---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Selasa 12 Maret 2002 13:40 UTC



** GOLKAR TIDAK AKAN TARIK MENTERINYA DARI KABINET

** ISRAEL LANCARKAN OFENSIF MILITER TERBESAR DI PALESTINA

** PEMERINTAH BIRMA AKAN LANJUTKAN PEMBICARAAN DENGAN AUNG SAN SUU
KYI

** TOPIK GEMA WARTA: PKB MENUNGGU PDI MENON-AKTIFKAN AKBAR TANDJUNG
SEBAGAI KETUA DPR

** TOPIK GEMA WARTA: PENGGELAPAN DANA BULOG BERJANGKIT KE KEJAKSAAN
AGUNG



* GOLKAR TIDAK AKAN TARIK MENTERI DARI KABINET

Setelah melakukan sidang Partai pemerintah Golongan Karya menyatakan
tidak akan menarik mundur para menterinya dari kabinet koalisi,
walaupun ketua mereka Akbar Tandjung ditahan. Pimpinan Golkar
menyatakan akan menunggu kelanjutan proses peradilan Akbar Tandjung,
tetapi akan menilai dengan kritis semua kebijakan pemerintah. Minggu
lalu Golkar sempat mengancam akan keluar dari pemerintah koalisi
setelah penahanan Akbar sehubungan kasus dana non-bujeter Bulog.
Sementara itu Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan,
pemerintah tidak akan mencampuri proses politik dan proses hukum
berkaitan dengan penahanan Ketua DPR yang juga Ketua Umum DPP Partai
Golkar itu.


* ISRAEL LANCARKAN OFENSIF MILITER TERBESAR DI PALESTINA

Mulai Selasa pagi Israel melancarkan operasi militer terbesar sejak
awal aksi intifadah kedua, satu setengah tahun lalu. Dengan
menggunakan lebih dari 100 tank dan kendaraan pantser, pasukan Israel
menduduki sebagian besar wilayah kota Ramallah di Tepi Barat Sungai
Yordan. Dua warga Palestina diberitakan tewas. Selain itu juga
dilancarkan serangan di sebuah perumahan di Ramallah, tempat tinggal
Pemimpin Palestina Yasser Arafat. Di dekat kota Yerusalem seorang
warga Israel tewas, setelah ditembaki warga Palestina. Senin malam
kemarin sedikitnya 17 warga Palestina tewas dalam serangan di kamp
penampungan Jabalya di Tepi Barat.


* PEMERINTAH BIRMA AKAN LANJUTKAN PEMBICARAAN DENGAN AUNG SAN SUU KYI

Rejim militer di Birma menyatakan, rencana kudeta terakhir tidak akan
mempengaruhi jalannya dialog dengan pemimpin oposisi Aung San Suu
Kyi. Akhir pekan ini pemerintah berhasil menggagalkan rencana
penculikan pemimpin junta militer tertinggi Birma. Menurut berita
sejumlah anggota keluarga dan pendukung mantan diktator Ne Win
menjadi otak di belakang rencana kudeta tersebut. Saat ini sejumlah
anggota keluarga Ne Win lainnya ditangkap, selain itu sejumlah
pejabat tinggi militer dipecat. Dalam beberapa hari mendatang
diperkirakan pemerintah Birma akan menahan lebih banyak lagi.

Para analis menyatakan, saat ini pecah pertikaian politik di tubuh
rejim militer Birma, antara pendukung dan penentang proses
demokratisasi. Sebuah delegasi Uni Eropa akan tiba di Birma Rabu
besok, dan antara lain akan mendesak percepatan dialog dengan pihak
oposisi, pencabutan tahanan rumah Aung San Suu Kyi dan pembebasan
sekitar 1500 orang tahanan politik di Birma.


* AUSTRALIA AKAN BANGUN KAMP PENGUNGSI DI PULAU NATAL

Pemerintah Australia akan membangun sebuah pusat penampungan pencari
suaka di Pulau Natal yang terpencil, yang terletak di Samudera
Hindia. Diharapkan kebijakan tersebut dapat menghalangi para pencari
suaka untuk masuk ke dataran Australia, dan mempunyai kesempatan
lebih besar untuk mendapatkan ijin tinggal permanen. Saat ini di
dataran Australia sekitar 1700 orang pencari suaka ditahan di
kamp-kamp penampungan sambil menunggu hasil pengajuan surat mereka
untuk tinggal di negara tersebut. Beberapa bulan terakhir pecah
sejumlah kerusuhan berdarah di kamp-kamp penampungan. Selain itu
sekitar seratus orang imigran asal Afganistan dan Irak sudah enam
hari lamanya melakukan aksi mogok makan. Kamp penampungan di Pulau
Natal harus sudah dapat digunakan akhir tahun ini, dan akan menampung
sekitar 1200 orang.


* FRANCISCO DO AMARAL SETUJU HILANGKAN TANDA GAMBAR PARTAI

Lawan utama Xanana Gusmao dalam pemilu presiden Timor Timur,
menyetujui sebuah konsesi agar Gusmao dapat tetap mencalonkan dirinya
dalam pemilu tersebut. Francisco Xavier do Amaral, menyatakan kedua
partai yang mendukung dirinya menyetujui untuk menghilangkan tanda
gambar partai dari keras suara, setelah Gusmao mengancam akan
mengundurkan diri. Xanana Gusmao, yang merupakan calon favorit,
mengecam keras persyaratan Komisi Pemilu Independen PBB, yang
mengharuskan setiap partai untuk menggunakan tanda gambar mereka
dalam kertas suara. Gusmao memang dicalonkan oleh sembilan partai,
tetapi mengajukan persyaratan bahwa ia adalah calon independen.
Amaral menyatakan akan menulis surat resmi kepada komisi PBB mengenai
konsesi ini, yang menurutnya diambil tanpa tekanan dari pihak
manapun.


* PENGHITUNGAN SUARA PEMILU ZIMBABWE DIMULAI SELASA INI

Selasa ini di Zimbabwe dimulai penghitungan suara hasil pemilihan
presiden yang berlangsung dengan penuh kekacauan. Menurut seorang
juru bicara pemerintah, hasil pertama akan diumumkan Rabu besok.
Menurut perkiraan jumlah elektorat yang datang memberikan suara
sekitar 53%. Berbagai tempat-tempat pemungutan suara diperintahkan
untuk ditutup oleh Presiden Robert Mugabe, walaupun masih ada antrian
panjang mereka yang ingin memberikan suara. Di ibukota Harare polisi
memerintahkan ratusan elektorat untuk pulang ke rumah masing-masing.
Selain itu Mahkamah Agung Zimbabwe masih harus membahas satu kasus
yang diajukan pihak oposisi untuk kembali memperpanjang pemilu selama
satu hari. Tetapi gugatan tersebut akhirnya ditolak. Seorang hakim
agung lainnya menetapkan Ahad lalu, bahwa para elektorat berhak
mendapat perpanjangan waktu satu hari, karena pemilu berlangsung
penuh kerusuhan. Pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai menuduh Presiden
Robert Mugabe sengaja mengacaukan jalannya pemilu. Polisi juga
menahan sejumlah orang, antara lain sekjend Partai oposisi MDC.


* DUTA BESAR TURKI DIMINTA PENJELASAN OLEH DEN HAAG

Pemerintah Belanda meminta penjelasan Turki mengenai penerimaan yang
tidak bersahabat sewaktu kunjungan resmi Menteri Pertahanan Belanda
Frank de Grave ke ibukota Ankara minggu lalu. Saat ini Departemen
Luar Negeri Belanda meminta penjelasan duta besar Turki. Minggu lalu
sewaktu kedatangannya Menteri De Grave tidak diacuhkan oleh para
penyambutnya di Turki. Setelah itu menteri Belanda ini dikecam keras
oleh Wakil Perdana Menteri Turki Yilmaz, yang menuduh Belanda
mendukung organisasi Kurdi PKK. Ankara menganggap PKK sebagai sebuah
organisasi teroris, dan mengharapkan Uni Eropa akan memutuskan untuk
menempatkan PKK ke dalam daftar organisasi teroris yang harus
dibekukan semua asetnya di bank. Menurut Turki, pemerintah Belanda
memblokade pengambilan keputusan tersebut, yang langsung dibantah
keras oleh Den Haag. Akibat perselisihan diplomatik antara Turki dan
Belanda, Den Haag memutuskan untuk membatalkan rencana kunjungan
Menteri Pertahanan Turki ke Belanda minggu depan.


* PKB MENUNGGU PDI MENON-AKTIFKAN AKBAR TANDJUNG SEBAGAI KETUA DPR

Partai Kebangkitan Bangsa, PKB, siap mendukung PDI-P untuk menggusur
Akbar Tandjung dari kursi kepemimpinan DPR, paling tidak, sambil
menanti jalannya proses hukum. Di balik itu, partai yang didirikan
Abdurrahman Wahid ini, juga mengantisipasi kemungkinan kemacetan
lembaga eksekutif. Jadi, wacana perubahan kepemimpinan negara, pun
mulai bergulir.Tapi, menurut Wakil Sekjen PKB, UMAM WIRANU, semua itu
tergantung, apakah PDI-P konsisten mendorong pembentukan
Pansus-Bulog:

Umam Wiranu [UW]: Sangat tergantung pada Fraksi PDI pada tanggal 18
minggu depan. Tapi kita yakin bahwa PDI-pun tak akan mendukung
meskipun proses hukum juga kelihatan serius.

Radio Nederland [RN]: Tapi sekarang menyangkut Ketua DPR yang
ditahan, apakah situasi ini bisa bertahan terus?

UW: Soalnya soal punya etik atau tidak punya etika politik begitu.
Kita terpaksa harus sabar menunggu sampai ada keputusan hukum tetap.
Tetapi sesungguhnya sekarang saja sudah tersambar DPR.

RN: Tapi PKB kan musti menegaskan suatu posisi, apakah bisa ini DPR
berjalan terus sementara ketuanya berada di dalam penjara?

UW: Kita dalam minggu ini akan memutuskan sikap. Meskipun secara
etika politik kita sudah menyatakan Akbar Tandjung harus non-aktif,
dan harus berhenti manakala nanti ada keputusan hukum tetap
menyatakan dia bersalah. Atau melakukan penyalahgunaan wewenang.
Untuk sementara ini memang kita belum memberikan batas waktu sampai
kapan dia boleh memimpin Dewan.

RN: Siapa yang harus mengambil inisiatif agar posisi ketua DPR ini
terisi sementara ketuanya di dalam penjara?

UW: Sebenarnya PDI juga, Pak Tardjo sudah memberikan inisiatif bahwa
ia sudah siap memimpin hari ini juga.

RN: Itu Sutardjo Suryoguritno dari PDI yah?

UW: Ya. Kita sudah melakukan beberapa pembicaraan dengan pihak-pihak
fraksi yang lain untuk membahas soal ini. Mereka masih sama-sama
menunggu, jadi tidak ada yang berani mulai. Karena itu PKB akan
membikin inisiatif, untuk mengajak fraksi-fraksi yang lain untuk satu
suara, yaitu bagaimana menghentikan Pak Akbar atau menon-aktifkan Pak
Akbar dari posisinya sebagai Ketua Dewan. Jadi mungkin pertengahan
minggu inilah.

RN: Tapi bagaimana desakan dari PKB ini bisa kuat, apabila PKB sejauh
ini masih terbelah dengan PKB-Alwi dan PKB-Matori.

UW: Kalau di parlemen satu. Karena di parlemen itu kan hanya ada satu
fraksi PKB.

RN: Skandal Bulog II, pelajaran apa dari semua ini?

UW: Yah memang ternyata hukum belum bisa ditegakkan. Masih didominasi
oleh orang-orang kuat di masa lalu. Tetapi secara moral sebagai
seorang pemimpin, pemimpin partai, dia sudah habis. Ketua-ketua
partai yang lain juga sebenarnya mendapatkan dana yang sama dari
Bulog pada Pemilu 99. Di akhir cerita saya kira nanti akan ketahuan
semua secara politik dan secara moral, bahwa semua cacat moral
begitu.

RN: Menjelang penahanan Akbar ini, banyak berita mengenai pertemuan
atau rekonsiliasi Gus Dur dengan Amien Rais dan isyarat "deal" dengan
Megawati. Apakah kemelut Akbar ini membuka peluang untuk itu?

UW: Ada kemungkinan itu karena siang hari ini pun Abdurrahman Wahid
dijadwalkan bertemu dengan mantan Wapres Try Sutrisno. Itu artinya
akan ada babak baru di dalam perpolitikan Indonesia ke depan ini.
Saya kira memang pasca penahanan Akbar akan menjadi semakin tidak
menentu.

RN: Dalam situasi tidak menentu ini Gus Dur akan turun lagi begitu?

UW: Bukan, hanya menjadi tali penyambung dari sekian tokoh-tokoh
politik.

RN: Yah tapi tujuannya apa, mengapa merangkul militer seperti
Jenderal Try?

UW: Saya kira tidak hanya militer yang dia akan rangkul. Beliau sudah
menyatakan sudah tidak efektif lagi. Maka perlu ada perubahan
kepemimpinan, atau perubahan sistem begitu.

RN: Jadi Gus Dur mulai bicara mengenai kemungkinan ada pemerintahan
baru begitu?

UW: Iya, kemarin sudah berbicara soal ketidak-efektifan pemerintah
maupun legislatif maupun yudikatif. Itu berarti, menurut saya, memang
perlu ada perubahan-perubahan begitu.

RN: Jadi bukan hanya menggusur ketua DPR, tetapi juga mungkin
mengganti presiden maksudnya?

UW: Ya, saya kira kan beberapa tawaran sudah digulirkan, dan bukan
hanya dari Gus Dur yah. Apakah perlu dibentuknya suatu lembaga
presidium yang terdiri dari banyak tokoh, untuk mempimpin perubahan
sampai pemilu dipercepat.




* PENGGELAPAN DANA BULOG BERJANGKIT KE KEJAKSAAN AGUNG

Intro: Masalah dana non bujeter Bulog yang semula menodai Golkar,
kini telah berjangkit ke pihak Kejaksaan Agung. Banyak kejanggalan
pada cara Jaksa Agung menangani kasus ini. Begitu janggalnya,
sampai-sampai pers daerah sudah ada yang menyebut bahwa tak berapa
lama lagi Jaksa Agung Rachman akan harus meninggalkan jabatannya.
Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Ketua Umum Partai Murba Hadidjojo Nitimihardjo menyatakan hingga saat
ini belum nampak bahwa pihak Kejaksaaan Agung ingin mengusut
penyalahgunaan dana nonbujeter Bulog ke arah Partai Golkar. Padahal
masyarakat umumnya sudah mengetahui bahwa Rp. 42,5 milyar dari dana
tersebut sebagian di antaranya digunakan oleh pejabat-pejabat Partai
Golkar. Pencairan dana-dana ini dilakukan saaat kampanye pemilu
Partai Golkar. Hadidjojo juga mengkawatirkan bahwa Kejaksaan Agung
tidak akan mengambil langkah-langkah tegas setelah Winfried
Simatupang mengembalikan Rp. 32 milyar kepada pihak kejaksaan. Ketua
Partai Murba itu melihat Kejaksaan Agung akan menjadikan pengembalian
uang ini sebagai alasan untuk melemahkan tuntutan terhadap Akbar
Tandjung. "Masak baru sekarang dikembalikan," katanya. Ia
mengingatkan juga bahwa pada saat dana tersebut dikucurkan oleh
Rahadi Ramelan bunga bank saat itu setinggi 40%. Ia juga bertanya
bagaimana bisa uang sebanyak itu digotong-gotong dari bank ke bank.
Jika ditransfer, seharusnya Bank Indonesia dengan mudah dapat melacak
aliran dananya, jika ada permintaan dari pihak Kejaksaan Agung.

Pada tanggal 16 Oktober 2001, Sekretariat Bersama Kelompok Kerja
Petisi 50, Forum Aliansi Partai-Partai  Islam, Komite Waspada Orde
Baru, Gerakan Rakyat Marhaen dan Himpunan Mahasiswa Islam (Majelis
Penyelamat Organisasinya) (disingkat Sekretariat Bersama) telah
melaporkan pada pimpinan Kejaksaan Agung  bahwa sebagian dana
nonbujeter tersebut telah diterima oleh bendahara dan wakil bendahara
Golkar. Masing-masing menerima Rp. 10 milyar. Fadel Muhammad sebagai
bendahara Partai Golkar telah mencairkan dana tersebut melalui
rekeningnya di Bank Intan. Bank Intan ini merupakan milik Fadel
Muhammad dkk. Sedangkan MS Hidayat sebagai wakil bendahara Golkar
mencairkan dana yang diperolehnya melalui rekeningnya di Bank Niaga.

Sehubungan dengan itu Kejaksaan Agung telah didesak untuk menelusuri
dana itu. Antara lain dengan memeriksa dua bank penerbit cek. Bukopin
dan Bank Eksim yang sekarang termasuk dalam Bank Mandiri. Kemudian
bank yang menerima dana ini yaitu Bank Intan dan Bank Niaga perlu
pula diperiksa. Lebih lanjut Kejaksaan Agung harus memerintahkan Bank
Indonesia membuka arus kliring dana nonbujeter Bulog yang berasal
dari Bukopin dan Eksim. Namun karena Kejaksaan Agung masih tetap
menunggu instruksi Presiden Megawati, maka meski sudah lima bulan
berlalu sejak diadukan Sekretariat Bersama, tidak ada sedikitpun
upaya Jaksa Agung Rachman untuk membongkar aliran dana tersebut.
Kejaksaan Agung pun tidak mau meneliti kebenaran pengakuan Akbar
Tandjung bahwa ada dua kwitansi tanda terima uang yang berjumlah Rp.
20 milyar yang dikeluarkan oleh Yayasan Raodatul Jannah.  Semestinya
Kejaksaan Agung langsung memeriksakan kedua kwitansi tersebut ke
laboratorium forensik Mabes Polri. Seyogyanya pula terdapat arsip di
kantor Menko Kesra dan Taskin dan kantor Mensesneg, dan bukannya
hanya disimpan oleh Akbar Tandjung sendiri.

Anggota Fraksi PDIP Zulvan Lindan pun menyatakan heran mengapa
Kejaksaan Agung tidak mau memeriksa aliran dana itu. Di samping itu,
Kejaksaan Agung pun dicurigai karena mempercayai bahwa uang berjumlah
Rp. 42,5 milyar yang terdiri dari sepuluh cek itu diambil secara
tunai oleh orang dengan menggunakan KTP palsu. Mana mungkin bank
menyetujui begitu saja pencairan uang sampai milyaran rupiah tanpa
mengetahui secara pasti identitas orang yang mencairkannya?  Biasanya
Bank mengkonfirmasikan kepada nasabah, dalam hal ini Bulog yang
mengeluarkan cek-cek tersebut. Apakah mungkin pula  bahwa dana
milyaran rupiah dibawa keluar dari bank tanpa ada pengawalan polisi,
kata Chris Siner Kei Timu dari Kelompok Kerja Petisi 50.

Menurut seorang pengamat, dengan adanya kritik yang bertubi-tubi pada
Kejaksaan Agung maka sulitlah bagi Jaksa Agung  Rachman, seorang
mantan anggota Golkar, untuk menepuk dadanya dan mengatakan ia
berhasil menahan Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR RI. Bahwa pihak yang
berkuasa tidak puas dengan Rachman bisa dilihat dari issue yang
dilemparkan pers Jawa Timur bahwa pengganti Rachman yaitu Suripto SH
sudah disiapkan oleh pihak istana.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke