--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Selasa 26 Maret 2002 15:10 UTC ** GEMPA BUMI BERAT DI AFGANISTAN UTARA TEWASKAN 1800 ORANG ** YASSER ARAFAT MUNGKIN TIDAK BISA HADIRI KTT LIGA ARAB ** UNI EROPA SETUJU PEMBANGUNAN SISTEM NAVIGASI GALILEO ** TOPIK GEMA WARTA: MENGIKUTI JEJAK SANG AYAH, MEGA INGIN KONTROL PERS ** TOPIK GEMA WARTA: LASKAR JIHAD, DEKAT DENGAN AL-QAIDAH ATAU DENGAN TNI? * GEMPA BUMI BERAT DI AFGANISTAN UTARA TEWASKAN 1800 ORANG Akibat rangkaian gempa bumi berat di wilayah Afganistan Utara, menurut pemerintah interim-Afganistan diperkirakan paling tidak 1800 orang tewas. Dicemaskan jumlah ini akan terus bertambah, dan menurut sumber-sumber tidak resmi jumlah tersebut telah mencapai 4800 orang. Sedikitnya 4000 orang cedera, dan 20.000 orang penduduk kehilangan tempat tinggal mereka. Wilayah yang paling parah menderita adalah Nahrin, yang hampir seluruhnya diratakan dengan tanah. Gempa tersebut berkekuatan 5,8 pada skala Richter, dan kemudian diikuti sejumlah besar gempa susulan. Pusat gempa terletak 33 kilometer di bawah tanah, yang menurut para pakar mengakibatkan efek yang mematikan. Pemerintah interim Afganistan sedang melakukan sidang kilat untuk menentukan langkah-langkah darurat. Sebuah tim PBB, Palang Merah Internasional dan berbagai organisasi pemberi bantuan sedang dalam perjalanan ke wilayah bencana yang terletak 200 kilometer di tenggara kota Mazar-i-Sharif. Saat ini juga telah dikirimkan ratusan tenda dan selimut ke wilayah bencana. * YASSER ARAFAT MUNGKIN TIDAK BISA HADIRI KTT LIGA ARAB Hingga sekarang kelihatannya Pemimpin Palestina Yasser Arafat tidak bisa menghadiri KTT Liga Arab yang akan dimulai Rabu besok di ibukota Libanon, Beirut. Menurut Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, sampai saat ini Arafat tidak memenuhi persyaratan untuk dapat meninggalkan wilayah Palestina. Sharon baru mau mengijinkan Arafat untuk berangkat ke Beirut, apabila dicapai gencatan senjata, dan polisi Palestina menindak keras pihak-pihak teroris. Sebaliknya Menteri Pertahanan Israel Ben Eliezer berpendapat, Arafat harus dapat menghadiri KTT di Beirut. Dengan ini Menhan Israel ingin mencegah, agar Arafat tidak menggunakan larangan tersebut sebagai alasan untuk tidak menindak keras terorisme. Sebelumnya Arafat juga menolak persyaratan yang diajukan Israel. Sementara itu ada berbagai petunjuk bahwa kedua belah pihak mencapai kemajuan positif dalam pembicaraan. Setelah melangsungkan sidang darurat sepanjang malam, kabinet inti Israel menyetujui usulan perantaraan yang diajukan utusan Amerika Serikat Anthony Zinni, mengenai gencatan senjata. Usulan terakhir Zinni ini mencantumkan antara lain bahwa Arafat harus menahan sejumlah anggota dinas rahasia Palestina, yang dituduh terlibat dalam rangkaian aksi teror di wilayah Israel. Sebagai gantinya Tel Aviv harus menarik mundur pasukannya dari wilayah-wilayah Palestina, yang diduduki Israel sejak beberapa bulan terakhir. * UNI EROPA SETUJU PEMBANGUNAN SISTEM NAVIGASI GALILEO Para menteri perhubungan Uni Eropa memberikan lampu hijau untuk proyek pengembangan sistem navigasi Galileo. Sistem ini terdiri atas 30 satelit yang memungkinkan penentuan tempat-tempat penting di bumi, hingga kecermatan jarak satu meter. Proyek tersebut adalah proyek tehnologi terbesar Uni Eropa, yang akan menghabiskan biaya 3 milyar Euro. Sejak tahap pertama pemerintah Belanda selalu menentang pembangunan sistem tersebut, karena Amerika Serikat telah mengembangkan sistem yang sama. Tetapi sebagian besar negara Eropa dan juga Komisi Eropa sangat ingin sistem sendiri agar tidak tergantung pada pemerintah Washington. Belanda merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang menentang, dan karena itu akhirnya harus menyetujui untuk mengembangkan sistem Galileo. * CINA TANGKAP 5000 PENDUKUNG FALUN GONG Gerakan keagamaan Falun Gong yang dilarang pemerintah Cina menyatakan, sekitar 5000 pendukungnya ditangkap oileh polisi di Cina Timur Laut. Dalam aksi tersebut kemungkinan beberapa ratus pendukung Falun Gong tewas. Operasi polisi ini dilakukan di Changchun, ibukota Propinsi Jilin di Cina Utara. Tiga minggu lalu Falun Gong menuduh Presiden Cina Jiang Zemin memberikan perintah untuk menembaki para pendukung Falun Gong di Changchun. Pemerintah Beijing menganggap Falun Gong sebagai gerakan subversif dan menyatakannya sebagai gerakan terlarang di tahun 1999. Sejak saat itu puluhan ribu pendukung Falun Gong ditangkap dan dijebloskan ke penjara. * EKSEKUSI SEHUBUNGAN PEMBUNUHAN PASTOR IRLANDIA DI UGANDA Di Uganda dua orang tentara pemerintah dieksekusi sehubungan pembunuhan seorang pastor Irlandia minggu lalu. Tidak lama setelah hakim menjatuhkan hukuman, kedua tentara tersebut ditembak mati. Pastor Irlandia yang berusia 31 tahun ini, bersama dengan supirnya dan seorang pekerja paroki dibunuh ketika dalam perjalanan di wilayah Karamoja di Uganda Utara. Beberapa hari sebelumnya pastor tersebut dianiaya sejumlah tentara, karena mengkritik cara kerja pasukan pemerintah yang kasar, ketika menggeledah rumah-rumah tinggal penduduk. Karamoja dianggap sebagai daerah paling berbahaya di Uganda. Pasukan pemerintah Uganda sering melakukan razia kilat sehubungan perdagangan ilegal senjata. * PERTEMPURAN ANTARA HUTU DAN TUTSI DI BURUNDI Dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Hutu di wilayah pegunungan sekitar ibukota Burundi, Bujumbura, sedikitnya 27 orang penduduk sipil tewas menjadi korban. Demikian dilaporkan stasiun radio swasta RPA. Berita ini belum dikuatkan sumber-sumber lainnya. Pemerintah setempat hanya menyatakan pecah pertempuran di wilayah tersebut dan kemungkinan lebih dari 25 orang tewas. Pertempuran di sekitar wilayah Bujumbura antara pemberontak Hutu dan pasukan pemerintah Burundi yang didominasi suku Tutsi, kembali memanas beberapa minggu belakangan. Akibat perang saudara antara Hutu dan Tutsi sejak tahun 1993, sekitar 200.000 orang tewas menjadi korban. * MENGIKUTI JEJAK SANG AYAH, MEGA INGIN KONTROL PERS Pemerintah menolak memperpanjang ijin tinggal Lindsay Murdoch koresponden harian-harian Australia Sydney Morning Herald dan The Age. Pemerintah tidak memberikan alasan yang jelas tentang penolakan ini. Sekjen AJI, Aliansi Jurnalis Indipenden, Solahuddin curiga kasus ini merupakan awal upaya pemerintahan Megawati dan militer mengontrol pers seperti terjadi pada pemerintahan Presiden Sukarno di tahun 50-an. Lebih lanjut berikut keterangan Solahuddin kepada Radio Nederland: Solahuddin [SO]: Kasus ini adalah pelanggaran kebebasan pers. Kami tidak bisa menerima argumen Departemen Luar Negeri, bahwa kasus tidak memperpanjang visanya Lindsay Murdoch berkaitan dengan soal tehnik. Dalam pertemuan saya dengan Marty Natalegawa, dia juga gagal menjelaskan secara meyakinkan apa yang dimaksud dengan persoalan tehnis tersebut. Saya melihat bahwa ini murni mungkin disebabkan oleh tulisan-tulisan Lindsay Murdoch, terutama dua tulisan, yang satu soal Aceh, yang satu lagi soal kasus di Timor Barat, yang membuat pemerintah Indonesia, tampaknya terutama militer marah denga tulisan tersebut. Jadi saya melihat bahwa kasus ini adalah sebuah bentuk intervensi pemerintah terhadap kebebasan pers yang baru kita nikmati. Kasus ini mengingatkan saya kembali pada tahun 94, ketika Tempo, Detik dan Editor dibredel, karena tulisan-tulisan mereka yang tidak menggembirakan penguasa saat itu. Radio Nederland [RN]: Menurut anda apa yang bisa kita pahami dari kasus ini, bahwa tentara ternyata bisa membatasi kebebasan pers begitu yah? SO: Sebenarnya kalau yang ingin kita baca dari kasus ini adalah bahwa ada tendensi pemerintah, entah itu tentara maupun pemerintah Mega sendiri, untuk mencoba kembali untuk melakukan kontrol terhadap pers. Ini bukan hanya satu kasus. Artinya minggu lalu saya bertemu dengan para anggota DPR di Komisi I, tendensi untuk mengontrol pers ini juga tampak di kalangan anggota DPR. Beberapa waktu yang lalu juga anggota DPR terutama Komisi I bersama Menteri Negara Informasi dan Komunikasi, itu mengeluarkan gagasan untuk melakukan revisi terhadap UU Pers nomor 40 tahun 99, yang kita tahu UU Pers tersebut sangat baik dan sangat pro-kemerdekaan pers. Mereka mengemukakan alasan bahwa UU Pers itu gagal menangani dampak-dampak negatif seperti pornografi, wartawan bodrek dan sebagainya. Menurut saya hal ini berlebihan. Karena kita tahu bahwa apa yang disebut pornografi, kemudian soal character asumption story dan sebagainya, itu adalah masuk delik pers yang sudah diatur di KUHP. Sehingga tidak perlu lagi melakukan revisi UU Pers, tapi cukup untuk membuat bagaimana KUHP itu menjadi lebih terkaji. Sehingga saya melihat bahwa ada niat buruk pemerintah untuk melakukan kontrol kembali kepada pers. Yang saya khawatirkan adalah modus yang dipakai mirip dengan modus yang dipakai oleh Bapaknya Megawati. Pada tahun 57 dan 58. Waktu itu mereka mulai mencoba mengontrol pers, isu yang diangkat pertama adalah soal pornografi. Kemudian pembredelan koran-koran kuning saat itu dan kemudian berlanjut koran-koran umum yang mengkritik pemerintah Soekarno, saat itu pun ikut-ikutan dibredel. RN: Nampaknya memang bagi pemerintah kebebasan pers itu bukan sesuatu yang menguntungkan bagi mereka? SO: Tentu saja mengganggu ya. Tentu mereka tidak bisa tidur nyenyak dengan adanya kebebasan pers karena pers akan terus mengawasi apa yang dilakukan oleh mereka. Dan kalau misalkan terjadi kemungkinan-kemungkinan penyelewengan dari para pejabat publik, pers tentu akan berteriak mengkritik soal itu. Tentu saja tidak akan happy buat pemerintah sendiri. Sebenarnya harus dipahami bahwa pers adalah pilar tonggak dari demokrasi. Kalau kita ibaratkan kaki meja, empat kaki meja kehilangan salah satu kaki itu pemerintahan akan timpang. Kita tahu tanpa press freedom kita tahu penguasa bisa menjadi sewewnang-wenang. Memang pers bukan untuk menyenangkan pemerintah dan tugas pers tentu untuk mengkritik pemerintah, untuk memberikan early warning dalam menjalankan fungsinya sebagai watchdog. Saya sangat mengkritik statement Megawati pada hari pers nasional di Banjarmasin Februari lalu yang mengatakan, ini dia tidak tahu apa yang sebenarnya dimaui oleh pers. Kan kerjanya mengkritik tidak mengasihkan solusi. Itu sebuah statement yang menunjukkan bahwa Megawati memang sangat awam soal pers. Saya ingin mengatakan bahwa awam itu tidak berarti bodoh ya, tapi tidak tahu banyak. Bahwa fungsi pers memang begitu mengkritik. Tidak ada kewajiban pers untuk melakukan solusi. Kalau pers ikut-ikutan memberikan solusi apa dong kerjanya pemerintah dan juga parlemen? Tapi kita tahu juga bahwa pers di Indonesia, terutama media-media mainframe sudah bekerja sangat baik. Mereka tidak hanya mengkritik, tapi juga memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang muncul di negeri ini. * LASKAR JIHAD: DEKAT DENGAN AL-QAIDAH ATAU DENGAN TNI? Walau pun Amerika sudah memutuskan tidak jadi mengirim pasukan elit anti teror ke Indonesia, di Jakarta tekanan Washington makin terasa. Tidaklah mengherankan kalau mereka yang dicap Amerika sebagai teroris seperti kebakaran jenggotnya. Tapi apa yang bisa dilakukan pemerintahan Megawati? Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta: Indonesia memang mulai menjadi perhatian Amerika dalam kampanye melawan terorisme internasional. Pemerintahan Megawati pun akan dipaksa untuk memilih. Ikut Amerika atau menjadi lawan Amerika. Sementara pakar di Amerika di antaranya Dana Dillon, dari Yayasan Heritage, sebuah lembaga pemikir yang konon dekat dengan pemerintahan George Walker Bush melihat Indonesia satu-satunya tempat di mana teroris tidak ditangkap. Mengapa? "Karena terorisme adalah Indonesia," katanya. Bagi para pembuat kebijakan luar negeri Amerika, Presiden Megawati tidak berbuat banyak dalam memburu tersangka teroris. Padahal, sebelumnya Presiden Megawati telah berjanji membantu Amerika dalam kampanye memerangi teroris. Seorang analis yang lain, John Gershman, mengatakan, "Ada ketidakpuasan yang mendalam di kalangan pemerintahan Bush terhadap prestasi Indonesia." Dalam menilai pemerintahan Indonesia mereka membandingkan kebijakan Megawati dengan Presiden Filipina Gloria Arroyo. Arroyo tanpa ragu-ragu mengundang pasukan khusus Amerika dalam memerangi gerilyawan Abu Sayyaf di wilayah selatan negara itu. Amerika mencap kelompok itu punya kaitan dengan jaringan teroris Al-Qaidah. Sedangkan untuk Indonesia, yang di mata Washington berkaitan dengan Al-Qaidah adalah Laskar Jihad, Laskar Mujahidin dan Front Pembela Islam. Indonesia dipandang sebagai suatu persoalan yang menentukan bagi pemerintahan Bush. Bagaimana mengupayakan pembersihan teroris dalam sebuah negara yang tidak condong ke Washington? Seorang pejabat senior pemerintah Bush mengatakan, untuk Indonesia diperlukan pendekatan yang lebih tegas seperti terhadap Presiden Pakistan Pervez Musharraf. Musharraf diberi tekanan diplomatik. Jangankan, Washington, para pejabat Kuala Lumpur pun sudah menyatakan kecewa. Kami membagi semua informasi kami dengan Jakarta. "Tetapi mereka samasekali tidak memberikan informasi balik kepada kami," ujar seorang pejabat kepolisian Malaysia kepada pers. Maka tidaklah mengherankan jika kemarin di Jakarta Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib yang terkenal karena berperang melawan ummat Kristen di Maluku dan Poso tiba-tiba mengambil posisi yang defensif. Mungkin karena melihat Amerika Serikat sungguh-sungguh mengincarnya, maka kemarin ia menegaskan kepada pers bahwa dirinya tidak membenci Barat atau Kristen. Sebagai bukti dia mengaku salah satu rumahnya milik seorang pendeta Protestan. Ia pun sudah biasa bergaul dengan umat non-muslim dan tidak ada masalah, jelasnya. Panglima Laskar Jihad itu selama dua tahun terakhir ini acapkali dikaitkan dengan jaringan teroris international pimpinan Usamah bin Ladin di Afghanistan. Ja'far memang sering mengaku ikut berperang melawan Uni Soviet di Afghanistan dahulu. Namun kini ia tegas-tegas menolak dikaitkan dengan kelompok teroris tersebut. Tuduhan semacam itu dianggapnya terlalu rendah. Meski begitu ia sering menjelaskan kepada pers bahwa di tahun 1987 ia pernah bertemu Usamah bin Ladin di Peshawar, Pakistan. Namun ia sekarang menilai pemahaman agamanya Usamah bin Ladin sudah tidak begitu bagus. Ja'far mengatakan hal itu di gedung PP Muhmadiyah, Jakarta, usai mengikuti diskusi "Islam dan Barat Bekerjasama untuk Dunia yang Damai." Ja'far Umar Thalib menurut seorang Mayjen TNI/AD lebih dekat dengan TNI ketimbang dengan para teroris internasional. Lagi pula perwira ini bertanya, apa sebenarnya yang dimaksud Amerika dengan terorisme itu? "Definisinya harus jelas," katanya. Bahkan seorang perwira lain mengaku ia dahulu dilatih tentara Amerika mengenai terror dan anti terror. Lalu ia bersama pasukannya melakukan infiltrasi ke Singapura dan meledakkan beberapa bom di di sana. Boleh dikatakan Indonesialah yang pertama-tama melakukan kegiatan terror di Asia Tenggara. Tetapi pengetahuannya diperoleh dari sekolah marinir Amerika. Cendekiawan Islam Nurcholis Madjid kemarin juga menyinggung soal terorisme. Ia mengatakan, sebenarnya terorisme adalah persoalan semua bangsa. Di Jepang ada kelompok yang membunuh orang-orang di kereta api bawah tanah. Di India ada pihak Islam dan Hindu yang berseteru, dan pembunuh Indira Gandhi adalah orang yang beragama Sikh. Karena itu ia pun berharap adanya definisi yang jelas apa yang dimaksud terorisme dan tindakan apa saja yang dikategorikan ke dalamnya. Nurcholis Madjid pun berharap secara formal perlu ada kejelasan mengenai terorisme, misalnya dalam menghadapi RUU anti terorisme yang sedang disusun. Menurut Nurcholis, bangsa Indonesia yang memperjuangkan haknya sebagai bangsa untuk memperoleh kemerdekaan pada 1940-1950 tentu saja harus menggunakan "kekerasan." "Apa seperti itu juga dinamakan teroris?" Tanyanya. Dutabesar Inggris di Indonesia Richard Gozney mengatakan: Orang di NanggroeAceh Darussalam bisa merasa bahwa mereka akan menerima pelayanan dari Jakarta yang lebih seimbang daripada yang mereka anggap dulu. Orang Palestina bisa menerima negara Palestina di sana dengan ambil sebagian dari daerah yang dikuasai Israel. Orang Katholik di Irlandia Utara bisa punya masa depan yang lebih jujur, lebih seimbang. Terus ini masalahnya yang kadang orang bilang disebut teroris, kadang-kadang disebut Freedom Fighter tapi semuanya bisa diselesaikan. Yang tidak bisa diselesaikan adalah gerakan semacam Al-Qaidah yang mau menghancurkan semua. Mereka tidak punya tujuan yang bisa dirunding. Terus jangan menyebut itu sesuatu yang ada hubungan apa pun dengan agama, baik agama Islam maupun agama lain. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------