Pada 27 Mei 2010 05:47, Muhammad Ruslailang <daengru...@gmail.com> menulis:
> > > > Inimi mujizat yg dikasih Tuhan sama orang2 muda seperti saya: BB > > Even Mama Laurent mgk nda pernah bisa baca email sambil kepala merapat di > bantal...:D > > Daeng Lalo, cobalah menembus blantika suratkabar nasional: Sindo, > Republika, Media, atau Kompas. Saran saya, bermain cantiklah di Judul dan > heading nya. > > > > salama' > > http://daengrusle.wordpress.com > FB/Gtalk: daengru...@gmail.com > YM/twitter: daengrusle > > Pulsa dibiayai dari duit sendiriĀ® > ------------------------------ > *From: * mus mimin <primus022...@yahoo.com> > *Sender: * blogger_makassar@yahoogroups.com > *Date: *Thu, 27 May 2010 06:38:08 +0800 (SGT) > *To: *<blogger_makassar@yahoogroups.com> > *ReplyTo: * blogger_makassar@yahoogroups.com > *Subject: *Re: [blogger_makassar] Opini: Anas Urbaningrum dan Partai > Demokrat > > > > Wah, Daeng Rusle pagi buta sudah onlen. > > DL > > --- Pada *Rab, 26/5/10, Muhammad Ruslailang <daengru...@gmail.com>*menulis: > > > Dari: Muhammad Ruslailang <daengru...@gmail.com> > Judul: Re: [blogger_makassar] Opini: Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat > Kepada: "Milis Angingmammiri" <blogger_makassar@yahoogroups.com> > Tanggal: Rabu, 26 Mei, 2010, 3:31 PM > > > > > Mantap Daeng! > > salama' > > http://daengrusle. wordpress. com > FB/Gtalk: daengru...@gmail. com > YM/twitter: daengrusle > > Pulsa dibiayai dari duit sendiriĀ® > ------------------------------ > *From: * mus mimin <primus022002@ yahoo.com> > *Sender: * blogger_makassar@ yahoogroups. com > *Date: *Thu, 27 May 2010 06:16:44 +0800 (SGT) > *To: *<blogger_makassar@ yahoogroups. com> > *ReplyTo: * blogger_makassar@ yahoogroups. com > *Subject: *[blogger_makassar] Opini: Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat > > > > > Harian Fajar Makassar, Selasa, 25 Mei 2010 > > Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat > Oleh: Muslimin B.Putra > > http://metronews. fajar.co. id/read/93495/ 19/anas-urbaning rum-dan-partai- > demokrat-<http://metronews.fajar.co.id/read/93495/19/anas-urbaningrum-dan-partai-demokrat-> > > > Melalui kontestasi yang sengit, akhirnya Anas Urbaningrum memenangkan > pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010-1015. Anas mampu > menyingkirkan rivalitas Marzuki Alie melalui pemungutan suara yang alot > dalam putaran kedua: Anas Urbanigrum 280 suara dan Marzuki Alie 246 suara > dari total 509 suara yang diperebutkan. Sementara Andi Mallarangeng gagal > masuk ke putaran kedua karena hanya mendapatkan 82 suara (16 persen) pada > putaran pertama dan kalah dari Anas yang berhasil menangguk dukungan > terbanyak dengan 236 suara (45 persen), sementara Marzuki 209 suara (40 > persen). > Perhelatan politik yang berlangsung di Hotel Masion Pine, Kota Baru > Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat itu berlangsung sejak Jumat (21/05) > menyajikan kontestan yang sama-sama bergelar doktor. Anas Urbaningrum > mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Gajahmada, Yogyakarta, > sementara Marzuki Ali dari sebuah universitas di Malaysia, sedangkan Andi > Mallarangeng dari Nortern Illinois University, Amerika Serikat. > Kekalahan Andi Mallarangeng (AM) dalam arena tertinggi Partai Demokrat > merupakan suatu kejutan. Sebelumnya pada hari Jumat, kubu AM mengklaim telah > mengantongi 360 dukungan suara (68%) dari seluruh DPD dan DPC seluruh > Indonesia. Penyebabnya AM yang paling aktif dan massif berkampanye melalui > media selalu menyebutkan dirinya sebagai garisnya SBY. Kehadiran Edhi > Baskoro (Ibas) sebagai pendukung utamanya merupakan pembuktian kedekatannya > dengan SBY dan keluarga Cikeas dibanding dengan kedua rivalnya. Posisinya > sebagai mantan juru bicara Presiden juga sangat menunjang kedekatannya > secara pribadi dengan Presiden SBY. > AM juga rajin membangun image kepada public melalui iklan di televisi > secara besar-besaran. Bintang iklannya berusia muda untuk mengesankan > semangat AM yang masih muda dan memiliki spirit perjuangan untuk kaum muda. > Di kota Bandung sendiri, hampir semua sudut kota dipenuhi gambar-gambar AM, > baik berupa spanduk maupun baliho. Kampanye yang jor-joran oleh tim sukses > AM bahkan cenderung mengotori pemandangan di kota Bandung. > Meski demikian, Anas dan Marzuki Ali membangun kepercayaan pemilihnya > dengan cara yang elegan. Marzuki Ali yang memiliki pengalaman lebih banyak > dalam berurusan dengan pengurus dan konstituen Partai Demokrat di daerah > mampu membuktikan soliditas dukungan para pengurus daerah kepadanya. Posisi > sebagai mantan sekretaris jenderal Partai Demokrat membuatnya banyak dikenal > secara structural dalam partai. Meski tidak banyak beriklan, hasil suaranya > terbukti mampu menjadi pesaing kuat Anas yang juga gencar beriklan bersama > AM. > Rivalitas Anas-Andi > Sebenarnya prediksi awal persaingan menuju kursi Ketua Umum Partai Demokrat > hanya tertuju pada dua orang yakni Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng. > Dalam pentas politik Anas dan AM sudah lebih dahulu mendapatkan perhatian > public dengan latar belakgannya masing-masing. Namun ternyata, Marzuki Alie > berhasil menyodok Andi Mallarangeng dengan strategi gerakan terselubungnya > meski karir politiknya baru dibangun dengan terpilihnya menduduki posisi > Ketua DPR. > Antara Anas dan AM sama-sama berkarir dari organisasi yang sama, Himpunan > Mahasiswa Islam. Meski belakangan juga dikabarkan bahwa Marzuki Alie pun > berasal dari alumni HMI cabang Jakarta Timur. Kiprah Anas dan AM di pentas > politik nasional pun hampir selalu beriringan ketika terlibat dalam Tim > Tujuh yang dipimpin Prof. Ryaas Rasyid ketika menggagas konsep reformasi > politik di Indonesia yakni Tiga Paket Undang-Undang Politik (Pemilu, Parpol, > dan Susduk MPR/DPR) dan Undang-Undang Pemerintahan Daerah (kita kenal > dengan Otonomi Daerah). > Kemudian keduanya pun sama-sama pernah menjadi komisioner dalam Komisi > Pemilihan Umum (KPU) dalam periode yang berbeda. AM lebih dahulu menjadi > anggota komisioner KPU, kemudian Anas menyusul pada periode berikutnya. > Dalam politik praktis pun AM lebih dahulu ketimbang Anas. Ketika Anas > bertindak sebagai penyelenggara pemilu dalam KPU, AM mendirikan Partai > Persatuan Demokrasi dan Kebangsaan (PDK) bersama Ryaas Rasyid. Hingga > keduanya berujung di Partai Demokrat dengan sama-sama menjadi fungsionaris > dan menempati posisi Ketua. > Dilihat kedekatan dengan SBY, maka AM pun bisa dikatakan lebih dahulu > daripada Anas. Sebagai mantan juru bicara presiden, AM selalu berada > disekitar SBY dalam tugas-tugas kepresidenan dan dalam kehidupan keseharian > sang presiden. Dengan kedekatan seperti itu, AM pasti sudah banyak belajar > gaya politik SBY yang tak lain adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. > Dengan kata lain, AM tentu bisa membaca peta alur berpikir dan jalan > pemikiran SBY untuk membesarkan Partai Demokrat ke depan sebagai partai > modern. > Namun dilihat dari pengalaman politik sebagai politisi formal, Anas > memiliki pengalaman sebagai anggota parlemen pada periode 2009-2014 sebagai > Ketua Fraksi. Sementara AM tidak pernah menjadi anggota parlemen (DPR), > tetapi memiliki pengalaman sebagai Menteri, jabatan yang tidak pernah > diduduki oleh Anas. Pada 1999-2000, AM juga pernah menduduki jabatan Deputi > Menteri di Kementerian Otonomi Daerah, selain jabatan sebagai Chair of > Policy Committee pada Partnership for Govermance Reform in Indonesia pada > tahun 2000-2002. > Kekalahan AM > Berdasarkan rumors politik yang berkembang diarena kongres Partai Demokrat, > Ibu Ani Yudhoyono kurang setuju dengan sepak terjang AM yang dinilainya > terlalu over acting. Konon, ibu Negara tersebut menerima berbagai pesan > singkat (SMS) yang mengabarkan fenomena yang membuatnya kegerahan. Berbagai > statemen AM selama ini juga dinilai kontroversial sehingga lebih sering > mencuatkan perpecahan ketimbang persatuan di kalangan Partai Demokrat. > Informasi lainnya berasal dari tim litbang Partai Demokrat yang menemukan > sinyal tentang sosok AM dari pandangan konstituen Partai Demokrat dan non > konstituen Partai Demokrat tidak terlalu mendapat dukungan. Apalagi dukungan > dana kampanye yang dimiliki tim sukses AM tidak transparan, asal dan > penggunaannya. Ada rumor yang berkembang sebagian dana kampanye berasal dari > ketua partai diluar Partai Demokrat yang menjadi saingan dan sekaligus mitra > koalisi Partai Demokrat. > Pada masa depan, Partai Demokrat sangat memerlukan pemimpin-pemimpin yang > dengan cepat bisa memainkan peran strategisnya dalam konstalasi politik, > sekaligus mampu secara cepat pula bertindak dalam mengantisipasi situasi dan > kondisi politik yang ada. Dengan demikian, Partai Demokrat membutuhkan tipe > pemimpin dengan pola mobilitas yang tinggi, pemikiran yang tinggi serta > tentu saja harus memiliki fighting spirit yang jauh lebih tinggi. Sosok > ketua umum demikian, tidak akan tertinggal dalam mengantisipasi perubahan > politik kontemporer, dan trend politik masa depan. > Tanpa bermaksud meremehkan kemampuan Anas Urbaningrum yang telah terpilih > sebagai Ketua Umum Partai Demokrat oleh peserta kongres, sebenarnya sosok > seperti Andi Mallarangeng adalah tipe pemimpin yang cocok memimpin Partai > tersebut untuk membentuk sebuah partai modern atau partai tengah menurut AM. > Namun ternyata pilihan pengganti Hadi Utomo jatuh pada Anas Urbaningrum, > pria kelahiran Blitar yang berpenampilan tenang dan terkesan santun. Berbeda > dengan penampilan AM yang energik, bersemangat dan selalu disertai dengan > senyum dan artikulasi gagasan secara komprehensif. > > Penulis, Pemerhati Politik dan Kebijakan Publik pada CEPSIS, Makassar > > > > > > > > > > > > > > Bagaimana carana daeng rusle tembus surat kabar nasional, bagi2kodong tipsnya. salama -- www.soppengposonline.co.cc (Berita Terkini Seputar Soppeng)