---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 12 Desember 2001 14:20 UTC



** KELOMPOK TERORIS INTERNASIONAL TERLIBAT KERUSUHAN POSO

** PERUNDINGAN PERDAMAIAN BARU PEMERINTAH KOLOMBIA DAN ELN

** JERMAN IMBAU BELANDA MENGIRIM PASUKAN KE AFGANISTAN

** TOPIK GEMA WARTA: MENURUT JURU BICARA RMS, HENDROPRIYONO
PIKIRANNYA TIDAK SEHAT

** TOPIK GEMA WARTA: MASALAH POSO MENGARAH KE BADAN INTELIJEN NEGARA



* KELOMPOK TERORIS INTERNASIONAL TERLIBAT KERUSUHAN POSO

Kelompok-kelompok teror internasional, seperti jaringan Al-Qaeda
Usama bin LadIn, terlibat dalam kerusuhan religius di Sulawesi.
Demikian tandas Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah
Hendropriyono. Konon para teroris bekerja sama dengan
kelompok-kelompok radikal setempat Sulawesi.

Pulau tersebut sudah lebih dari satu setengah tahun menghadapi
bentrokan dahsyat antara kaum muslim dengan kristen. Kekerasan
semakin meningkat pekan-pekan belakangan, terutama di Poso. Kerusuhan
menewaskan 15 orang dua minggu belakangan. Pemerintah Indonesia
mengirim 2000 pasukan keamanan ke Poso untuk menenangkan keadaan.


* PERUNDINGAN PERDAMAIAN BARU PEMERINTAH KOLOMBIA DAN ELN

Hari ini pemerintah Kolombia serta gerakan gerilya ELN melangsungkan
putaran baru perundingan perdamaian. Delegasi dua partai tersebut
bertemu di Kuba dan akan membicarakan gencatan senjata. Mereka tidak
berunding sudah lebih dari setahun. Perundingan tersebut dilanjutkan
November lalu, karena para pembangkang ELN mencabut salah satu
tuntutan terpenting mereka. Tuntutan tersebut adalah zona bebas
militer ELN di propinsi Bolivar. Mereka mengikuti contoh gerakan
gerilya terbesar Kolombia, FARC, yang diberikan kawasan bagian
selatan. Menurut para pengamat, ELN bersedia mencapai perdamaian,
karena kekuatan militer gerakan ini semakin menurun. Presiden
Kolombia, Andres Pastrana berharap putaran perundingan baru segera
membuahkan hasil, supaya proses perdamaian dapat dilanjutkan kalau
jabatannya berakhir Agustus tahun mendatang.


* JERMAN IMBAU BELANDA MENGIRIM PASUKAN KE AFGANISTAN

Jerman mengimbau Belanda supaya menyiapkan pasukan bagi pasukan
perdamaian PBB di Afganistan. Demikian menurut sumber-sumber kabinet.
Pasukan ini akan merupakan bagian dari satuan pasukan perdamaian
Jerman. Diperkirakan Dewan Keamanan PBB akan mengambil keputusan
mengenai pengiriman pasukan internasional tersebut, Jumat mendatang.

Sementara itu di Tora Bora, usai berakhirnya ultimatum mengenai
penyerahan pasukan Taliban, dilangsungkan perundingan antara para
prajurit jaringan Al Qaeda dengan pasukan anti-Taliban. Pada
perundingan tersebut para penganut Osama bin Laden menandaskan hanya
ingin menyerahkan diri kepada wakil PBB. Amerika Serikat masih
berpendapat Osama bin Laden bersembunyi di kompleks gua-gua di Tora
Bora. Ini berdasarkan penyandapan lalu lintas radio dan telefon.

Tidak lama usai berakhirnya ultimatum, pesawat tempur B52 Amerika
melanjutkan pemboman terhadap kawasan Tora Bora. Selasa kemarin
berbagai negara memperingati serangan di Amerika Serikat, tepat tiga
bulan lalu.


* HELIKOPTER TEMPUR ISRAEL KEMBALI MENYERANG SASARAN PALESTINA

Helikopter tempur Israel menembaki gedung pasukan perdamaian
Palestina di Jalur Gaza. Empat warga Palestina tewas dan setidaknya
17 orang terluka. Dengan penembakan ini, Israel mengabaikan imbauan
utusan Amerika Serikat, Anthony Zinni, supaya tidak menyerang sasaran
Palestina, selama 48 jam. Zinni ingin memberi pemerintah Palestina
kesempatan mengambil langkah sendiri terhadap kelompok-kelompok
ekstremis. Beberapa jam usai serangan helikopter Israel, berbagai
granat mortir ditembakkan terhadap sebuah pemukiman Yahudi di selatan
Jalur Gaza. Tidak ada korban jiwa akibat aksi tersebut.


* MACAN TAMIL MENYERANG POS TENTARA DAN POLISI SRI LANKA

Gerakan gerilya Macan Tamil pada waktu yang sama menyerang berbagai
pos tentara dan polisi di Sri Lanka. Dipastikan 16 orang tewas, yaitu
enam polisi, tiga prajurit, enam pembangkang dan seorang warga sipil.
Perdana Menteri baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe hari ini telah
menerapkan kabinetnya. Pada pemilu, Perdana Menteri berjanji supaya
perundingan dengan Macan Tamil akan dilanjutkan. Macan Tamil sudah
memperjuangkan negara sendiri selama sekitar 20 tahun. Pemberontakan
menewaskan setidaknya 60 ribu orang.


* POLISI BELGIA TANGKAP 50 DEMONSTRAN ANTI GLOBALISASI

Polisi Belgia menangkap 50 demonstran anti globalisasi. Para
demonstran ditangkap ketika menduduki sebuah gedung kantor. Mereka
kini telah dibebaskan.

Para demonstran datang ke Brussel karena dilangsungkannya KTT Eropa
Jumat dan Sabtu mendatang di Laken. Anti-globalis itu merencanakan
melakukan demonstrasi besar-besaran hari-hari mendatang. Diperkirakan
sepuluh ribuan orang akan ikut serta dalam demonstrasi tersebut.


* 30.000 KARYAWAN CONSIGNIA DI-PHK

Sekitar 30 ribu karyawan perusahaan kurir Inggris, Consignia akan
di-PHK dalam satu setengah tahun mendatang. Demikian dilaporkan
pengusaha John Roberts. Consignia memiliki 200 ribu karyawan. Omset
Consignia mencapai 28 milyar gulden dan kerugian antara Mei sampai
Oktober mencapai 1 milyar gulden.


* BANK SENTRAL AMERIKA SEKALI LAGI TURUNKAN SUKU BUNGA

Bank Sentral Amerika, FED, kembali menurunkan suku bunga sampai
seperempat persen. Tarif suku bunga kini mencapai 1,75%, yaitu
tingkat terendah dalam 40 tahun. Penurunan pajak dimaksudkan untuk
memulihkan kembali perekonomian yang semakin goyah itu. Tahun ini FED
sudah menurunkan suku bunga sampai sepuluh kali.


* MENURUT JURU BICARA RMS, HENDROPRIYONO PIKIRANNYA TIDAK SEHAT

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) AM Hendropriyono
menyatakan jaringan Al Qaeda dan Republik Maluku Selatan (RMS)
disinyalir terlibat dalam kerusuhan di Poso. Demikian tegas Hendro
setelah rapat tim penilai akhir untuk jabatan eselon I dengan
Presiden Megawati di Istana Merdeka Rabu ini. Menurut Otto
Mattulessy, salah seorang tokoh RMS di Belanda, dengan menuduh Al
Qaedah,  itu menunjukkan bahwa pikiran jenderal purnawirawan ini
tidak sehat. Mengenai tuduhan terhadap RMS, Otto mengatakan lebih
baik kepala BIN itu pasang kaset saja. Kenapa demikian?

Otto Mattulessy [OM]: Karena dari mula lagi dia sudah menuduh RMS
terlibat dalam kerusuhan di Maluku dan menjadi provokator terbesar.
Kedua kalau dia bilang Al-Qaeda terlibat di Poso, saya kira
pikirannya tidak sehat. Karena semua tahu, tiap analis tahu bahwa
Hendropriyono itu boleh dianggaplah die hard. Jadi biar aja,
Hendropriyono menyanyi nyanyian yang tidak punya arti sebetulnya.

Radio Nederland [RN]: Jadi juga ada kemungkinan, mereka sendiri yang
bikin kerusuhan itu?

OM: Saya tidak heran sendiri. Kalau lihat Laskar Jihad di Maluku, dan
tidak ada tindakan terhadap Laskar Jihad, maka saya kira Laskar Jihad
ini adalah alat dari tentara, sehingga tentara tidak memukul Laskar
Jihad. Jadi saya tidak heran kalau Hendro Priyono sendiri terlibat di
Poso dan di Maluku.

RN: Jadi tidak heran kalau umpamanya kedua kelompok disulut baik yang
islam maupun yang kristen?

OM: Ya, saya kira ada kepentingan pihak ketiga yang selalu disebut
itu di Indonesia. Saya tidak heran kalau Hendropriyono juga terlibat.
Hanya yang saya menyesal itu kalau dalam hal-hal begini selalu
orang-orang yang kecil itu dipersalahkan. Lihat saja seperti di
Timtim itu yang mendapat hukuman itu orang-orang kecil. Mereka itu
yang sebetulnya yang pelaksana dari perintah. Dan tuan-tuan besarnya
luput dari segala sesuatu. Jadi begitulah, itu saya kira dengan
Hendropriyono semacam begitu. Tapi siapa yang mau tegur orang-orang
semacam begini?

RN: Menurut anda bagaimana ini untuk menyelesaikan semacam itu?

OM: Saya kira selama proses demokratisasi di Indonesia dan tentara
masih main peranan besar, saya kira sulit sekali untuk padamkan
suara-suara seperti Hendropriyono ini. Karena rupanya kuasa mereka
itu masih begitu besar.

RN: Ternyata bahwa masih muncul tiba-tiba begitu kerusuhan di sana
dan kemari. Kita akan menghadapi Idul Fitri, menghadapi Natal lagi,
apakah anda tidak khawatir terjadi lagi peristiwa yang pernah
terjadi?

OM: Saya sangat khawatir, karena kemarin itu saya sudah mendapat
berita apa yang kembali terjadi di Maluku. Feri yang dengan orang
kristen itu meledak dan akhirnya salah satu kantor di Ambon juga
diserang.

RN: Jadi  anda khawatir ini merupakan benih-benih lagi?

OM: Ya, saya kira selama tidak ada tindakan terhadap Laskar Jihad,
maka saya kira masih ada tangan-tangan tentara yang masih punya
peranan yang besar. Dan mereka itu punya kepentingan tersendiri untuk
menyebabkan kerusuhan di Indonesia. Tapi itu menurut saya, dalam
jangka panjang merugikan Indonesia sendiri.

Karena dengan demikian destabilisasi sendiri muncul, mau atau tidak
mau. Karena militer itu tidak bisa sampai selama-lamanya. Mereka itu
mungkin pikir sampai selama-lamanya mereka bisa duduk pada takhta
mereka. Tapi dalam sejarah itu selalu diperlihatkan bahwa militer
pada suatu waktu kalah. Ya, mungkin orang merasa lama, tapi dalam
sejarah itu mereka selalu kalah. Tidak ada diktator satu yang luput.
Dengan hal sedemikian, mereka mempermalukan mereka sendiri. Dengan
demikian mereka memperlihatkan bahwa Indonesia tidak satu kan.

RN: Jadi mereka yang menganggap dirinya adalah paling patriotis,
sebenarnya itu antipatriot?

OM: Antipatriot. Kalau mereka patriot betul, mereka tidak begitu aneh
toh? Tidak bijak ini, tindakan semacam ini.

Demikian Otto Mattulessy, salah seorang tokoh RMS di Belanda.


* MASALAH POSO MENGARAH KE BADAN INTELIJEN NEGARA

Detik.com kemarin memberitakan, Kepala Badan Intelijen Negara,
Hendroprijono menyatakan jaringan Al Qaida dan RMS terlibat dalam
rusuh di Poso. Menurut Hendro Poso telah menjadi ajang antar link-up
terorisme internasional dengan kelompok radikal dalam negeri.
Benarkah ucapan semacam ini? Koresponden Syahrir mengirim laporan
berikut dari Jakarta:

Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono hari Rabu kemarin mengatakan
melihat tanda positif untuk mendapatkan dukungan rekonsiliasi dan
rehabilitasi sosial di Poso. Susilo menjelaskan salah satu tandanya
adalah prakarsa tokoh masyarakat setempat untuk menyelesaikan masalah
secara internal. Selanjutnya Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY,
mengemukakan prakarsa ini sesuai dengan harapan masyarakat dan posisi
pemerintah sendiri untuk tidak akan turut campur tangan lebih jauh.
Rekonsiliasi akan dipimpin oleh Menko Kesra, Yusuf Kalla. Pertemuan
akan dilakukan setelah Idul Fitri di Malino Sulawesi Selatan.
Rekonsiliasi dan rehabilitasi, menurut Susilo, adalah salah satu dari
tiga konsep untuk menyelesaikan konflik Poso. Dua yang lain adalah
penegakan hukum dan pemulihan keamanan.

Sementara pejabat keamanan di ibukota, seperti SBY tadi, umumnya
percaya dapat memulihkan keamanan di Poso. Mereka konon akan mengusir
Laskar Jihad dari Poso, Sulawesi tengah. Menurut harian berbahasa
Inggris The Jakarta Post, para pejabat berjanji akan menertibkan
kelompok lokal bersenjata dan mengusir para pendatang yang
bersenjata, yang meneror penduduk di wilayah itu. Komjen Polisi
Sjahcroedin Pagaralam, Asisten Operasi Kapolri, mengaku situasi di
Poso sudah agak tenang sejak para petugas melakukan operasi Senen
lalu. Laporan-laporan dari Poso menyatakan warga disana sejak hari
Senen malam sudah bisa tidur pulas.

Harian Sinar Harapan pun melaporkan bahwa kehadiran lima bataljon TNI
dan Polri sejak awal Desember sedikit banyak mulai memberi rasa aman
bagi warga kabupaten Poso. Awal Januari mendatang diperkirakan
situasi akan menjadi semakin kondusif. Poso akan dijadikan tempat
latihan gabungan TNI termasuk 3000 pasukan yang sudah ada disana.
Tidak jelas berapa ribu pasukan lagi yang akan dikirim ke sana. Yang
pasti Polri sudah mengirim pasukan dari Bali yang umumnya beragama
Hindu setelah sebuah pura dibakar perusuh dan ratusan warga asal Bali
melarikan diri.

TNI pun mengirim pasukan elitnya yaitu Kopassus. Hal ini mengingat
pasukan TNI dan Polri disana berkali-kali dikalahkan pihak Laskar
dalam pertempuran sehingga disebut "Polisi India." Dalam film-film
India polisi selalu datang terlambat. Namun yang kini menjadi
pertanyaan masyarakat, mengapa  meski TNI-Polri sudah mengirim ribuan
pasukan ke Poso lengkap dengan pasukan baret merahnya, mengapa selama
12 hari ini belum ada satu pucuk senjata pun yang disita?

Memang ada pendapat di daerah yang melihat konflik di Poso
sesungguhnya hanyalah merupakan transformasi pergulatan politik di
Jakarta. Di ibukota pun sekarang beredar isyu adanya pertentangan
kepentingan antara sesama jenderal Orde Baru yang kini mendukung
Megawati. Antara "kelompok tiga" dan kelompok "five musketeers."
"Perbedaan pandangan ini sesungguhnya sudah dimulai sejak kematian
misterius  tokoh Papua Teys Aluay," ujar seorang perwira pensiunan
TNI-AU.

Menurut harian the Jakarta Post, kekerasan kembali merebak sejak
bulan Oktober lalu di Poso yang berpenduduk 260.000 orang itu.
Dikemukakan pula bahwa ini disebabkan kehadiran ribuan orang
bersenjata dari propinsi-propinsi lain. Laskar Jihad yang berpusat di
pulau Jawa dan berada di Maluku ketika itu diperkirakan telah pindah
ke Maluku karena kedekatan propinsi-propinsi itu. Maka bagaimana pun
pertemuan di Malino Selasa depan yang disponsori Menko Susilo Bambang
Yudhoyono tidak bisa dilihat lepas dari perbedaan pandangan sementara
pejabat di Jakarta.

Bukan rahasia lagi di kalangan pers dan diplomat bahwa SBY
berseberangan pendapat dengan Kepala Badan Intelijen Negara
Hendropriyono dalam hal penanganan keamanan di daerah. Kebijakan SBY
hingga kini adalah, pertama lucuti milisia kedua belah pihak yang
bertikai, dengan cara persuasif atau dengan cara keras, jika
terpaksa. Lalu usir Laskar Jihad dari wilayah itu. Kemudian langkah
ketiga, adakan pertemuan rekonsiliasi di Malino. Dan langkah yang
terakhir ialah lakukan perbaikan asset-asset yang rusak. Tetapi pihak
intelijen tampaknya punya kebijakan yang berbeda yang tertutup.
"Celakanya," kata seorang diplomat, "Presiden Megawati lebih percaya
kepada Hendro ketimbang Bambang." Padahal Bambang mendapat dukungan
KSAD Jenderal Endriartono dan Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil.
Bagaimana pada akhirnya kebijakan politik dan keamanan akan
perkembang di Indonesia masih perlu dilihat lebih lanjut.

Konflik Poso yang sudah melibatkan orang-orang dari luar daerah, oleh
Pangkostrad Letjen Ryamizard Ryacudu dinilai sudah mulai reda. Tetapi
bahwa kondisi Poso sudah benar-benar aman belum dapat dijaminnya
mengingat "sewaktu-waktu dapat terjadi lagi konflik," katanya kepada
pers.

Menurut seorang pengamat politik Indonesia di Belanda, dahulu cara
kerja orang-orang intel seperti Ali Moertopo adalah melibatkan
sebanyak mungkin "preman atau milisi" untuk mensukseskan
pekerjaannya. Inilah salah satu sebabnya mengapa pada tahun 1970-an
dan 1980-an Orde Baru berjaya. Rupanya cara kerja seperti ini tetap
tertanam pada lembaga intel Indonesia, padahal pemerintahan sekarang
sudah mulai demokratis. Menariknya, cara kerja lembaga intel tetap
mandiri dan tidak berada dalam kontrol DPR. Lembaga intel dengan
demikian bisa berbuat apa saja, termasuk mengambil langkah-langkah
yang sebenarnya membahayakan pemerintah sendiri. Demikian sumber di
Belanda tersebut. Kemungkinan masuknya mantan Pangkostrad Djadja
Suparman dan mantan Pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoedin ke dalam lembaga
intelijen jelas akan makin memperbesar pertentangan dalam
pemerintahan Megawati sendiri.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke