YTH SDR berlindung dibalik karang terjal,

Kenyataan yg saya lihat:
> Umat yg bersembahyang di kelenteng itu, tidak pernah
> menghina ajaran 
> agama lain, tidak menghakimi ajaran orang lain
> sebagai sesat, tidak 
> mengajak-ajak ataupun menjalankan misi membawa umat
> agama lain ke 
> kelenteng sambil mencaci maki "ke-iblis-an agama
> lain", menjaga 
> toleransi beragama, menolong umat manusia bukan umat
> seiman, saat 
> tempat ibadah dan ritual sembahyang nya dihujat
> dalam khotbah agama 

Sdr JD yang mulai menulis dan menyinggung dengan
> > mengatakan bahwa Yesus sebagai " hantu Yesus yang
> mati
> > penasaran".


Anda rupanya mau menyatakan diri sendiri yang
benar,tapi lihat apa yang barusan anda posting dengan
yang anda lihat dari posting sdr JD. Sunguh bertolak
belakang.
Apa dengan menjelekkan agama lain bisa disebut
TOLERANSI.
Atau kata TOLERANSI menurut anda itu apa sih ?


--- karang_terjal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andre
> susanto <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > Tapi saya tidak akan berbuat demikian kalau tidak
> ada
> > yang mulai, 
> > Sdr JD yang mulai menulis dan menyinggung dengan
> > mengatakan bahwa Yesus sebagai " hantu Yesus yang
> mati
> > penasaran".
> > 
> 
> KT:
> Kelihatannya anda gagal memahami ajaran "ditampar
> pipi kanan berikan 
> pipi kiri".
> 
> 
> > > Kalau begitu dapatkah disimpulkan bahwa klenteng
> itu
> > > seram dan remang-remang karena penghuni klenteng
> itu
> > > sendiri takut akan sinar yang lebih terang dari
> > > lilin atau takut pada matahari, jadi penghuninya
> itu jelas-jelas 
> setan setan yang disembah sebagai dewa oleh
> orang-orang, karena
> > > sebagai legenda dewa-dewa itu sebelumnya adalah
> manusia
> > > juga, yang setelah mati....( jadi setan ) ia
> dijadikan
> > > dewa oleh....... orang-orang yang menyembahnya. 
> Karena yang 
> menjadikan ia dewa bukan Tuhan, melainkan manusia
> yang masih hidup 
> pada zaman itu sama seperti kita pada zaman ini.
> > > 
> 
> KT:
> Sekedar sharing pemikiran saya.
> Perkataan "Kelenteng itu dihuni oleh setan"
> sebenarnya sudah 
> merupakan statement umum di kalangan tertentu dimana
> saya juga 
> diajarkan spt begitu dan sudah terbiasa mendengar
> itu.
> 
> Cuma belakangan saya berpikir:
> Kelenteng yg sering dikatakan sbg  penghuni Setan
> itu, dimana orang 
> yg datang bersembahyang ke sana tentunya
> dikelompokkan sebagai 
> penyembah setan. Spt yg didoktrinkan.
> 
> Kenyataan yg saya lihat:
> Umat yg bersembahyang di kelenteng itu, tidak pernah
> menghina ajaran 
> agama lain, tidak menghakimi ajaran orang lain
> sebagai sesat, tidak 
> mengajak-ajak ataupun menjalankan misi membawa umat
> agama lain ke 
> kelenteng sambil mencaci maki "ke-iblis-an agama
> lain", menjaga 
> toleransi beragama, menolong umat manusia bukan umat
> seiman, saat 
> tempat ibadah dan ritual sembahyang nya dihujat
> dalam khotbah agama 
> lain sbg iblis dan sesat, mereka diam saja tdk
> membalas (tanpa sadar 
> mempraktekkan ajaran "tampar pipi kanan berikan pipi
> kiri), saat 
> tempat ibadahnya dipaksa menanggalkan kata
> "KELENTENG" dan bahkan utk 
> memperbaiki tempat ibadah yg rusak saja harus lapor
> ke badan 
> pemerintah (BAKIN) dimasa orba, mereka menjalankan
> itu sesuai 
> ketetapan sbg warga negara yg baik, dan saat umat
> mereka satu per 
> satu pergi merumput ke kandang lain, mereka relakan.
> 
> Umat kelenteng seperti itukah yg disebut sesat ? 
> Kenapa "kesesatan/kesetanan" itu justru menghasilkan
> umat yg penuh 
> toleran? Ada apakah dgn "setan" yg disembah
> tersebut, kenapa "setan" 
> itu tdk menyuruh mereka memaki dan menghancurkan
> agama lain?
> Kenapa justru umat lain yg mengatakan dirinya itu
> Anak Terang, Anak 
> Tuhan yg diselamatkan itu justru melakukan hal
> sebaliknya, dimana 
> sikap tanpa toleransi ditunjukkan secara terang
> terangan dalam 
> khotbah dan sikap mereka ? Kenapa umat kelenteng yg
> dituduh "Setan" 
> itu justru tidak membalas dgn hal yg sama? Dan
> kenapa agama yg 
> mengatasnamakan dirinya Sebagai "Yg bisa
> menyelamatkan" itu yg begitu 
> gencar menginjak-injak kepercayaan umat kelenteng
> tersebut? Kenapa 
> Kelenteng yg dikatakan dihuni setan itu justru bisa
> menghasilkan umat 
> yg toleran spt itu, yg dalam perjalanan sejarahnya
> tdk pernah memicu 
> perang dan pembunuhan atas nama ajaran mereka? 
> 
> Sebenarnya, siapakah yg SETAN? atau Pikiran siapakah
> yg SETAN?
> 
> (tak perlu dijawab pertanyaan ini, cukup utk
> direnungkan saja).
> Saya melihat fakta, bukan omongan, dan doktrin.
> 
> 
> 
> 
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke