---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 20 Maret 2002 23:00 UTC



** UNJUK RASA JAKARTA MENENTANG PERAYAAN VOC

** TOMMY SOEHARTO DIANCAM HUKUMAN MATI

** CINA DAN KORUT BURU WARGA YANG MENCOBA LARI KE LUAR NEGERI

** TOPIK GEMA WARTA: MASIH ADA PERWIRA-PERWIRA YANG HARUS JUGA
DISERET KE PENGADILAN HAM

** TOPIK GEMA WARTA: HARUSKAH PANGLIMA TNI DARI ANGKATAN DARAT?



* UNJUK RASA JAKARTA MENENTANG PERAYAAN VOC

Aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Belanda di Jakarta menentang
peringatan berdirinya persekutuan dagang Belanda, VOC.  Sepuluhan
pengunjuk rasa adalan para mantan pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia dari Belanda. Mereka menyatakan bahwa VOC, Verenigde
Oost-Indische Compagnie menimbulkan banyak korban jiwa, memicu
kemiskinan dan penderitaan. Para demonstran antara lain menuntut
kompensasi Belanda, dari apa yang mereka sebut, pengerukan kekayaan
selama 350 tahun.
Hari ini di Den Haag Belanda berlangsung perayaan resmi berdirinya
VOC, 400 tahun lalu. Sebelumnya Duta Besar Indonesia, Abdul Irsan SH
tidak menghadiri upacara ini. Ia mengatakan bahwa masa lalu VOC masih
meninggalkan luka di kalangan rakyat Indonesia. Di samping itu
Presiden Republik Maluku Selatan di pengasingan, Tutuhatunewa juga
tidak hadir. Panitia penyelenggara sengaja tidak mengundang Presiden
RMS ini dengan alasan kalangan Maluku tidak memberi kontribusi
peringatan. VOC berdiri tanggal 20 Maret 1602 sebagai persekutuan
dagang yang khusus memusatkan aktivitasnya di kawasan jajahan di
Asia.


* TOMMY SOEHARTO DIANCAM HUKUMAN MATI

Di Jakarta, Rabu ini berlangsung proses pengadilan terhadap Tommy
Soeharto. Setelah berlangsung dua setengah jam, hakim akhirnya
menunda proses hingga 27 Maret mendatang. Putera kesayangan mantan
Presiden HM Soeharto itu terdakwa dalam kasus kepemilikan ilegal
senjata api, pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita dan
melarikan diri dari hukuman. Jaksa menuntut hukuman mati terhadap
Tommy Soeharto. Sementara itu pekan depan berlangsung pengadilan
terhadap Ketua DPR dan Partai Golkar Akbar Tandjung. Akbar didakwa
mengkorupsi dana non bujeter Bulog. Dua proses besar ini dipandang
sebagai upaya Presiden Megawati Sukarnoputri menindak keras
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi di Indonesia.


* CINA DAN KORUT BURU WARGA YANG MENCOBA LARI KE LUAR NEGERI

Cina dan Korea Utara melancarkan operasi gabungan memburu sejumlah
warga Korea Utara yang menyeberang perbatasan Cina Tenggara. Menurut
sumber misionaris di perbatasan, operasi pemburuan tersebut
melibatkan sekitar 150 aparat keamanan Korea Utara. Operasi ini
berkaitan kasus larinya 25 warga Korut ke Korea Selatan lewat
kedutaan Spanyol di Cina, pekan silam. Organisasi bantuan
memperkirakan sekitar 100 hingga 300 ribu warga Korea Utara lari ke
Cina karena kelaparan dan kekejaman politik di negara mereka. Cina
tidak mengakui mereka sebagai pengungsi politik tetapi hanya sebagai
pengungsi ekonomi saja.


* KOREA SELATAN IMBAU KORUT KEMBALI DIALOG DENGAN AS

Presiden Korea Selatan, Kim Dae-Jung mengatakan bahwa Korea Utara
tidak memiliki pilihan kecuali melanjutkan dialog dengan Amerika
Serikat. Dialog dapat mencegah ketegangan lebih besar antara Amerika
dengan Korea Utara, demikian Kim. Selanjutnya ia menambahkan bahwa
Korea Selatan akan berupaya maksimal untuk memungkinkan pelaksanaan
dialog. Amerika Serikat bisa menjamin keamanan dan memberi bantuan
penyelamatan ekonomi Korea Utara, demikian Kim.
Hubungan Pyongyang dan Washington menjadi sangat buruk Januari lalu,
ketika Presiden AS, George W. Bush menggolongkan Korea Utara, Iran
dan Irak dalam "Poros Iblis". Mulai Kamis besok, ratusan ribu tentara
AS dan Korea Selatan bersama menyelenggarakan latihan perang
besar-besaran. Korea Utara menamai pelatihan militer ini, upaya
Amerika memprovokasi perang.


* DUA AKSI PALESTINA BAHAYAKAN UPAYA RUJUK

Sedikitnya tujuh orang tewas akibat aksi bunuh diri di Israel Utara.
30 lain mengalami luka-luka. Peledakan terjadi di sebuah bis  antar
kota yang penuh sesak. Menurut polisi Israel, sebagian besar
penumpang adalah warga Israel keturunan Arab yang sedang berangkat
kerja. Inilah aksi kedua dalam 24 jam. Rabu dini hari tadi, dua warga
Palestina melancarkan penembakan di dusun Yerusalem Selatan yang
melukai empat warga Israel. Dua orang pelaku akhirnya ditembak mati
tentara penjaga perbatasan. Dua aksi ini menghambat upaya pendekatan
antara Israel dan Palestina. Utusan khusus Amerika, Anthony Zinni
berupaya merealisasikan gencatan senjata. Namun pemerintahan PM
Israel, Ariel Sharon menuntut pra-syarat , Presiden Palestina Yasser
Arafat harus mencegah aksi-aksi teror di Israel.


* EKONOM PEMERINTAH ITALIA DIBUNUH

Seorang pakar ekonomi penasihat pemerintah Italia dibunuh. Marco
Biagi, 51 tahun ditembak di depan kediamannya di Bologna. Biagi
adalah arsitek undang-undang baru perburuhan Italia. Serikat-serikat
buruh Italia menentang keras perubahan undang-undang ini dengan
alasan, hanya mempermudah majikan untuk mem-PHK karyawan. Sabtu depan
dijadwalkan aksi unjuk rasa besar-besaran menentang kebijakan sosial
pemerintahan PM Silvio Berlusconi. Hingga saat ini masih belum ada
pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas pembunuhan Biagi.
Sehubungan pembunuhan ini Menteri Dalam Negeri Italia, Claudio
Scajola pulang lebih dini dari kunjungannya di Amerika Serikat.


* MASIH ADA PERWIRA-PERWIRA YANG HARUS JUGA DISERET KE PENGADILAN HAM


Intro: Beberapa nama politisi teras dan TNI mulai disebut-sebut sejak
pengadilan HAM digelar di Jakarta. Sebuah harian Australia menyebut
nama Hendropriyono, dan kini dari Dili disebut nama-nama, yang
sebetulnya tidak baru, seperti Zacky Anwar, Mayjen Simbolon, selain
Wiranto sendiri.
Kami menghubungi Leoandro Isaac, Anggota Dewan Konstituante Timor
Lorosae dan Uskup Dili, Mgr Ximenes Belo.
Pertama-tama, Leoandro Isaac menyatakan tidak puas dengan penggelaran
pengadilan HAM di Jakarta. Mengapa?

Leoandro Isaac [LI] : Karena hanya kita melihat perwira-perwira yang
di lapangan yang diajukan ke meja pengadilan, saya sangat tidak
percaya bahwa perwira-perwira menengah dilapangan tidak mungkin
bertindak begitu jahat pada waktu itu kalau itu tidak ada instruksi
perintah dari atasan yaitu dari Jakarta, terutama dari Wiranto.

Radio Nederland [RN] : Akhir-akhir ini disebutkan juga oleh koran
Australia bahwa Hendropriyono juga terlibat dalam kejahatan
kemanusiaan di Timor Timur, selain Wiranto sendiri. Menurut warga
Timor Timur sendiri yang terkena dengan kejahatan ini. Ada nama-nama
jendral di luar yang disebutkan?

LI : Iya, saya kenal baik waktu itu Jendral Zacky Anwar kan berada di
sini, berada di Dili waktu itu. Dan saya sangat heran nama Jendral
Zacky Anwar tidak ada di dalam daftar itu.

RN : Selain nama-nama itu siapa lagi yang anda kenal?

LI : Mereka-mereka yang saya kenal waktu itu di sini yaitu Zacky
Anwar sendiri dan seorang kolonel atau sudah Jendral juga itu Anreas
itu dari pihak kepolisian. Dia bersama-sama jendral Zacky Anwar di
Dili. Dan wakil panglima Udayana jendral Simbolon, juga sering datang
ke Dili dan sering ketemu dengan saya juga pada waktu itu. Apakah
mereka-mereka ini sama sekali tidak tahu apa-apa. Maka saya kira ini
perlu diperjelaskan kepada masyarakat Indonesia maupun internasional
dan kami pada khususnya.

RN : Warga Timor Loro Sae sendiri tidak pernah berpikir pengadilan
HAM ini supaya dilakukan juga di Dili?

LI : Kami sudah, dari pihak pemerintahan transisi kami sudah berusaha
demikian untuk melakukan ekstradisi bagi beberapa perwira yang ikut
bertanggungjawab terhadap kejahatan, pembunuhan yang mereka lakukan
di sini, tapi sampai hari ini pemerintahan transisi kami belum
berhasil, tapi yah kita menunggu sajauh mana keseriusan pengadilan
HAM Indonesia untuk melakukan tugas misi yang sangat mulia ini.


Demikian Leoandro Isaac, Dewan Konstituante Dili. Uskup Dili, Mgr
Carlos Ximenes Belo, menanggapi pengggelaran pengadilan HAM di
Jakarta.

Carlos Ximenes Belo [CB] : Saya tidak begitu antusias walaupun ada
gubernur ada bupati, ada dandim tapi saya bilang ini saya belum puas.
Karena para jendral-jendral atau politisi yang mengatur dari atas itu
belum dilibatkan.

RN : Maksud Mgr. Belo karena masih ada pejabat-pejabat tinggi TNI
yang seharusnya dihadapkan pertama ke pengsadilan HAM?

CB : Bagi saya yang menggerakkan begitu banyak orang melalui
Hercules, kapal waktu itu dari Dili ke Timor Barat itu bukan hal yang
kecil pada tingkat propinsi, itu tentunya tingkat nasional.

RN : panglima TNI waktu itu kan Wiranto, berarti dia tahu semua
rencana itu ya. Dan dia harus pertama sebetulnya yang harus diadili?

CB : Bukan hanya tahu tapi, ada policy dari belakang sehingga
menyangkut komunikasi, kapal, pesawat itu semua bukan saja
kebijaksanaan dari propinsi saya kira.

RN : Jadi menurut Mgr. Sebetulnya yang pertama harus diadili bukan
Gubernur Abilio Soares ya?

CB : Tentunya para pengambil keputusan dari pusat itu. Kenapa itu
semua terjadi beberapa jendral dibelakang itu perlu juga dipanggil
dan dimintai keterangan.

RN : Beberapa bulan lagi Timor Timur ini akan menjadi negara
tersendiri dan apakah itu dimungkinkan pengadilan HAM ini bisa
dilakukan di sana?

CB : Bisa juga karena dari Timor Leste juga ada kalangan yang meminta
supaya pengadilan itu dilakukan di Dili karena terjadi di sini ada
saksi-saksi di tempat. Jadi perlu dipikirkan bagaimana hal itu dapat
dilakukan di Timtim dan kalau bisa Okay, itu melibatkan orang-orang
internasional yang fasih di dalam hal itu.

Demikian Mgr. Carlos Ximenes Belo kepada Radio Nederland.




* HARUSKAH PANGLIMA TNI DARI ANGKATAN DARAT?

Presiden Megawati Soekarnoputri kemungkinan besar akan mengajukan
nama calon Panglima TNI ke DPR RI sebelum ia ke luar negeri 24 Maret
mendatang. Endriartono Sutarto, KSAD saat ini nampaknya akan menjadi
calon tunggal. Lebih lanjut ulasan Syahrir dari Jakarta.

Mengapa Mega menjatuhkan pilihannya pada jenderal Endriartono Sutarto
yang secara akrab dipanggil Tono? Tidak ada penjelasan rinci mengenai
hal ini. Tetapi orang teringat bagaimana tahun lalu, para petinggi
TNI pernah ramai-ramai menolak rencana Presiden Abdurrahman Wahid
untuk mengganti Endriartono Sutarto sebagai KSAD. Lalu  Gus Dur
ketika itu mengakui bahwa ia sudah meminta dukungan TNI untuk
memberlakukan keadaan darurat. Namun, permintaan ini ditolak oleh
para petinggi TNI.  Gus Dur pernah mengaku hal itu kepada wartawan
Majalah Newsweek. Tetapi kepada teman-temannya dari Fordem
diantaranya Rahman Tolleng dan Chris Siner Key Timu dia mengatakan
bahwa  dia ditipu tentara. Gus Dur mengatakan hal itu sehari setelah
dilengserkan parlemen dengan dukungan tentara. Sehari sebelumnya  Gus
Dur masih percaya bahwa tank-tank yang dikerahkan ke lapangan Monas
masih mendukungnya meski moncong kanon dan senjata mesin berat
diatas tank sudah
diarahkan ke istana.

Sikap "pembangkangan" semula ditunjukan oleh Kepala Staf TNI Angkatan
Darat  Endriartono Sutarto. Lalu rekan-rekannya pun mengikuti
jejaknya seperti Kepala Staf TNI Angkatan Laut  Laksamana Indroko
Sastrowiryono. KSAL ini juga memberi saran kepada Gus Dur agar
presiden tidak mengeluarkan dekrit, karena hal itu akan menimbulkan
penderitaan rakyat. Karena itu selain pasukan Kostrad, pasukan
marinir pun ikut unjuk kekuatan ke lapangan Monas sehari sebelum Gus
Dur dilengserkan. Gerakan TNI/AL waktu itu tidak terlepas dari
dukungan AL Amerika, kata seorang perwira. Sikap perlawanan pun
muncul di tingkat panglima kodam. Diantaranya, dari Pangdam Udayana
Mayjen William Dacosta. Ia ketika itu menyatakan para
Pangdam se-Indonesia menolak kehadiran jenderal politik. Maksudnya
tentu adalah para jenderal, yang  akan diangkat sebagai KSAD atau
Panglima TNI karena mau dirangkul Gus Dur.

Maka jikalau Endriartono sekarang diangkat sebagai Panglima TNI itu
merupakan suatu hal yang wajar. Ia bersama Pangkostrad Ryacudu telah
berjasa menaikkan Megawati ke kursi singgasana. Seandainya dia dahulu
mendukung Gus Dur, sudah pasti  dia yang akan menjabat Panglima TNI.
Tetapi kini Megawati  jelas sudah berhitung jauh ke depan. Bagaimana
pun Megawati menyadari bahwa Endriartono sudah merasakan pengaruhnya
menggerakkan tank-tank dalam mendukung Megawati meski dengan dalih
profesionalisme. Tono tinggal satu langkah lagi dari kursi RI I kalau
dia memang mau berkuasa. Maka Mega harus segera mencari imbangan
terhadap Tono. Dan orang ini harus pula datang dari Angkatan Darat.
Ia harus duduk sebagai KSAD atau paling tidak Pangkostrad. Kalau bisa
tentu orang ini harus duduk sebagai Wakil Panglima TNI.

Kalau selama ini orang yang menjabat Panglima TNI tidak berbahaya,
itu disebabkan karena Widodo adalah seorang perwira angkatan laut.
Karena jumlah anggota TNI/AL tidak sebanyak TNI/AD, maka Widodo pun
tidak bermimpi meraih kekuasaan.Tetapi ini berbeda dengan Tono.
Sebagai seorang jenderal Angkatan Darat bisa saja Tono tergiur atau
dirayu parpol tertentu untuk melangkah lebih maju lagi, kata seorang
tokoh partai. Apalagi kalangan yang dekat dengan Gus Dur secara
terbuka sudah mengatakan kepada pers bahwa kini saatnya militer
mengambil alih kekuasaan mumpung rakyat kecewa dengan kinerja
partai-partai politik.

Bukan hanya Gus Dur yang kini berharap pada militer. Juga tokoh-tokoh
sosialis kanan atau sosdem yang tahu mereka tidak akan laku pada
pemilu berikut, berharap agar segera bisa dicarikan jalan pintas
untuk keluar dari kemelut bangsa saat ini. Pemerintahan Megawati
memang dianggap bergerak terlalu lamban. Maka dari kalangan para
jenderal pun sudah muncul ucapan-ucapan seperti misalnya:"Rakyat
sudah terlalu lama menderita. Dan pada saatnya tentara harus
mengambil langkah-langkah penyelamatan". Tetapi mungkinkah
Endriartono akan mengikuti  jalan Pakistan, kalau ia sudah terpilih
sebagai Panglima TNI. Sehubungan dengan pemilihan Panglima TNI ini
menarik untuk mengikuti jalan pikiran jenderal yang mewakili TNI di
MPR yaitu Agus Widjoyo :"Mestinya sudah berakhir pada satu nama,
kalau masuk kepada DPR lebih dari satu nama apakah itu juga bukan
ikut memilih? Jadi DPR bukan hanya melakukan fungsi pengawasan tetapi
ikut memilih. Kalau itu memang ya jawabannya. Maka tentunya yang maju
hanya satu nama. Karena sudah hasil pemilihan presiden.

Kalau jawabannya tidak, bagaimana kalau terjadi perbedaan pendapat
antara DPR dengan presiden, jalan ke luarnya bagaimana? Atau lebih
percaya karena itu lebih merupakan kewenangan yang berada dalam
kewenangan presiden sehingga presiden mengajukan pilihannya itu pada
DPR untuk mendapatkan persetujuan".


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke