---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Jumat 28 September 2001 14:40 UTC



** PARA ROHANIWAN INDONESIA KECAM TINDAKAN TERHADAP WARGA AMERIKA DI
INDONESIA

** DELEGASI ULAMA PAKISTAN BERUNDING DENGAN PIMPINAN TALIBAN

** ANAK-ANAK DI DUNIA MASIH JADI KORBAN PENGANIAYAAN DAN TINDAK
KEKERASAN

** TOPIK GEMA WARTA: EKONOMI INDONESIA TERANCAM AKIBAT AKSI-AKSI
SWEEPING FUNDAMENTALIS MUSLIM

** TOPIK GEMA WARTAAKSI SWEEPING WARGA ASMENCIPTAKAN TEROR UNTUK
PERANGI TEROR

** TOPIK GEMA  WARTA: GUS DUR TIDAK CEMASKAN PENGARUH FUNDAMENTALIS
MUSLIM DI INDONESIA



* PARA ROHANIWAN INDONESIA KECAM TINDAKAN TERHADAP WARGA AMERIKA DI
INDONESIA

Para pemimpin rohaniwan Indonesia mengecam tindakan kelompok radikal
terhadap warga Amerika di Indonesia. Menurut para rohaniwan, tindakan
sedemikian itu bisa membangkitkan konflik bernuansa keagamaan di
antara rakyat Indonesia. Hari Mingu silam, di Solo sejumlah   muslim
radikal memasuki hotel-hotel dikota itu, untuk mencari warga Amerika.
Namun tidak terjadi konflik. Di Indonesia  terdapat sekitar 10.000
warga Amerika. Dari Washington  mereka dianjurkan untuk meninggalkan
Indonesia, jika syarat memungkinkan. Para pemimpin rohaniwan
Indonesia, dalam pernyataan mereka, juga mengutuk serangan teror di
New York dan Washington. Di samping itu mereka berseru kepada Amerika
Serikat untuk tidak memulai perang dengan Afganistan. Pernyataan
tersebut antara lain ditandatangani oleh Hasyim Muzadi, Ketua Umum
NU, Uskup Agung Katolik Jakarta dan para rohaniwan Protestan dan
Budha.
Sementara itu di Jakarta  sekitar 4000  pengunjukrasa muslim
melancarkan aksi di Kedutaan Besar Amerika Serikat, memprotes
tindakan Amerika Serikat dan Israel. Para demonstran membawa
spanduk-spaduk yang antara lain berbunyi "Teroris yang sebenarnya
adalah Israel dan Amerika Serikat".


* DELEGASI ULAMA PAKISTAN BERUNDING DENGAN  PIMPINAN TALIBAN

Sebuah delegasi Ulama Pakistan melangsungkan perundingan dengan para
pemimpin Taliban di Kandahar, Afganistan Selatan,  tentang penyerahan
teroris Saudi, Osama bin Laden. Awal bulan ini, pemerintah Pakistan
dengan sia-sia meminta  penyerahan Osama. Para pemimpn ulama
Afganistan berpendapat, Osama bin Laden harus dengan sukarela
meninggalkan negeri itu. Kekuasaan Taliban Kamis kemarin menyatakan,
Osama bin Laden telah menerima pesan tersebut. Sebelumnya dikatakan,
tempat persembunyian Osama bin Laden tidak diketahui. = Sementara itu
pendeta kulit hitam Amerika, Jesse Jackson, kemungkinan akan
bertindak selaku perantara dalam kasus penyerahan Osama bin Laden,
dan tentang pembebasan delapan pekerja bantuan Barat yang sudah
selama berpekan-pekan ditahan di Kabul.
Menteri Urusan Eropa Inggris, Peter Hain mengatakan, Osama bin Laden
sedang mempersiapkan serangan teroris baru. Menurut Meteri, terdapat
bukti-bukti yang memperkuat dugaan tersebut.
Sehubungan dengan serangan teror di New York dan Washington, KTT
Negara-negara Sekemakmuran di Brisbane, Australia bulan depan
ditunda.
Dewan Keamanan PBB, pada saat-saat terakhir menerima resolusi untuk
melarang bantuan finansial terhadap  organisasi-organisasi  teroris.
Larangan  itu berlaku bagi semua anggota dan bersifat mengikat. Pekan
depan akan digelar Sidang Umum PBB tentang kerjasama internasional
memerangi terorisme.


* ANAK-ANAK DI DUNIA MASIH JADI KORBAN PENGANIAYAAN DAN TINDAK
KEKERASAN

Anak-anak di seluruh dunia masih sering menjadi korban penganiayaan
dan tindak kekerasan yang serius. Demikian diungkapkan organisasi
HAM, Human Rights Watch, yang mengkecam pemerintah di berbagai negari
yang membiarkan berlangsungnya hal tersebut, bahkan ikut melakukan
kesalahan tersebut. Dalam laporannya Human Right Watch mengungkapkan
terjadinya penganiayaan, kerja paksa dan pelecehan seksual yang
dilakukan oleh polisi dan badan-badan pemerintah yang lain. Pengaduan
itu meliputi kasus-kasus mulai dari anak-anak yatim-piatu di Rusia
sampai eksekusi terhadap anak-anak di Kenia, Guatemala dan India.
Human Right Watch berseru kepada Perserikatan Bangsa-bangsa untuk
menyusun rencana kongkrit guna perlindungan yang lebih baik baik
anak-anak.


* KERUSUHAN BARU BERKECAMUK DI BELFAST

Di Belfast, ibukota Irlandia Utara, berkecamuk kerusuhan baru. 13
anggota polisi mengalami luka-luka, dan seorang warga wanita
menderita luka tembak di kaki. Seperti halnya yang terjadi Kamis
kemarin, di rayon Ardoyne,  ratusan warga protestan menghujani polisi
dengan Molotov cocktail. Juga terjadi pemenbakan terhadap polisi, dan
polisi membalasnya dengan tembakan peluru karet. Dalam kerusuhan
Kamis kemarin, puluhan anggota polisi menderita cidera.


* ARUBA GELAR PEMILU  PARLEMEN HARI INI

Para eletorat Aruba Jum'at hari ini mengikuti pemilu parlamen baru.
Pemilu yang dipercepat tersebut diperlukan, karena kabinet ketiga
Eman jatuh tiga bulan lalu. Tujuh parpol ikut serta dalam pemilu, dua
partai besar di antaranya, adalah Gerakan  Rakyat Elektoral MEP dan
Partai Rakyat Umum AVP. Kedua partai itu belum pernah berhasil
merebut mayoritas mutlak di negeri itu. Parlemen Aruba terdiri dari
21 kursi. juga koalisi antara kedua partai besar tersebut  belum
pernah terwujud. AVP pimpinan Tico Croes, untuk pertama unggul. Ia
adalah pengganti Henny Eman, yang mengundurkan diri dari dunia
politik.


* EKONOMI INDONESIA TERANCAM AKIBAT AKSI-AKSI SWEEPING FUNDAMENTALIS
MUSLIM

Intro:  Dampak serangan teroris di Amerika Serikat, terhadap ekonomi
Indonesia, semakin hari mulai semakin terasa. Setelah aksi sweeping
gerakan fundamentalis muslim, Amerika Serikat dan juga sejumlah
negara Barat lain, menasihatkan warganya untuk tidak bepergian ke
Indonesia. Akibatnya sektor pariwisata kehilangan banyak pemasukan
dan bahkan para investor asing siap-siap meninggalkan Indonesia.
Pasar finansial takut banyak dana akan dibawa lari keluar negeri, dan
nilai Rupiah akan kembali anjlok. Karena itu pemerintah Presiden
Megawati Soekarnoputri harus bertindak cepat dan tegas. Laporan rekan
Syahrir dari Jakarta:


Sjahrir: Ekonomi Indonesia tampaknya akan terpuruk lagi akibat isyu
sweeping dan seruan jihad MU. Sementara Megawati sibuk merangkul
Amerika dan Jepang dan merencanakan UU Penanaman Modal Asing yang
baru, di Indonesia ancaman sweeping ternyata telah memukul bisnis
wisata dan bahkan investor pun siap-siap meninggalkan
Indonesia. Kalangan Bursa Effek Jakarta kuatir AS akan menutup
kedutaan besarnya di Indonesia.

Negara-negara di Asia Timur ,Asia Tenggara dan Eropa pun menanyakan
soal sweeping warga asing di Indonesia itu. Polisi takut
menindak para pelaku sweeping sehingga 38 Dubes pun meminta jaminan
kemanan kepada Kapolda Metro Jaya. Polisi Indonesia hanya bisa
berjanji akan melakukan evakuasi warga asing dengan panser. Sementara
itu Demo anti AS di Indonesia utamanya di Jakarta, terus berlanjut.
Siang tadi ratusan massa ormas Islam memenuhi bunderan Hotel
Indonesia dan Jalan Thamrin Jakarta.

Sehubungan dengan itu menarik untuk menyimak keterangan Ketua PP
Muhamadiyah, Ahmad Syafii Maarif siang tadi. Ia berpendapat, seruan
jihad yang berkaitan dengan rencana serangan militer AS terhadap
Afghanistan, merupakan hal yang tidak bijaksana. Anehnya, Wakil
Presiden Hamzah Haz mengemukakan pernyataan kekecewaan Dubes AS
Robert Gelbard terhadap Polri yang dinilai tidak sungguh-sungguh
mengambil langkah pengamanan terhadap warga AS dan tidak menindak
pelaku sweeping, tidak akan menghambat bantuan
AS kepada TNI dan pemerintah RI. Hal ini dikemukakan Wapres Hamzah
Haz usai sholat Jumat di Masjid Sudirman, di Mabes TNI Cilangkap,
Jakarta, Jumat ini.

Aksi-aksi anti Amerika dan ancaman sweeping terus berlanjut. Spanduk
raksasa bertuliskan "Israel Terrorist" sempat dibentangkan dari atas
patung Selamat Datang di depan Hotel Indonesia. Sehubungan dengan
itu, seorang sopir taxi Silver Bird yang  Ia mengatakan sejak kemarin
pemasukannya merosot terus mengingat para turis tiba-tiba menghilang.
Ia  mendengar dari karyawan
hotel bahwa penghuni hotel kini berkurang terus sampai  sekitar 40
persen.

Organisasi-organisasi Islam seperti KAMMI, Front Pembela Islam dan
GPI, yang dahulu ikut aktif menggoyang Gus Dur siang tadi nampak ikut
berdemosntrasi. Salah seorang diantaranya berpidato sambil mengecam
keras kebijakan Duta Besar Amerika Serikat Robert S. Gelbard, yang
mengizinkan warga dan pejabat tidak penting  kedutaan AS ,
meninggalkan Indonesia. Ini dinilai sebagai
tindakan berlebihan. "Padahal mereka semua tahu Islam itu adalah
agama cinta damai, kami bukan teroris," ujar si pembicara dari atas
panggung dengan berapi-api.

Namun ada juga  dua mobil yang di sisi sampingnya menggantungkan
spanduk putih bertuliskan: "Patroli Anti AS." Sejumlah  aktivis
mengenakan pakaian muslim dan rompi tanpa lengan bertuliskan "Front
Pembela Islam" mengawal mobil-mobil itu.

Menurut mantan Menlu Alwi shihab, tindakan sweeping di Indonesia
terhadap warga AS bisa memancing reaksi di AS yang akan merugikan
masyarakat Islam disana. Di Jogya pun Sri Sultan sudah
melarang diadakannya sweeping oleh masyarakat.Tapi ia tidak melarang
diadakannya orasi-orasi, di Jogya. Seorang cendekiawan  mengatakan,
seharusnya untuk melakukan jihad itu harus ada prasyarat tertentu,
karena mengandung maksud dan tujuan untuk perang suci. Lagipula
masalahnya punbelum jelas semuanya.

Dalam situasi negara seperti saat ini, seruan jihad itu tidak
menguntungkan dan mengundang kontroversi, karena bisa memicu emosi
dan radikalisme masyarakat yang tentunya akan berdampak kurang baik.
Seorang Habib bahkan mencurigai gerakan-gerakan ini sesungguhnya
dimaksudkan untuk menjatuhkan pemerintahan Megawati.

Jika pemerintah salah langkah dalam menangani isu anti AS seperti
sweeping terhadap warga AS yang terjadi di beberapa daerah maka
country risk Indonesia akan makin tinggi yang pada akhirnya akan
berimbas ke nilai tukar Rupiah.

Menurut Drajad Wibowo, ekonom dari INDEF, "Ada peluang peningkatan
country risk investor akan ragu-ragu.
Apresiasi Rupiah akan hilang. Kalau itu terjadi akan sulit bagi kita
untuk mengembalikan Rupiah yang sekarang sudah agak membaik. "Dia
juga menilai sweeping yang saat ini terjadi akan mendorong larinya
dana-dana keluar negeri. Hal ini akan semakin buruk mengingat pada
tahun 2000 saja capital flight yang keluar mencai 5,5 miliar dollar
Amerika sementara dari ekspor yang diparkir keluar negeri 15-28
miliar dollar AS. "Jadi yang tersisa disini tidak banyak untuk
membiayai modal kerja," tandasnya.

Demikian reporter Syahrir melaporkan dari Jakarta.


* : :
AKSI SWEEPING WARGA AS: MENCIPTAKAN TEROR UNTUK MEMERANGI TEROR

Thomas Johnson, seorang warga Amerika sudah lima tahun tinggal di
Indonesia. Namun saat ini ia sedang bersiap-siap mengungsi. Bersama
warga Amerika lainnya, Johnson  harus siap jika mendadak harus
meninggalkan Indonesia. Pasalnya sejak Amerika berencana menyerbu
Afghanistan yang dianggap melindungi teroris Osama bin Laden, aksi
anti Amerika marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Thomas Johnson :
Saya sudah hubungi Kedutaan Besar Amerika Serikat.  Terus dapat
informasi kalau untuk sementara ini tenang-tenang aja belum ada
tanda-tanda apapun kalau ada bahaya. Tapi kita harus siap-siap dulu
kalau nanti memang ada sweeping atau aksi kekerasan terhadap warga
Amerika maka kami akan dievakuasi. Katanya mau dievakuasi ke
Singapura dulu tapi setelah itu tanggungjawab masing-masing mau
kemana..

Johnson menyatakan tidak percaya polisi bisa melindungi warga Amerika
di Indonesia.  Kekecewaan terhadap polisi juga disampaikan duta besar
Amerika di Jakarta Robert Gelbard. Gelbard menilai polisi tidak
memenuhi janji melindungi warga Amerika Serikat  yang berada di
Indonesia, agar tidak disweeping atau  diteror. Gelbard menyatakan
kepolisian  hanya mampu  menghalau demonstran dari kantor kedutaan
besar Amerika. Namun mereka tidak mampu bertindak tegas terhadap
pelanggar hukum dan menangkap mereka yang mengancam keselamatan warga
Amerika.

Robert Gelbard  :
Due to the increasingly teroration in the security enviroment
rergarding Americans. We have been deeply dissapoinment by the
failure of the police to act. They have been good in terms of their
defenssive measures for examples when there are demonstrations at the
embassy. But they have not been prepared to act to warn or to arrest
when there are sweeps or thread against Americans.

Akibat tekanan itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
mengizinkan mereka pulang secara sukarela ke kampung halaman. Tak
hanya itu, Departemen Luar Negeri Amerika  juga memepringatkan warga
negaranya agar tidak berkunjung ke Indonesia.

Di Madura, Front  Pembela Islam (FPI)  menurunkan sepuluh
intelejennya untuk mendata keberadaan  warga Amerika di pulau garam
itu. Di Solo, Laskar Jundullah mendatangi sejumlah hotel serta
Bandara Adi Soemarmo untuk mencari warga Amerika. Sebelumnya Barisan
Muda Penegak Amanat Nasional di Surabaya, terus menerus melakukan
aksi anti Amerika sambil mengancam akan melakukan aksi sweeping.

Suasana sweeping :

Sekretaris Jendral Front Pembela Islam FPI Sobri Lubis menyatakan ia
memang menurunkan anak buahnya untuk mendata warga Amerika. Namun ia
membantah organisasinya telah melakukan sweeping.


Sobri Lubis :
Kalau misalnya saudara saudara kita di sana dibantai ya mungkin dari
sini kita akan mendatangi orangg-orang Amerika di sini. Kemudian kita
minta dengan baik-baik agar mereka meninggalkan Republik Indonesia
dengan cara yang baik dan santun dan mereka harus sadar bahwa ini
membahayakan jiwa mereka. Mereka kan tidak selamanya dikawal lima
puluh polisi untuk satu orang.  Bisa jadi nanti ketika lagi di mana
ada orang Indonesia yang nggak sabaran akhirnya bisa dibantaia maling
ayam aja dibakar hidup-hidup kok !

Sementara itu kepala polisi daerah Jakarta Sofjan Jacoeb menyatakan
ia tidak mengetahui alasan kekecewaan duta besar Amerika Serikat.
Selain itu menurut Sofjan kepolisian tidak dapat mengambil tindakan
terhadap kelompok-kelompok yang berencana sweeping di beberapa kota.

Sofjan Jacoeb:
Hukum kita lain ya, hukum kita di Indonesia lain.  Manakala sudah
terjadi pelanggaran hukum baru kita mengambil tindakan tindakan
hukum. Kalau hanya pada wacana wacana saja kita tidak bisa mengambil
tindakan hukum. (Bagaimana dengan jaminan keamanan ? ) Kepada mereka
saya sudah yakinkan  bahwa kita jamin keamanannya.

Namun tidak semua pemimpin Islam di Indonesia menyetujui aksi
sweeping. Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadyah, Syafie Maarif
mengungkapkan  rencana maupun aksi sweeping tidak dapat dibenarkan.

Syafie Maarif :
Aparat kita polisi harus mengamankan orang asing, harus kita
lindungi.  Ndak bisa sweeping dan segala macam itu perbuatan yang
tidak pakai otak, tidak pakai pikiran jernih. Jadi saya pikir
model-model gitua kita perlu dialog peradaban kalau tidak dunia ini
sudah semacam inia.

Saat ini di seluruh Indonesia, mungkin ada ribuan warga negara
Amerika. Mungkin juga ada ratusan juta dolar aset Amerika di negara
ini. Tetapi diluar perhitungan matematis itu, ada hak asasi manusia
yang harus dilindungi dari rasa takut, dari teror.

Amerika belum tentu jadi menyerang Taliban di Afganistan.  Namun di
Indonesia warga Amerika sudah dihantui ketakutan, atas kesalahan yang
tidak mereka perbuat.


Tim Liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum


* TOPIK GEMA WARTA: GUS DUR TIDAK CEMASKAN PENGARUH FUNDAMENTALIS
MUSLIM DI INDONESIA

INTRO:
Kekhawatiran beberapa kelompok islam Indonesia tentang kemungkinan
serbuan Amerika di Afganistan misalnya menimbulkan aksi sweeping. Hal
ini tentu saja membuat Kedutaan Amerika takut. Namun pemerintah
Indonesia menjamin keamanan warga negara Amerika Serikat serta
aset-asetnya yang ada di Indonesia. Rekan Aboeprijadi Santoso
menanyakan kepada mantan Presiden Abdurrahman Wahid [AW] tentang
ancaman-ancaman gerakan fundamentalis islam di Indonesia.

AW: Ya sebenarnya situasi gawat itu tidak ada di kalangan rakyat, itu
hanya di beberapa kalangan tertentu saja. Tetapi itu sebabnya Amerika
tidak adil.

Radio Nederland [RN]: Amerika tidak adil ya?

AW: Iya,  dia mendukung demokrasi dalam kenyataannya dia menopang
pemerintahan yang tidak demokratis. Mungkin juga macem-macem,
kepentingan perusahaan besar-besar, bukan kepentingan rakyat
Indonesia yang dipikir. Karena itu orang jengkel. Lha kejengkelan itu
kebetulan kasus Bin Laden ya disambut. Ada responsi yang besar.
Sebenarnya nggak ada apa-apa.

RN: Tetapi ini tuduhan sudah dilancarkan, dikenakan kepada Osama bin
Laden itu ya.

AW: Dulu Osama dididik CIA

RN: Didikan CIA. Itu ciptaan Amerika, begitu?

AW: Iya, ya bagaimana bikinan dia sendiri. Itu merugikan diri sendiri
kan? Sebenarnya tidak usah ikut campur urusan orang lainlah!

RN: Gus Dur, menurut anda apakah betul cukup besar jaringan Osama bin
Laden ini di Indonesia?

AW: Nggak ada. Kecil sekali

RN: Tetapi Majelis Ulama Indonesia kemarin mengumumkan, apabila akan
terjadi serangan terhadap Afganistan, MUI menyerukan jihat. Bagaimana
tanggapan anda?

AW: Menurut saya, itu sih  reaksi terlalu berlebihan. Karena memang
di situ tidak dibedakan tindakan anti kekerasan dan kekerasan. Belum
dilihat semua kok sudah memutuskan begitu.

RN: Tetapi hari ini PB NU, Kiyai Muzadi juga menyatakan hal yang
sama. Kalau perlu akan diserukan jihat. Jadi NU juga bersikap serupa.

AW: Orang di NU itu dengerin saya tidak dengerin ketua umumnya.

RN: Tetapi kok ada pangilan jihat

AW: Ada panggilan, kalau nggak diikuti mau apa. Enak aja orang itu
bisa  menyerukan macem-macem, tapi wahananya itu tidak segampang yang
diomongkan.

Demikian ungkap mantan Presiden Abdurrahaman Wahid tentang
fundamentalisme islam di Indonesia.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke