Jenderal militer Thailand yang berbelok mendukung gerakan 'Kaus
Merah' , Mayor Jenderal  Seh Daeng alias Khattiya Sawasdipho  (komandan
merah) meninggal dunia, Senin 17 Mei 2010.
 Seperti dimuat CNN,
beberapa hari ini, Seh Daeng dalam kondisi kritis saat peluru penembak
jarak jauh militer Thailand menembus kepalanya -- saat sang jenderal
sedang diwawancara wartawan di tengah aksi demonstrasi (13/5).
 Ketegangan
di Bangkok makin tinggi pasca penembakan Seh Daeng. Hingga saat ini 35
orang dinyatakan tewas dalam kerusuhan berdarah di ibu kota Thailand
itu.
 Pusat gawat darurat, Erawan juga mengumumkan satu tentara tewas untuk kali 
pertamanya dalam bentrokan dua bulan terakhir.
 Sebelumnya,
Seh Daeng sempat dibawa ke Rumah Sakit Hua Chiew, yang terletak di
dekat lokasi penembakan. Dengan alat bantu pernafasan, Seh Daeng
langsung dibawa ke ruang operasi. Tim dokter berupaya menyelamatkan
dirinya.
 Menurut saksi mata, saat itu Khattiya sedang
bercakap-cakap dengan wartawan New York Times di dekat stasiun kereta
bawah tanah Silom, yang berbatasan dengan basis demonstran. Stasiun itu
dikelilingi gedung-gedung pencakar langit sehingga muncul dugaan kuat
bahwa Khattiya dihabisi oleh penembak jitu.
 Si wartawan,
Thomas Fuller, mengaku terkejut dengan penembakan itu. Sebelum
penembakan, Fuller saat itu bertanya kepada Khattiya apakah militer
akan melancarkan operasi pemberantasan dan apakah mereka bisa menembus
barikade massa demonstran.
 "Dia sempat menjawab 'Militer tidak
bisa masuk ke sini,' sebelum akhirnya terdengar letusan tembakan. Dia
kemudian langsung terjatuh," kata Fuller. "Dia menatap ke arah saya.
Saya kira peluru tembakan itu melewati kepala saya dan mengarah ke dahi
korban," lanjut Fuller.
 Sebagian besar demonstran adalah massa
pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang tersingkir
lewat kudeta militer 2006. Dikenal sebagai kelompok kaos merah, mereka
selama dua bulan terakhir berdemonstrasi di Bangkok untuk menuntut agar
pemerintahan pimpinan PM Abhisit Vejjajiva dibubarkan dan segera
digelar pemilihan umum. (VIVAnews/umi)

Kirim email ke