--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Kamis 27 September 2001 15:00 UTC ** INDONESIA TIDAK AMAN BAGI WARGA AMERIKA SERIKAT ** DELEGASI PAKISTAN KEMBALI KE AFGHANISTAN MEMINTA USAMA BIN LADEN ** ANCAMAN BOM LUMPUHKAN LALU LINTAS ROTTERDAM DAN AMSTERDAM ** GENCATAN SENJATA TIMUR TENGAH, TIDAK HENTIKAN KEKERASAN ** TOPIK GEMA WARTA: TEROR ADALAH PRODUK PENINDASAN DAN DUKUNGAN BIN LADEN DI INDONESIA ADA FAKTOR SUKUNYA ** TOPIK GEMA WARTA: DUKUNGAN AMERIKA TERHADAP NKRI TIDAK PENGARUHI MASYARAKAT ACEH * INDONESIA TIDAK AMAN BAGI WARGA AMERIKA SERIKAT Pemerintah Amerika Serikat mengimbau warga agar meninggalkan Indonesia dan untuk sementara tidak pergi ke negeri itu. Kebijakan ini berkaitan dengan semakin memuncaknya aksi-aksi anti-Amerika di Indonesia. Selanjutnya Washington juga memanggil pulang sebagian besar karyawan kedutaan di Jakarta. Beberapa hari belakangan ini di muka gedung kedutaan Amerika di Jakarta terus menerus digelar demonstrasi menentang rencana AS menyerang Afghanistan. Selanjutnya kelompok radikal Islam juga melancarkan aksi "sweeping" mencari warga AS di sejumlah kota di jawa. Rabu kemarin puluhan organisasi Islam Indonesia menyerukan kepada semua kaum muslim melakukan perang jihad apabila AS menyerbu Afghanistan. Namun Wakil Presiden Hamzah Haz mengimbau masyarakat agar tidak terpancing dengan sikap anti AS ini. * DELEGASI PAKISTAN KEMBALI KE AFGHANISTAN MEMINTA USAMA BIN LADEN Delegasi Pakistan, Sabtu mendatang kembali bertolak ke Afghanistan menemui penguasa Taliban. Pakistan berupaya mendesak penguasa Taliban agar menyerahkan Usama bin Laden ke AS. Pakistan masih tetap berupaya mencegah aksi militer AS terhadap Afghanistan. Selanjutnya pemerintah Pakistan mulai memburu para pendukung Usama bin Laden di negeri itu. Upaya pemerintah Islamabad sebelumnya gagal meyakinkan Taliban agar menyerahkan Usama. Baru-baru ini penguasa Taliban mengumumkan mengetahui persembunyian Usama dan mengimbau agar dengan suka rela meninggalkan Afghanistan. Sementara itu pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Muhammad Umar menyatakan bahwa pasukan AS akan mengalami nasib serupa dengan tentara Uni Sovyet ketika menduduki Afghanistan, belasan tahun silam. Tentara merah Uni Sovyet hengkang dari Afghanistan tahun 1989 setelah dengan susah payah menduduki negeri itu selama sepuluh tahun. * ANCAMAN BOM LUMPUHKAN LALU LINTAS ROTTERDAM DAN AMSTERDAM Polisi Belanda terpaksa menutup beberapa jam empat terowongan di Rotterdam dan Amstredam, menyusul ancaman ledakan bom. Ancaman tertulis mengenai bom tersebut dikirim ke kantor berita Belanda, ANP. Ancaman ini menyatakan secara rinci bahwa pada jam sibuk berangkat kantor akan meledak sejumlah bom di empat terowongan. Menyusul berita tersebut satuan anti teror dan polisi menutup lokasi seputar dua terowongan di Amsterdam dan dua di Rotterdam. Kendaraan pemadam kebakaran, ambulance dan helikopter dikerahkan siap siaga. Setelah polisi mengadakan penyisiran beberapa jam, mereka tidak menemukan bom sama sekali. Ancaman semacam itu menimbulkan macet panjang sampai ke lokasi luar Amsterdam dan Rotterdam. * GENCATAN SENJATA TIMUR TENGAH, TIDAK HENTIKAN KEKERASAN Meskipun baru saja tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina namun tetap saja terjadi kekerasan. Di Jalur Gaza demonstrasi massa Palestina bentrok dengan tentara Israel. Sumber rumah sakit melaporkan tiga warga Palestina tewas dan 31 lain luka-luka. Dalam bentrokan di Rafah dan Jalur Gaza tersebut tentara Israel juga mengerahkan senjata lapis baja. Rabu kemarin Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres dan Presiden Palestina Yasser Arafat baru saja melangsungkan pertemuan yang sudah sering kali ditangguhkan. Mereka menyepakati sebuah rancangan gencatan senjata jangka panjang. Rancangan tersebut berisikan antara lain penghapusan bertahap blokade Israel di kawasan Palestina. Selanjutnya mereka juga akan mematuhi kesepakatan sebelumnya mengenai keamanan. Arafat dan Peres dijadwalkan akan bertemu kembali sepekan mendatang. Amerika Serikat menyambut baik kesepakatan ini dan menjanjikan peran aktif sebagai mediator dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell. * SERATUS ORANG CEDERA AKIBAT TUBRUKAN KERETE DI JERMAN Sekitar seratus orang penumpang mengalami luka-luka akibat tabrakan dua kereta di Jerman Selatan. Tujuh orang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Penyebab kecelakaan kereta di negara bagian Bavaria ini masih dalam pengusutan otoritas keamanan. Menurut hasil penyidikan sementara, kecelakaan disebebkan kesalahan pengaturan jam pemberangkatan. Salah satu kereta ternyata diberangkatkan terlalu dini dari stasiun sebelumnya. Sebagian besar penumpang adalah siswa sekolah. * KERUSUHAN SARA DI IBUKOTA IRLANDIA UTARA Beberapa orang aparat keamanan cedera akibat bentrokan di ibukota Irlandia Utara, Belfast. Dua orang aparat terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Kerusuhan terjadi ketika barikade polisi berupaya menghalangi sekitar 300 massa Kristen Protestan yang berupaya menyerbu perkampungan Katolik. Aparat keamanan menggunakan peluru karet berupaya menghalau massa protestan yang membalas dengan bom molotof, batu dan botol. Beberapa saat kemudian kendaraan polisi ditembaki, tanpa menelan korban. Rabu kemarin di sekitar sekolah dasar Katolik Holy Cross Belfast kembali tegang. Kaum Kristen Protestan melempar petasan ke para orang tua yang menjemput anak mereka pulang sekolah. * 11 MURID TEWAS MENYUSUL RUNTUHNYA GEDUNG SEKOLAH DI NIGERIA Dipastikan sebelas murid sekolah tewas akibat runtuhnya gedung sekolah di kota Kano Nigeria Utara. Sementara enam anak murid dirawat di rumah sakit. Menurut keterangan polisi, gedung sekolah yang bersejarah itu runtuh setelah dinding yang terbuat dari tanah liat lebur akibat hujan lebat. * MISI BARU NATO DI MACEDONIA Pakta NATO akan mengirimkan sekitar 900 serdadu ke Macedonia. Misi lanjutan ini akan berlangsung selama tiga bulan dan bertujuan melindungi pengamat internasional yang memantau perdamaian Macedonia. Selanjutnya sekitar 2000 pasukan perdamaian internasional yang saat ini bertugas di Kosovo juga disiapkan menghadapi kemungkinan ketegangan baru. Belanda kemungkinan tidak akan mengirimkan pasukan dalam misi lanjutan NATO ini. * 14 ORANG TEWAS MENYUSUL INSIDEN PENEMBAKAN DI DEWAN PERWAKILAN DAERAH SWISS 14 orang tewas akibat insiden penembakan di dewan perwakilan regional Swiss, Zug , Rabu ini. Sementara itu 10 orang lainnya luka dan delapan diantaranya luka parah. Pelaku masuk gedung parlemen dan membabi-buta memuntahkan tembakan. Pria warga Swiss yang menyamar sebagai polisi itu kemudian nekad bunuh diri. Hingga saat ini motif penembakan masih belum diketahui. * TEROR ADALAH PRODUK PENINDASAN DAN DUKUNGAN BIN LADEN DI INDONESIA ADA FAKTOR SUKUNYA Kelompok radikal di Indonesia yang bersimpati kepada Usama bin Laden, kebanyakan terdiri dari para habib yang berasal dari Arab. Jadi masalah dukungan terhadap jutawan Saudi ini juga tidak lepas dari masalah suku. Demikian tegas Arbi Sanit kepada Radio Nederland menanggapi maraknya kelompok radikal Islam di Indonesia menentang tekad Amerika untuk memburu Usama bin Laden karena dituduh sebagai otak serangan terorisme di Amerika dua minggu lalu. Menurut pakar Sospol tadi kelompok radikal Islam di Indonesia sebenarnya kecil saja tetapi bisa saja banyak meraih dukungan berkat opini publik. Arbi Sanit [AS] : Sebenarnya kalau intinya kecil, tetapi masalahnya itu kesempatannya den gelombang publik opini yang dibangunnya karena tidak berani orang melawan mereka secara terang-terangan, karena menyangkut soal agama dan takut nanti takut akan menjadi isu agama maka mereka mendapat kemenangan untuk membangun publik opini. Dan kalau mereka itu tidak ada lawannya, dan tidak ada yang berani mengatakan bahwa mereka salah, maka mereka menguasai publik opini akhirnya mendapat dukungan yang lebih luas. Radio Nederland [RN] : Ya anda sudah menyebut kata lawan. Jadi apakah ada pihak lain dari golongan islam sendiri yang moderat tetapi cukup kuat begitu? AS : Ya ada golongan islam tradisional tidak setuju dengan mereka, golongan NU (Nahdatul Ulama) misalnya, nah itu nggak setuju. Ini kan boleh dikata ya , kalau saya menganalisanya, ini kan lebih banyak dari golongan yang di Indonesia itu adalah habib-habib yang sebenarnya asalnya sama dengan Bin Laden itu. Jadi ini ada soal suku ada di sini soal ras. Agama adalah soal legitimasi jadi sama saja dengan persoalan Sampit, soal Ambon, sebenarnya persoalannya kan persoalan suku, persaingan suku, ketidakpuasan suku atau menyelamatkan suku atau memperbesarkan pengaruh suku tapi agama dipakai sebagai selimut. RN : Trus ini saya baca Pak Arbi bahwa ada seorang yang bernama Al Khaidar saya sendiri ndak tahun mungkin anda tahu, yang menyebut sebenarnya Bin Laden itu dulu pernah beberapa kali ke Indonesia? AS : Itu kemungkinannya ada saja kan, Indonesia terbuka apalagi di sini orang Islam dan banyak orang dari Timur Tengah bolak-balik kan ke sini. Sampai sekarangpun hubungan masyarakat Islam Indonesia dengan masyarakat Afghanistan itu amat erat. Pendatang gelap juga banyak sekarang. RN : Hubungan tradisional karena memang sama-sama Islam, begitu ya? AS : Ya sama-sama Islam, solidaritas islam. RN : Tapi masalahnya sekarang menjadi menjelimet karena ada masalah terorisme ini. Jadi kita tidak tahu mana yang katakan terorisme, mana yang tidak begitu? AS : Memang ada upaya kelihatannya gitu dari gerakan radikal itu untuk menyarukan terorisme dan membangun solidaritas islam. Nah padahal Amerika dan juga pemerintah Megawati tampaknya mau membangun anti terorisme. Nah yang menjadi persoalan adalah kaitan teror dengan orang Islam itu hampir tak ada jaraknya tidak ada dindingnya. Kebanyakan yang melakukan teror itu orang-orang Islam, begitu maksudnya toh. Menjadi mudah dimanipulasi, begitulah. RN : Ya nah itu saya mau berbicara soal manipulasi, apakah jelas juga bagi mereka katakanlah saudara-saudara yang radikal itu bahwa sebenarnya pemerintah di barat dan juga Bush sendiri itu membedakan antara teroris dengan orang Islam dan orang Arab begitu. AS : Saya kira banyak orang Islam, di Indonesia, ya teror dirasa sebagai sesuatu hal yang harus dikerjakan. Karena apa, karena ukurannya kan Afghanistan pernah dijajah oleh Rusia, ukurannya adalah Palestina yang dijajah oleh Yahudi, dibantu oleh negara-negara barat. Jadi adalah masalah Islam yang lemah baik di Timur Tengah maupun di Afghanistan ataupun di tempat lain, yang selama ini tertindas perlu melakukan sesuatu yang keras, begitu. Jadi teror itu kan product dari orang-orang tertindas yang mau menang, kan gitu. Tapi tertindas tetapi mau menang, maka dilakukan kegiatan teror. Ya jadi barangkali banyak orang di Indonesia terutama yang radikal itu tidak begitu mempersoalkan, itu kan teror itu kan akibat dari penghinaan kepada Islam, kan begitu. RN : Ya jadi kalau begitu teror memang dianggap sebagai suatu cara berjuang ya? AS : Iya, dari pihak yang lemah untuk melawan yang kuat. RN : Yang jadi masalah itu adalah ekses-nya ya seperti yang terjadi di Amerika baru baru ini, sehingga banyak warga tidak berdosa meninggal dunia? AS : Ya memang orang Islam juga kan menyadari bahwa damai tanpa kekerasan, nah tetapi dia lupa juga apabila dia melawan penindasan, penghinaan boleh memakai kekerasan. Nah masalahnya juga kekerasan pada siapa?, yang menindas atau yang tidak terlibat dalam menindas. Kalau dilihat secara individual banyak orang tidak berdosa kenam, kan begitu pemikirannya. Tetapi kalau dilihat secara sistematik, lah kan orang yang tidak berdosa itu kan yang membiayai kapitalisme Israel atau kapitalisme Amerika, kan begitu katanya. Demikian pakar Sospol, Arbi Sanit. * DUKUNGAN AMERIKA TERHADAP NKRI TIDAK PENGARUHI MASYARAKAT ACEH Presiden Megawati Soekarnoputri akhir pekan ini dijadwalkan akan kembali ke Indonesia, mengakhiri masa lawatannya ke sejumlah negara. Salah satu hasil nyata yang dicapainya di Amerika Serikat, selain dukungan ekonomi dan pencabutan embargo militer, ialah pengakuan atas kedaulatan RI termasuk Aceh dan Irian. Namun reaksi masyarakat di Aceh ternyata dingin-dingin saja. Tidak ada pernyataan yang berarti dari pihak GAM maupun dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Para mahasiswa pun berdiam diri. Laporan rekan Syahrir dari Banda Aceh: Seorang aktivis LSM, menyatakan bahwa situasi pasca kedatangan Megawati di Banda Aceh relatif lebih tenang namun tidak demikian halnya yang terjadi di daerah-daerah. Konflik terbuka antara GAM dan pihak militer terus saja terjadi. Bahkan dua hari yang lalu terjadi penyerbuan oleh pihak GAM terhadap sebuah truk yang mengangkut aparat militer di Samadua, Aceh Selatan. Memang dari pengamatan aktivis-aktivis partai di Banda Aceh, aktivis-aktivis kemanusiaan di wilayah itu menghadapi sejumlah kendala yang cukup serius. Seperti halnya yang terjadi dengan seorang relawan yang selama ini mengurus soal pengungsi. Mereka ditelanjangi pihak aparat karena dicurigai membawa senjata kala membawa bantuan untuk para pengungsi di Takengon, Aceh Tengah. Padahal para pengungsi saat itu sangat perlu bahan bantuan yang dibawa para aktivis tersebut. Di tempat-tempat pengungsian umumnya bisa dilihat kondisi para pengungsi yang sangat memprihatinkan. Banyak anak-anak yang kekurangan gizi, para manula yang mati tanpa memperoleh pengobatan sama sekali. Sementara itu keterbatasan bahan makanan dewasa ini bukan hanya dialami oleh pengungsi. Hampir seluruh masyarakat yang tinggal di pedesaan kini dibatasi dalam membeli beras. Setiap kepala keluarga per harinya hanya diizinkan oleh pihak tentara membeli 4 liter beras. Tentara melakukan kontrol ke dalam-dalam pasar. Mereka juga melakukan razia terhadap ibu-ibu di luar pasar. Apabila kedapatan membeli beras lebih dari 4 liter, maka tentara akan mengambil kelebihan beras tersebut. Pembatasan itu diberlakukan agar tidak ada bantuan bahan makanan yang dapat diberikan untuk GAM. Di sisi lain, tentara mencoba merebut simpati masyarakat Aceh dengan menyelenggarakan Bhakti Sosial, memperbaiki dan melabur masjid-masjid dan sekolah yang telah luluh lantak sebelumnya. Aksi bakti sosial tersebut sejauh ini hanya menjadi bahan ejekan masyarakat yang umumnya telah menyimpan dendam terhadap tentara dan polisi RI. Di Jakarta dalam pada itu menjelang kembalinya presiden Megawati, Panglima TNI Laksamana Widodo AS mengungkapkan situasi Aceh saat ini sudah semakin membaik. Dan apabila berbagai upaya komprehensif yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh segenap instansi terkait dan didukung oleh masyarakat setempat, maka masalah Aceh akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan, ungkapnya. "Opini yang berkembang sekarang adalah seolah-olah hanya aspek keamanan saja yang menonjol di lapangan. Padahal kita tidak menginginkan seperti itu," ujarnya. Panglima menjelaskan, Inpres No 04/2001 sebenarnya memberi arah untuk pelaksanaan secara sinerjik berbagai aspek, seperti bidang ekonomi, sosial, politik, penegakan hukum, keamanan dan informasi. Namun, kata Widodo, yang kita lihat di lapangan atau yang mungkin dikembangkan di lapangan yang menonjol adalah bidang keamanan. Sehingga terkesan Inpres 04/2001 hanya menekankan kepada pendekatan keamanan. Menurutnya, bidang-bidang lain perlu didorong untuk dilaksanakan seintensif mungkin, seperti misalnya di bidang politik sudah di undangkannya UU NAD (Nanggroe Aceh Darussalam). "Dengan demikian kita tidak punya persepsi penyelesaian Aceh hanya ditekankan pada pendekatan keamanan. Kita akui sekarang opini yang terbentuk semacam itu karena memang yang menonjol di lapangan kelihatannya adalah itu. Padahal yang kita inginkan sebenarnya bagaimana bidang-bidang lain juga semua` dilakukan, tukas Widodo. Panglima TNI Laksamana Widodo mengingatkan bahwa selama gerakan separatis di Aceh tetap ada, maka kita tetap akan menghadapi problem sepanjang masa. "Penyelesaian masalah separatis tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, karena gerakan itu menggunakan basis-basis gerilya." Seorang mantan dosen yang bukan berasal dari Aceh, memperkirakan bahwa orang-orang Aceh di masa depan tidak akan bertambah maju seandainyapun mereka menjadi lebih mandiri. Meski sudah diberi hadiah Nangroe Aceh Darusalam, misalnya Aceh tidak akan maju. Karena faktor modal dan pekerja atau 'capital dan labour' saja tidaklah cukup. Kala pemerintahan Orde Baru berkuasa, konsep pembangunan ekonomi yang dipercayakan pada Widjoyo Nitisastro pun gagal. Widjoyo kala itu hanya mengandalkan pada modal dan pekerja saja. Padahal dalam Teori Pertumbuhan Baru, perlu juga diperhatikan faktor endogen. Yang dimaksudkan dengan faktor endogen ialah bahwa pekerja dan manajemen harus memiliki kemampuan lebih. Sehingga memunculkan produktivitas yang tinggi. Dan ini hanya ada di tangan orang-orang di Pulau Jawa, katanya. Diakuinya saat ini Aceh memiliki SDA/sumber daya alam yang tinggi tapi Aceh tidak memiliki SDM atau faktor endogen tadi. Dia juga mengingatkan bahwa sebelum tahun 1910, Aceh dikenal sebagai daerah termiskin di Indonesia. Saat itu pulau Jawa dengan lautan sekitarnya yang mengandung minyak merupakan wilayah terkaya di Indonesia. Dari pemikiran mantan dosen ekonomi ini, yang berasal dari pulau Jawa dan ditilik dari pandangan orang Aceh yang merasa dieksploitasi oleh orang-orang Jawa di pusat, maka nampaknya sulit mempertemukan kedua pandangan etnis yang kini berperang. Dan mampukah Megawati mendamaikan kemajemukan budaya bangsa dalam sebuah wilayah NKRI seperti sebuah pengakuan yang baru ia terima dari PBB? --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------