--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Indonesia terdiri dari berbagai etnik.  Bila asimilasi, timbul 
pertanyaan ke 
> etnik mana harus berasimilasi? Sebab kalau keliru mungkin menjadi 
problem 
> bagi diri sendiri atau generasi mendatang dari mereka yang 
berasimilasi. 
> Selalu ditekankan untuk minoritas mengikuti mayoritas, tetapi 
mengapa tidak 
> sebaliknya,  dengan mendidik diri bahwa yang menjadi warganegara 
mempunyai 
> hak dan kewajiban tanpa dibedakan nama, warna kulit, keturunan, 
bentuk muka, 
> mata, etnik maupun agama dsbnya. Saya kira yang paling cocok ialah 
> integrasi. Apakah pikiran saya keliru?

KT:
Tentu saja tidak sdr. Ambon. Lihat Amerika Serikat, negara adidaya 
tersebut, bukankah terdiri dari keanekaragaman suku bangsa yang ada 
di sana, dan itu tidak melemahkan, malah menguatkan Amerika Serikat.

Lihatlah 2 kerajaan Nusantara yang mencapai masa keemasan di jaman 
dulu, kerajaan Sriwijaya & Majapahit, dan lihatlah semboyan Bhinneka 
Tunggal Ika. Sudah jelas Asimilasi tdk cocok untuk diterapkan di bumi 
indonesia ini. Keanekaragaman budaya etnis di Indonesia itu justru 
membuat bangsa ini menjadi besar dan mempunyai budaya yang tinggi.


> 
> Hemat saya alm Sindhunata sudah berasimilasi, ini adalah haknya 
berbuat 
> begitu. Suatu langkah yang wajib dipuji, tetapi secara iseng timbul 
> pertanyaan mengingat pendidikannya yang bagus, mengapa cuma 
mendapat pangkat 
> mayor?
> 

KT:
Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya.

K.Sindhunatha mengakui secara gamblang bahwa ia yang mengusulkan 
kepada Presiden Soeharto agar seluruh tradisi,adat-istiadat, 
kepercayaan dan agama etnis Tionghoa dilarang di bumi Indonesia  Ia 
menambahkan bahwa Presiden Soeharto masih cukup baik karena masih 
mengijinkan etnis Tionghoa merayakannya di lingkungan keluarga dan di 
dalam ruangan tertutup (indoor). Padahal usul yang diajukannya, 
melarang secara total. Dengan dikeluarkannya Inpres N0.14/1967 
seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk Tahun 
Baru Imlek, Capgomeh, Pehcun dan sebagainya dilarang dirayakan secara 
terbuka. Demikian juga tarian-tarian barongsay (tari singa) dan liang-
liong (tari naga) dilarang dipertunjukkan di muka umum.

        
Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara 
yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi 
Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah 
kedokteran mereka lebih maju?

Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, 
tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri 
Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya.
Mendukung asimilasi, tetapi "konon" kabarnya putra tercintanya itu 
sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA 
nya.


> ----- Original Message ----- 
> From: "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM
> Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum 
Mayor Laut K 
> Sindhunata
> 
> 
> > Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan
> > tanpa paksaan khan bagus?
> > Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur 
pemaksaan
> > dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya 
yang tidak
> > bagus?
> >
> > Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang
> > menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China 
apakah
> > jelek?
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor 
Laut K
> > Sindhunata
> >
> > saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang 
tidak
> > tahu
> > malu.
> > Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus 
membuang
> > ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah 
orang
> > yang
> > mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'.
> > Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> >
> > .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
> >
> > .: Untuk bergabung : 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> >
> > .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org!
http://us.click.yahoo.com/LG3KmC/5zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke