---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Selasa 18 Desember 2001 14:40 UTC



** PEMERINTAH INTERIM AFGANISTAN BELUM CAPAI PERSETUJUAN MENGENAI
PASUKAN PERDAMAIAN INTERNASIONAL

** TOMMY SOEHARTO KUNJUNGI AYAHNYA DI RUMAH SAKIT

** INDIA TUDUH PAKISTAN TERLIBAT AKSI TERORIS DI GEDUNG PARLEMEN

** TOPIK GEMA WARTA: SILATURAHMI TOMMY SOEHARTO KEPADA AYAHNYA
PERLIHATKAN "KLASSE JUSTISI"

** TOPIK GEMA WARTA: PERPECAHAN SULAWESI, ADAKAH PERAN JAKARTA
DIBALIKNYA?



* PEMERINTAH INTERIM AFGANISTAN BELUM CAPAI PERSETUJUAN MENGENAI
PASUKAN PERDAMAIAN INTERNASIONAL

Para pemimpin pemerintah interim Afganistan masih belum mencapai
persetujuan mengenai besarnya pasukan perdamaian internasional untuk
Afganistan. Sebelumnya diberitakan dicapai persetujuan mengenai
pengiriman lebih dari 5000 orang tentara. Hingga sekarang Aliansi
Utara tetap bertahan pada jumlah maksimal 1000 orang, sementara
Washington dan Londen berpendapat paling sedikit dibutuhkan 3000
orang. Kontingen pertama pasukan perdamaian kemungkinan akan tiba di
Afganistan sebelum Sabtu ini. Pada hari yang sama pemerintah baru
Afganistan pimpinan Hamid Karzai juga akan diambil sumpahnya. Inggris
dan Jerman sedang mempersiapkan pengiriman pasukan mereka, yang
kemungkinan akan dipimpin oleh Inggris. Pertama-tama pasukan
perdamaian akan ditugaskan di ibukota Kabul, untuk menjamin keamanan
pemerintah interim.

Sementara itu Hamid Karzai Selasa ini tiba di ibukota Italia, Roma
untuk berunding dengan mantan Raja Mohammed Zahir Syah. Kemungkinan
mantan raja Afganistan ini akan mendapat tugas penting, untuk
menyatukan seluruh kelompok etnis yang ada di Afganistan. Zahir Syah
berencana untuk kembali ke tanah airnya dalam beberapa bulan
mendatang.

Sementara itu pasukan keamaman Yaman menyerang sebuah desa, di mana
diperkirakan tempat persembunyian pejuang Al-Qaida. 12 orang tewas
menjadi korban. Pimpinan desa dituduh sudah beberapa lama
menyembunyikan anggota Al-Qaida, walaupun ada ancaman dari pemerintah
Yaman.


* TOMMY SOEHARTO KUNJUNGI AYAHNYA DI RUMAH SAKIT

Tommy Soeharto telah mengunjungi ayahnya, yang dirawat di Rumah Sakit
Pertamina, Jakarta. Mantan Presiden Soeharto, yang kini berusia 80
tahun, terpaksa dirawat di rumah sakit Senin kemarin karena menderita
demam tinggi dan radang paru-paru. Selain itu ia juga menderita sakit
jantung. Izin yang diberikan kepada Tommy untuk mengunjungi ayahnya,
menurut pihak penyidik Polri bukanlah sesuatu yang istimewa, tetapi
atas dasar kemanusiaan karena ayahnya diberitakan dalam keadaan
kritis. Sewaktu kunjungan Tommy dijaga ketat oleh polisi, agar tidak
dapat melarikan diri. Menurut berita terakhir kondisi mantan presiden
tersebut dikatakan membaik.


* INDIA TUDUH PAKISTAN TERLIBAT AKSI TERORIS DI GEDUNG PARLEMEN

Pemerintah India menuduh Pakistan langsung terlibat dalam serangan
teroris di gedung parlemen di ibukota New Delhi minggu lalu. 13 orang
tewas dalam serangan tersebut. Menteri Luar Negeri India L.K. Advani
menyatakan mempunyai bukti-bukti bahwa serangan tersebut dilakukan
oleh dua kelompok muslim ekstremis dari negara bagian Kashmir, yang
didukung oleh pemerintah Pakistan: Lashkar-e-Taiba dan
Jaish-e-Mohammad. Menteri Advani menyatakan akan mengambil
langkah-langkah tegas untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab
atas serangan tersebut. Dalam reaksinya pemerintah Islamabad
membantah semua bentuk keterlibatan, dan menambahkan menyesali semua
tuduhan tak beralasan India. Pakistan juga mengulangi, bahwa mereka
bersedia bekerja sama dalam penyelidikan serangan teroris ini.


* PENCARI SUAKA BAKAR TEMPAT PENAMPUNGAN DI AUSTRALIA SELATAN

Para pencari suaka yang berada di Australia Selatan membakar lima
belas gedung penampungan. Lima bangunan diberitakan terbakar habis.
Sewaktu kebakaran yang berlangsung selama beberapa jam, pecah
kerusuhan ketika para pencari suaka melempari pegawai pusat
penampungan dengan batu dan perabot rumah tangga. Tidak diketahui
apakah ada korban yang cedera. Hampir 1000 orang pencari suaka
ditampung di pusat penampungan yang terbesar di Australia ini.
Sebagian besar diantaranya datang dari Timur Tengah. Dengan protes
tersebut mereka ingin mendesak pemerintah Australia untuk mempercepat
proses ijin tinggal mereka. Tetapi Menteri Urusan Imigrasi Australia
Daryl Williams menekankan, hal itu tidak akan terjadi. Australia
mempunyai reputasi buruk sehubungan penampungan para pencari suaka,
karena pusat-pusat penampungan lebih mendekati sebuah penjara.
Masyarakat internasional juga banyak mengecam pemerintah Canberra,
sehubungan kebijakan mereka untuk menolak pelarian ilegal yang datang
ke Australia menggunakan kapal laut.


* KONPERENSI PBB MENGENAI EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK-ANAK

Di kota Yokohama Jepang dilangsungkan konperensi PBB mengenai
eksploitasi seksual anak-anak. Sewaktu pembukaan Direktur Unicef,
Carol Bellamy menyatakan, penyalahgunaan seksual kanak-kanak adalah
sebuah bentuk terorisme. Karena itu Unicef menekankan pentingnya
pelaksanaan undang-undang yang lebih tegas. Ratu Swedia Silvia,
tempat di mana konperensi ini diselenggarakan untuk pertama kali lima
tahun lalu, menyatakan eksploitasi seksual anak-anak semakin
meningkat lewat internet. Menurutnya dari laporan polisi dapat
disimpulkan setiap hari muncul seratus situs pornografi kanak-kanak
baru. Setiap tahunnya menurut perkiraan satu juta anak-anak di
seluruh dunia menjadi korban perdagangan seksual. Kongres di Yokohama
ini akan berlangsung hingga Kamis mendatang.


* PERDANA MENTERI PORTUGAL MENGUNDURKAN DIRI

Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres mengajukan surat
pengunduran dirinya kepada Presiden Jorge Sampaio. Ia menerima surat
pengunduran diri tersebut, dan sekaligus membuka jalan untuk
pelaksaaan pemilihan umum yang dimajukan. Presiden Sampaio juga dapat
memutuskan untuk menunjuk seorang formator yang ditugaskan membentuk
pemerintah baru tanpa pemilu. Tapi kemungkinan ini dianggap tidak
mungkin. Perdana Menteri Guterres mengundurkan diri setelah Partai
Sosialis pimpinannya kalah besar dalam pemilu tingkat kota madya Ahad
kemarin. Partai Sosial-Demokrat diberitakan mendapat suara terbanyak,
dan mengambil-alih pimpinan di berbagai kotamadya dari tangan pihak
Sosialis, antara lain di kota pelabuhan Porto. Guterres terpilih
sebagai perdana menteri dua tahun lalu, dan sebenarnya masa
jabatannya baru berakhir tahun 2003.


* SILATURAHMI TOMMY SOEHARTO KEPADA AYAHNYA PERLIHATKAN "KLASSE
JUSTISI"

Setelah sebelumnya muncul berbagai polemik, Tomy Soeharto, mantan
buronan polisi nomer satu akhirnya diizinkan menjenguk ayahnya,
Selasa ini. Mantan Presiden Soeharto dirawat di Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Jakarta setelah kondisi kesehatannya memburuk akibat
radang paru paru. Meskipun kesehatannya membaik namun tim dokter yang
merawat Soeharto tetap memperlakukannya sebagai seorang pasien dalam
keadaan kritis. Sementara itu pemeriksaan terhadap Tommy Soaharto
ditiadakan oleh Polda Metro Jaya hari Selasa ini. Namun penahanan
terhadap Tommy diperpanjang dengan 40 hari sejak hari ini untuk
kepentingan penyidikan. Sebelumnya Selasa ini Tommy yang mendapat
pengawalan ketat petugas Polda Metro Jaya menjenguk ayahnya di rumah
sakit. Silaturahmi Tommy ini lagi lagi memperlihatkan bahwa keluarga
Cendana mendapatkan keistimewaan hukum, seperti yang dituturkan oleh
Johnson Panjaitan dari PBHI:

Johnson Panjaitan [JP]: Itu apa, lagi-lagi dipertontonkan betul
bagaimana keluarga ini diberikan keistimewaan hukum, di dalam proses
penegakan hukum di Indonesia. Terlihat bagaimana cara polisi
memberlakukan Tommy sehingga bertemu dengan bapaknya. Jadi
sungguh-sungguh ini nilai kemanusiaan dan kelemahan-kelemahan hukum
kita sungguh-sungguh dimanfaatkan betul oleh keluarga ini untuk
menutup-nutupi apa yang menjadi hal, yang harus dipertanggungjawabkan
oleh mereka di depan hukum.

Radio Nederland [RN]: Karena tuduhan yang dilimpahkan kepada Tommy
bukan main-main yah?

JP: Saya kira apa yang ditimpakan kepada Tommy merupakan bagian dari
keseluruhan apa yang harus dipertanggungjawabkan oleh keluarga
Cendana. Dari kalau kita lihat dinamika yang terakhir ini kan ada dua
dinamikan segitiga yang dimainkan. Yang pertama kasus Tommy, yang
kedua suratnya Mahkamah Agung, yang ketiga surat permintaan dari
pengacaranya Soeharto untuk kasus Soeharto ditutup. Jadi ini seperti
koor begitu, atau suatu ensamble musik yang sedang dimainkan di bawah
pimpinan Sofjan Jacoeb.

RN: Tapi nampaknya kritik terhadap manuver-manuver ini bukan kurang
terdengar, tetapi merekia tidak bergeming begitu?

JP: Saya kira yang juga melakukan kritik juga sedikit. Saya kira
gerombolan ini memiliki jaringan yang cukup kuat. Ini terlihat dari
reaksi masyarakat awam sebenarnya cukup kuat. Akan tetapi misalnya
ada reaksi-reaksi dari berbagai kalangan yang sebenarnya menyerang
dengan alasan-alasan, apa ya itu atas nama publik. Terus kemudian
kode etik, kemudian azas pra-duga tak bersalah, hukum positif, yah
kayak begitu-kayak begitu yang justrudimunculkan. Sementara reaksi
masyarakat itukan muncul akibat perilaku-perilaku dari aparat penegak
hukum yang memberikan keistimewaan hukum kepada keluarga mereka. Jadi
ini memang kesannya terlampau sedikit orang yang bicara, sehingga
mereka bisa berbuat sebebas-bebasnya.

RN: Mengapa itu orang sedikit berbicara?

JP: Saya tidak tahu. Yang pertama saya lihat dari kalangan
profesional ini kelihatannya mereka hanya mengambil kesempatan supaya
mereka bisa ikut menikmati. Yang dua ada kesan memang kejenuhan
politik, ada "fatigue". yang ketiga kelompok-kelompok pro-demokrasi
ini saya juga tidak tahu lagi ngapain. Sibuk dengan dirinya sendiri
aja. Yang keempat saya lihat kok pemerintah diam saja, padahal kan
soal Soeharto dan kroni-kroninya ini kan perintah TAP MPR. Sudah 3,5
tahun Republik ini justru pengadilannya dan penjaranya dipenuhi oleh
aktivis-aktivis, bukan oleh koruptor-koruptor, secara khusus keluarga
Cendana.

RN: Mereka seakan-akan tak tersentuh ya?

JP: Mereka bukan cuma tak tersentuh, mereka sungguh-sungguh
memperlihatkan bahwa mereka masih sangat kuat sekali. Dan
kelihatannya mereka sekarang ini berusaha untuk menutup dari
pertanggung-jawaban itu.

RN: Dan di sini juga nampak sekali "klasse justisi" ...

JP: Ya betul. Ini terang benderang sekali dilakukan seperti itu. Dan
kelihatan kan jaringannya begitu sangat kuat dan tampak dilakukan
dengan sangat profesional sesaui dengan ketentuan hukum, positif,
begitu-begitu lah.

RN: Baik Bung Johnson, kalau kita melihat dari helikopter view,
begitu ya, bagaimana ini kalau begini terus caranya?

JP: Saya kira memang akhirnya kita harus menghadapi satu titik buruk
yang paling klimaks. Baru mungkin masyarakat bereaksi. Kalau yang
seperti sekarang ini tampaknya masyarakat masih berusaha menanggung,
kemudian melihat, begitu yah. Kaum profesionalnya juga begitu, sangat
oprtunis dan hedonis begitu, mikirin kepentingannya sendiri. Saya
kira nanti kalau sampai pada titik tertentu semuanya menjadi korban
dan susah, baru saya kiraakan muncul agenda-agenda yang jelas untuk
itu semua. Mudah-mudahan tidak terlambat.


* PERPECAHAN SULAWESI, ADAKAH PERAN JAKARTA DIBALIKNYA?

Intro: Ketika sekarang Sulawesi dicabik-cabik pertikaian antar merah
melawan putih, orang segera teringat masa lampau, ketika Sulawesi
masih bernama Celebes dan orang-orang lebih kompak bersatu. Bagaimana
akar pepercahan ini? Adakah Jakarta berperan besar? Koresponden
Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Rakyat Sulawesi baik yang Kristen maupun yang Islam mengharapkan agar
permasalahan di Poso Sulawesi Tengah dapat diselesaikan sendiri oleh
rakyat di pulau Sulawesi yang dahulu di zaman sebelum VOC Belanda,
disebut pulau Celebes. "Permasalahan warga Selebes harus diatasi
sendiri oleh warga Celebes," kata seorang tua dari Poso kemarin.
Sebelum orang-orang asing datang, jelasnya, keadaan di Sulawesi cukup
aman dan tenteram. Bahkan pada perang kemerdekaan rakyat Sulawesi
berjuang bahu membahu melawan Belanda.

Rakyat Sulawesi Selatan yang beragama Islam misalnya, mengakui Wolter
Mongisidi yang beragama Kristen sebagai pahlawan di Sulawesi Selatan.
Demikian pula dengan Sam Ratulangi orang Nasrani dari Sulawesi Utara.
Pada awal kemerdekaan dialah yang menjadi Gubernur Sulawesi yang
pertama sebelum digantikan oleh Sudiro. "Sejak saat itulah keretakan
mulai merebak di Sulawesi," katanya.

Kapten KNIL Andi Azis pun ditangkap di Jakarta meski ia sesungguhnya
diminta datang untuk berunding. Kahar Muzakar yang ditugaskan
memimpin pasukan ekspedisi ke Sulawesi Selatan dibatalkan
pengangkatannya sebagai Panglima Tentara dan Teritorium VII/Wibuana.
Jakarta justru mengirim Alex Kawilarang ke Makassar yang malah memicu
perpecahan di kalangan warga Sulawesi yang terdiri dari berbagai
suku. Belakangan setelah tentara KL dan KNIL ditarik dari Makassar,
Kahar Muzakkar dan pasukan pemudanya masuk ke pedalaman dan mulai
bergerilya dengan panji-panji D.I. Keadaannya bertambah parah setelah
Panglima TT VII, Kolonel Gatot Subroto dikudeta oleh wakilnya yaitu
Letkol Jopie Warouw.

Dideklarasikannya piagam Perjuangan Semesta atau Permesta oleh
Dwitunggal Ventje Sumual dan Saleh Lahade dan dibentuknya Resimen
Hasanuddin oleh AH Nasution justru mengakibatkan pecahnya propinsi
Sulawesi. Propinsi Sulawesi Utara dan Tengah berpisah dari propinsi
Sulawesi Selatan dan Tenggara. Palu dan Poso ketika itu bersama
Gorontalo dan Bolaang Mongondow berkiblat ke Manado. Maka tidaklah
mengherankan jika sampai sekarang terdapat banyak orang Manado dan
Gorontalo di Sulawesi Tengah yang kini sudah menjadi propinsi
tersendiri. Sebaliknya ketika Sulteng berpisah dari Sulawesi Selatan,
Toraja tetap merupakan bagian dari Sulawesi Selatan meski mereka
beragama Kristen.

Dengan latarbelakang ini mungkin perlu dilihat usaha perdamaian yang
kini sedang digelar oleh Menko Kesra Jusuf Kalla sebagai mediator
dengan dukungan pemda Sulawesi Selatan sebagai fasilitator. Banyaknya
warga Bugis di kubu "Putih" memungkinkan Jusuf Kala cs untuk menjalin
kerjasama dengan kubu tersebut dan mempertemukakannya dengan kubu
"Perah". Orang-orang Makassar yang sejak dahulu kala merasa menjadi
pusatnya Sulawesi ingin mengambil peran yang positif mempertemukan
dua kelompok yang bertikai di Poso. Kecamatan Malino yang pada zaman
Belanda dikenal dengan Malino Beursnya memang sering menjadi ajang
pertemuan karena tempatnya sangat sejuk.

Rencananya pada sesi pertama Jusuf Kalla akan berbicara dengan
kelompok Islam. Lalu pada sesi kedua dengan kelompok Kristen.
Sayangnya pada pertemuan pra-Malino di Makassar kemarin, pihak
kelompok putih belum muncul. Mereka berangkat dari Tentena. Rombongan
16 juru runding itu dikoordinir Pendeta Luther Manganti. Perjalanan
akan memakan waktu sekitar 9 jam lewat darat. Sedangkan pihak putih
datang dari Palu.

Sebenarnya dalam rangka berangkat ke Makkasar lalu ke Malino,
diharapkan suatu pertemuan pendahuluan di Palu bisa diadakan untuk
menyelesaikan pertikaian di Poso. Namun pertemuan berlangsung di
Gedung Siranundi Palu, hari Senin  hanya diikuti kelompok putih. Tak
satu pun dari kelompok merah yang muncul di forum tersebut.

Pertemuan tersebut dihadiri Gubernur Aminuddin Ponulele, Bupati Poso
A. Muin Pusadan. Sedang tokoh kelompok putih yang terlihat antara
lain Yahya Mangun, Adnan Arsal, Sofyan Lembah dan Yahya Alamrie.
Gubernur mengatakan, pertemuan di Malino, Kabupetan Gowa, merupakan
pertemuan lanjutan dari forum yang diprakarsai Menko Polkam Susilo
Bambang Yudhoyono dan Menko Kesra Yusuf Kalla dua pekan lalu di Palu.


Sofyan Farid Lembah dari Front Solidaritas Perjuangan Islam
Revolusiner Poso, terlihat antusias mengikuti pertemuan itu. Dia
mengatakan, kelompok muslim tak membawa agenda, dalam pertemuan
Malino. Kelompok putih hanya menunggu tawaran dari kelompok merah.
"Kami tunggu tawaran dari Tentena," kata Sofyan. Ia menambahkan
kedatangan kelompok muslim ke pertemuan di Malino bukan untuk
membicarakan perdamaian. "Kami datang untuk berunding," ujarnya.

Seperti diberitakan pers, dalam setahun tercatat telah terjadi
penyerangan dan kekerasan di 61 desa, Kabupaten Poso. Peristiwa yang
meliputi 124 titik kejadian tersebut mengakibatkan 141 tewas, 90
luka, 27 hilang dan 102 korban mengalami penyiksaan.

Konflik di Poso juga diwarnai oleh 2.438 kasus pembakaran, penjarahan
dan pengrusakan tempat tinggal dan fasilitas umum lain. Pembunuhan
dan penganiayaan dilakukan warga sipil, oknum polisi, aktivis partai,
anggota DPRD, polisi pamongpraja, residivis dan lainnya. Sedang
pembakaran menyasar tempat tinggal warga, tempat ibadah, seperti
mesjid, gereja dan pura. Demikian pula sekolah-sekolah dan gedung
pertemuan, bus penumpang, truk dan mobil penumpang. Rata-rata setiap
hari dua warga di Poso menjadi korban kekerasan. Mereka disasar oleh
tentara, polisi maupun kelompok laskar bersenjata.  Pihak TNI dan
Polri  sebelum tanggal 1 Desember 2001  terkesan membiarkan konflik
berlangsung.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke