Akhir Pekan. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------