---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 20 Februari 2002 14:20 UTC



** 350 ORANG TEWAS AKIBAT KEBAKARAN KERETA API DI MESIR

** GEORGE W. BUSH DAN KIM DAE-JUNG BERKUNJUNG KE PERBATASAN KOREA
UTARA DAN KOREA SELATAN

** ISRAEL SERANG KANTOR YASSER ARAFAT

** TOPIK GEMA WARTA: PERGANTIAN PUCUK PIMPINAN TNI MOMENTUM
KEMBALINYA ANGKATAN DARAT

** TOPIK GEMA WARTA: APA DI BALIK NIAT UNTAET MEMERIKSA 17 ORANG
TERDAKWA MILISIA PRO JAKARTA DAN TNI



* 350 ORANG TEWAS AKIBAT KEBAKARAN KERETA API DI MESIR

Dipastikan 350 orang tewas akibat kebakaran besar kereta api di
Mesir. Kebakaran terjadi di salah satu gerbong paling belakang kereta
api. Diduga api bermula dari ledakan botol gas yang dipakai seorang
penumpang untuk memasak. Masinis tidak menyadari keretanya terbakar,
dan selama itu kereta api tetap berjalan sejauh beberapa kilometer.
Beberapa penumpang berupaya menyelamatkan diri dengan melompat keluar
gerbong yang terbakar. Jenazah mereka ditemukan di jalur kereta api.
Kereta api naas tersebut berangkat dari Kairo ke Luxor, membawa
penumpang yang akan berlibur untuk merayakan Hari Raya Idul Adha di
Mesir Selatan. Sejauh ini dilaporkan semua penumpang memiliki
kewarganegaraan Mesir.


* GEORGE W. BUSH DAN KIM DAE-JUNG BERKUNJUNG KE PERBATASAN KOREA
UTARA DAN KOREA SELATAN

Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, serta Presiden Korea
Selatan, Kim Dae-Jung berkunjung ke zona bebas militer yang terletak
antara Korea Utara dan Korea Selatan. Bush menyatakan bersedia
melangsungkan dialog dengan Pyongyang mengenai masa depan yang lebih
baik. Bush juga mengimbau Korea Utara membuka perbatasannya. Namun
Presiden Amerika juga kembali mengkritik pemerintah Korea Utara. Ia
menyatakan negara tersebut adalah penjara bagi masyarakat sendiri,
dan salah satu rezim paling bahaya di dunia ini tidak pernah boleh
menguasai senjata paling bahaya di dunia. Sebelumnya Bush telah
berunding dengan Presiden Korea Selatan, Kim Dae-Jung. Dalam
perundingan itu Bush menjamin Kim Dae-Jung, Amerika Serikat tidak
akan menyerang Korea Utara. Ia menegaskan mendukung sepenuhnya
kebijakan 'sinar mentari' Presiden Korea Selatan, yang ditujukan
untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.


* ISRAEL SERANG KANTOR YASSER ARAFAT

Angkatan Udara dan Angkatan Laut Israel melancarkan serangan terhadap
markas Presiden Palestina, Yasser Arafat di Jalur Gaza. Aksi ini
menewaskan 15 warga Palestina. Helikopter tempur Israel juga
menembaki kantor Arafat di Ramallah di mana ia ditahan selama dua
bulan. Rudal-rudal jatuh beberapa meter dari gedung tersebut. Perdana
Menteri Israel, Ariel Sharon menolak mencabut pembatasan ruang gerak
Arafat, selama ia tidak bertindak lebih tegas terhadap kaum ekstremis
Palestina. Kekerasan antara Israel dengan Palestina semakin dahsyat
usai akhir pekan lalu. Puluhan orang tewas akibat serangan Palestina
dan aksi balasan Israel, dua hari belakangan. Pemerintah Palestina
meminta Dewan Keamanan PBB melangsungkan sidang darurat.


* SANAK-SAUDARA KORBAN TEWAS SERANGAN 11 SEPTEMBER MENGAWALI
PENGADILAN TERHADAP OSAMA BIN LADEN

Sanak saudara tujuh korban tewas akibat serangan terhadap Gedung WTC
di New York mengawali pengadilan terhadap Osama bin Laden, Al-Qaeda,
Iran serta Irak serta berbagai lembaga keuangan yang diduga mendukung
aktivitas teroris, di antaranya bank-bank dan perusahaan di Belanda.
Sanak-saudara korban tewas adalah tujuh wanita Amerika yang menuntut
ganti rugi lebih dari 100 milyar dolar. Mereka berharap pengadilan
bisa menghasilkan pembekuan semua rekening bank yang digunakan
kelompok-kelompok teroris. Pemerintah Bush, yang masih melacak Osama
bin Laden, sebelumnya telah membekukan beberapa rekening bank yang
diduga dipakai organisasi teroris.


* POLISI ITALIA GAGALKAN SERANGAN TERHADAP KEDUBES AMERIKA SERIKAT

Polisi Italia menangkap empat pria di Roma, yang diduga ingin meracun
persediaan air minum Kedutaan Besar Amerika. Empat pria tersebut
membawa jumlah besar bahan kimia beracun sianida, dan sebuah peta
saluran air minum di Roma. Sebuah peta lain dengan jelas melingkari
lokasi Kedutaan Besar Amerika. Pihak polisi Italia menyatakan racun
yang dibawa para tertangkap sudah cukup untuk meracuni puluhan orang.
Polisi telah beberapa hari membuntuti para tertangkap dan menangkap
mereka di selatan kota Roma. Pria tersebut memiliki kewarganegaraan
Maroko.


* SLOBODAN MENGELUH TENTANG SIKAP PEMERINTAH BELANDA

Slobodan Milosevic mengeluh di Tribunal Yugoslavia Den Haag, negeri
Belanda, bahwa pemerintah Belanda tidak mengijinkan isterinya
berkunjung ke penjara Scheveningen. Mantan Presiden Yugoslavia ini
menyatakan Kementerian Luar Negeri Belanda menolak memberikan visa
kepada isterinya. Selain itu Milosevic juga menyatakan para tahanan
lain di penjara Scheveningen diperbolehkan lebih sering dikunjungi
sanak-saudara mereka. Hakim Richard May menegaskan akan membicarakan
kasus ini dengan Kementerian Luar Negeri, yang menandaskan tidak
mengetahui tentang hal itu.


* PERGANTIAN PUCUK PIMPINAN TNI MOMENTUM KEMBALINYA ANGKATAN DARAT


Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Endriartono Sutarto kemarin
menyatakan belum tahu apakah ia akan menggantikan posisi Laksamana
Widodo AS sebagai Panglima TNI. Masalah pergantian Panglima adalah
kewenangan Presiden dan sampai hari ini Presiden belum memutuskan
masalah pergantian tersebut dan belum memberikan usulan nama-nama
calon Panglima TNI kepada DPR, kata KSAD Endriartono kemarin. Laporan
rekan Syahrir dari Jakarta:

Pergantian pimpinan tertinggi TNI kali ini oleh sementara kalangan
dinilai menjadi momentum kembalinya Angkatan Darat memimpin TNI.
Sejak tahun 1999, jabatan Panglima TNI dipegang oleh seorang
Laksamana Angkatan Laut. Pergantian Panglima TNI yang dijabat Widodo
sejak tahun 1999 sangat seret. Rencana pergantiannya sudah bergulir
sejak Gus Dur menjadi presiden. Widodo diangkat sebagai Wakil
Panglima TNI semasa Habibie berkuasa. Laksamana Angkatan Laut ini
dikenal sebagai orang kepercayaannya Wiranto. Tetapi sejak Wiranto
menjadi Menko Polkam, dan Widodo menggantikannya sudah bergulir isyu
bahwa Widodo akan diganti. Namun hingga kini ia masih terus bertahan.
Pernah ada isyu bahwa Angkatan Laut akan diganti oleh Angkatan Udara.
Berarti Marsekal Hanafie Asnan yang akan menggantikan Widodo. Tapi
rencana ini batal. Kemudian muncul usulan agar dibentuk kepala staf
gabungan. Tapi ini pun tidak terbukti. Kini Endriartono nampaknya
yang benar-benar akan menggantikan Widodo. Sehingga harapan para
pendukung Tyasno, pupus sudah.

Angkatan Darat nampaknya mulai menguat kembali posisinya. KSAD yang
semula dipegang Endriartono akan beralih ke Letjen TNI Ryamizard
Ryacudu yang kini menjadi Pangkostrad. Sedangkan Ryamizard akan
diganti oleh Mayjen TNI Adam Damiri. Yang menarik, Danjen Kopassus
Amirul Isnaeni akan menempati pos baru. Sementara pos Danjen Koppasus
akan dipegang oleh Wadanjen Kopassus Brigjen Sriyanto. Dikabarkan
juga, Kasum TNI Djamari Chaniago akan menduduki pos sebagai Sekjen
Dephankam menggantikan Johny Lumintang yang memasuki pensiun. Jabatan
Kasum TNI akan dipegang oleh Letjen Kiki Syachnakrie. Sedangkan
Mayjen Cornel Simbolon akan menjadi Pangdam Diponegoro.

Dan yang paling kontroversial adalah jabatan yang menyangkut Mayjen
Syafrie Syamsudin. Mantan Pangdam Jaya ini akan menjabat sebagai
Kapuspen TNI menggantikan Marsda Graito Usodo. Organisasi-organisasi
Tionghoa pun langsung menyebut Syafrie, orang yang tangannya
berlumuran darah. Karena itu mereka menolak ia menjabat sebagai
Kapuspen. Bukankah Kapuspen itu semacam Public Relation Officer atau
Humas di suatu perusahaan.  Bagaimana mungkin seseorang yang
tangannya berlumuran darah korban-korban Mei 1998 bisa menjadi
Kapuspen? tanya mereka. Namun bagaimanapun pengangkatan Mayjen
Syafrie Sjamsoeddin dapat dikatakan merupakan sesuatu yang ada
hikmahnya juga. Karena kini organisasi-organisasi non-pemerintah
mulai mendesak agar Kasus Tragedi kemanusiaan 1998 dibuka kembali.

Kontras misalnya mendesak Komnas HAM agar segera membentuk Komisi
Penyelidik Pelanggaran HAM Kerusuhan Mei 1998. Dalam tragedi itu
telah terjadi pelanggaran berat HAM. Tidak ada alasan bagi Komnas HAM
untuk tidak mengungkap tragedi yang menelan ribuan nyawa itu. Komnas
HAM pun kemarin mengakui adanya pelanggaran berat HAM pada kasus itu.
Tetapi Komnas HAM tidak mau bertindak pro-aktif. Ketua Komnas HAM
Djoko Soesilo yang juga tergabung dalam lembaga bantuan hukumnya
mantan Wapres Sudharmono, berpendapat: Masih ada perbedaan penafsiran
atas penjelasan Pasal 48 Undang-Undang No 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Utamanya berkaitan dengan prinsip retroaktif atau
berlaku surut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan antara DPR dan
pemerintah, ungkapnya. Bagaimana pun Pengangkatan Syafrie ini
dianggap suatu kesalahan dari pihak Panglima TNI Widodo.

Sebelum mengundurkan diri ia ingin agar TNI bangkit kembali. Dia
ingin menunjukkan bahwa TNI itu independen dan tidak terus-menerus
dibelenggu oleh opini publik. Jika Syafrie berhasil, maka sejumlah
perwira yang dianggapnya berkualitas tapi tak punya jabatan karena
dianggap publik bermasalah, bisa muncul kembali. TNI sudah bosan
diatur atau diinfiltrasi partai-partai. Mantan Kabakin Zen Maulani
berpendapat jika Sjafrie dihalang-halangi, maka TNI bisa mengeras
kembali dan perwira-perwiranya kembali menjadi konservatif. Bahkan
ada yang mengatakan daripada Sjafrie bergerak secara klandestin
bersama kawan-kawannya sebaiknya mereka ditampung saja.

Tapi susahnya kebanyakan orang hanya ingat bagaimana Sjafrie dan
kawan-kawannya dahulu begitu erat merangkut "kakinya" Soeharto
sehingga lupa akan penderitaan rakyat. Dengan dudukannya dia sebagai
Kapuspen TNI, tentu dia akan lebih banyak mengembangkan defense
mechanism-nya, membela TNI meskipun salah. Namun, Letjen Purn.
Maulani membela Syafrie dengan mengatakan belum tentu Sjafrie itu
bersalah.

Maulani:
Saya sampaikan tadi , kita di luar mempersaksikan dan sudah memvonis
kalau Jendral Syafrie itu orang yang bertanggungjawab, melakukan
kesalahan-kesalahan. Padahal  saya katakan, barangkali di dalam
pemeriksaan oleh Wanjakti, juga di dalam pemeriksaan track recordnya,
dia tidak terlibat di dalam atau tidak seperti yang kita persaksikan.
Sebuah pengalaman sebagai Panglima, itu dulu ada hal-hal di dalam
domen tanggungjawab saya, saya tidak dilapori dan saya tidak tahu.


* APA DI BALIK NIAT UNTAET MEMERIKSA 17 ORANG TERDAKWA MILISIA PRO
JAKARTA DAN TNI

Indonesia menolak permintaan Untaet untuk mengekstradisi sembilan
anggota milisi pro-Jakarta dan delapan anggota TNI yang dituduh
bertanggung jawab atas pembunuhan 13 orang pro-kemerdekaan Timor
Timur di Dili seputar jajak pendapat Agustus 1999. Untaet ingin
memeriksa 17 orang tersebut di Timor Timur. Aniceto Guterres, Ketua
Komisi Penerima Kebenaran dan Rekonsiliasi di Dili memahami sikap
Jakarta ini dan meragukan kesungguhan PBB ingin menegakkan keadilan
di Timor Lorosae.

Aniceto Guterres [AG]: PBB dalam hal ini bersikap ambigu, karena di
satu sisi dia mendukung pengadilan ad-hoc di Indonesia, tapi di sisi
lain juga, dia mau mengekstradisi orang-orang yang pernah melakukan
kejahatan di Timor Lorosae tapi sekarang sudah ada di Indonesia. Nah,
masalahnya juga memang sampai sekarang tidak ada perjanjian
ekstradisi. Ya memang ada MOU antara pemerintah Untaet, De Mello, dan
juga Marzuki Darusman, tapi itu bukan perjanjian ekstradisi. Dari
segi bentuk formalnya bukan sebuah perjanjian ekstradisi.

Kedua isinya pun di situ sangat halus. Bukan ekstradisi tapi dibilang
transfer barang bukti. Ini substansinya memang lain di situ. Karena
itu saya kira sah-sah saja kalau ngomong pemerintah Indonesia mau
menolak itu, penyerahan itu. Ketika Untaet mengakui bahwa pengadilan
itu boleh berjalan di Indonesia, itu kan sama dengan mengakui
kewenangan pengadilan itu. Ya, paling banter hanya minta dihadiri di
Indonesia, bukan untuk minta diekstradisi di Indonesia, apalagi tidak
ada perangkap-perangkap perjanjian bilateral yang akan mengatur itu.

Karena itulah, ketika orang bicara pengadilan internasional, itu
senjata yang paling ampuh pemerintah Indonesia untuk menolak
pengadilan internasional dengan pengadilan ad-hoc. Dan di situ Untaet
mendukung. Saya dalam hal ini bukan mendukung Indonesia, tapi juga
terus terang tidak akan setuju dengan sikapnya Untaet.

Radio Nederland [RN]: Karena di sini memang rancu. Pertama mengakui
Indonesia dulu waktu mengadakan pengadilan ad-hoc. Kemudian tiba-tiba
mereka menghendaki sesuatu yang baru di luar daripada kesepakatan
itu? Begitu?

AG: Ya, itu memang yang saya bilang, ada dobel standard begitu. Saya
kira, ya, di mana pun kita tahu bahwa PBB itu kan dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan super power dalam hal ini bisa juga Amerika dan
lain sebagainya. Dan ketika pengadilan internasional akan digelar,
dan itu akan merusak kepentingan mereka, akan mengganggu kepentingan
mereka, mereka akan menolak. Kemudian mereka mendukung pengadilan
ad-hoc Indonesia.

Tapi dalam pelaksanaannya, karena ternyata, terbukti ada orang -orang
yang seharusnya bertanggung jawab, tidak bisa diseret oleh pengadilan
yang dia dukung, kemudian dia mau minta ekstradisi. Mudah-mudahan
permintaan ini bukan main kucing-kucingan untuk mengelabuhi orang
Timor Lorosae.

RN: Ya, jadi kesannya seperti mau menegakkan keadilan tetapi kita
juga harus bertanya-tanya adakah udang di balik batu begitu?

AG: Tepat sekali.

RN: Timor Lorosae pada tanggal 20 Mei 2002 mendatang akan
memproklamasikan kemerdekaan. Kenapa perintah penangkapan ini apa itu
keinginan PBB justru disampaikan sekarang, kenapa nggak nanti saja
diserahkan kepada pemerintah Timor Lorosae?

AG: Ini juga menjadi pertanyaan saya Bung. Kenapa baru sekarang?
Padahal bukti-bukti yang dikumpulkan di Timor Lorosae sebelum jajak
pendapat itu, saya punya bukti yang cukup kuat untuk diadakan
penuntutan. Mestinya dituntut sebelum jajak pendapat. Karena ada
kepentingan politik waktu itu mereka diproteksi. Tapi setelah jajak
pendapat, begitu pengadilan serious crime di Dili ini ada,
seharusnya, itu kasus yang memang harus diangkat.

Kenapa harus menunggu kasus di Jakarta, pengadilan ad-hoc itu digelar
dulu, baru mulai keluarkan dakwaan. Saya kira, ini dari segi proses
atau dari segi kronologi sudah ada keganjilan-keganjilan itu. Ini
semacam sandiwara baru untuk meyakinkan orang Timor Lorosae bahwa
Untaet itu memang serius untuk membantu memberikan keadilan bagi
orang Timor Lorosae.

RN: Kenapa mesti Untaet membuktikan diri bahwa dia ingin serius
membantu rakyat Timor Lorosae? Apakah selama ini ada
keraguan-keraguan di Timor Lorosae sendiri mengenai Untaet?

AG: Kalau saya sendiri harus mengatakan bahwa betul bahwa Untaet
banyak melakukan dalam rangka membantu orang Timor Lorosae. Tapi juga
banyak kekurangan-kekurangan. Justru itu yang lebih banyak daripada
membuat. Banyak orang juga tidak puas dengan proses transisi ini.
Contoh konkret di bidang peradilan saja, kita kembali lagi ke
peradilan. Itu juga bisa menjadi contoh gitu. Belum ada satu sistem
yang memang di sini terbangun, yang setelah Untaet pergi, orang Timor
Lorosae bisa menggunakan sistem itu. Belum ada sistem yang terbangun
di sini.


Demikian Aniceto Guterres, Ketua Komisi Penerima Kebenaran dan
Rekonsiliasi di Dili.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke