Arsitektur Tiongkok itu memang lebih kurang sama paras dan bentuknya, 
karena faktor2 yang menjadi dasar desain arsitektur itu sama. Pada 
dasarnya, bangunan dan bentuk arsitektur di pecinan di kota2 Indonesia 
itu adalah bentuk modern dari arsitektur Tiongkok, bentuk modern dalam 
arti adalah bentuk yang ada di Tiongkok sejak zaman Qing. Arsitektur 
Tiongkok mengalami banyak evolusi dan mutasi dari satu dinasti ke 
dinasti lain.

Satu lagi, tentu saja tidak usah heran bila seluruh bangunan di pecinan 
itu keliatannya sama, ini dikarenakan tukang2 bangunan yang membangun 
pecinan ini memang berasal dari penghuni pecinan yang juga perantau dari 
Tiongkok. Tentu saja arsitektur yang dibangun dipengaruhi seluruhnya 
atau sebagian oleh arsitektur Tiongkok.

Faktor2 yang mempengaruhi bentuk arsitektur Tiongkok:
- faktor Fengshui
- faktor ruang (biasanya ruang sebuah rumah berjumlah ganjil, ruang 
tertentu hanya untuk anggota keluarga tertentu)
- faktor ukuran panjang (ukuran panjang yang dianggap baik atau buruk)
- faktor keseimbangan (biasanya sebuah rumah mempunyai halaman utama dan 
bangunan utama).
- faktor sosial (rumah merupakan simbol kedudukan sosial keluarga)

Di antara faktor di atas, faktor Fengshui adalah faktor terpenting 
semisal aturan jumlah jendela dan pintu dengan perbandingan tertentu, 
bentuk atap, letak ruang dan pembatasnya dan lain2.

Jadi, dengan faktor2 yang lebih kurang sama ini, tak heran bila bangunan 
arsitektur Tionghoa itu lebih kurang sama di mana2. Karena ada peraturan 
tak tertulis di antara para desainer bangunan dalam melaksanakan 
pembangunan tadi.

Saya kasih analogi saja, sekarang kalau kita lihat rumah toko di 
beberapa kota di Indonesia, terutama di Medan, maka lebar setiap rumah 
toko pada dasarnya sama (3 meter - 5 meter), mayoritas 4 meter. Jarang 
bukan kita lihat rumah toko yang lebarnya 2 meter atau 15 meter, bilapun 
ada itu adalah kasus spesial. Saya kurang tahu apakah IMB ada membatasi 
aturan2 pembangunan rumah toko, namun point yang ingin saya tekankan di 
sini adalah, adalah lebih mudah bagi para kontraktor untuk membangun 
bangunan di mana mereka sudah berpengalaman.


Rinto Jiang



Jimmy Okberto wrote:
>         Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Kota Bandung,
>
>           Tepatnya di daerah ST. Hall - Bandung.
>
>           secara tak sengaja saya melihat Bangunan Pecinan jaman dahulu
> yang pernah saya lihat disekitar Pasar Baru atau Kota.
>
>           Apakah ada suatu keharusan jaman dahulu khusus bangunan Toko
> Pecinan berkarakter sama.
>
>          Mohon penjelasan dari suhu disini ...
>
>         salam,
>
>           Jimmy
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke