Bung Steve 75, 

Indonesia sepenuhnya negeri milik kita. Tionghoa pun punya saham di 
negeri ini. Banyak contoh partisipasi golongan Tionghoa dalam 
kelahiran NKRI. 

Contohnya, Angkatan Muda Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok 
Tjhan dan Go Gien Tjwan ikut perjuangan 10 November di Surabaya. 

Tionghoa juga tercatat dalam kisah kelahiran konstitusi NKRI. Mulai 
dari badan BPUPKI sampai PPKI. Tionghoa tidak dapat dilepaskan dari 
perjalanan NKRI. Sekalipun banyak sekali usaha-usaha untuk 
memisahkan Tionghoa dari NKRI. 

Dahulu, di zaman Soekarno, catatan negara masih tertera nama-nama 
Tionghoa spt Tan Po Goan, Siauw Giok Tjhan, Ong Eng Die, Lie Kiat 
Teng, Oei Tju Tat dsb. Bahkan pernah ada tanda tangan dengan nama 
Tionghoa di lembaran uang negara Indonesia. 

Baru kemudian di era Soeharto dengan segala bentuk 
pemaksaan `asimilasi' yang diprovokasi oleh LPKB (pimpinan K. 
Sindhunata) yang didukung oleh Partai Katolik (Harry Tjan Silalahi) 
maka Tionghoa seakan tidak memiliki peran apa pun kecuali sebagai 
golongan perusak ekonomi. Bertambahlah kebencian masyarakat terhadap 
golongan Tionghoa. kebencian itu terus meradang pada saat segolongan 
elite Tionghoa yang menamakan diri sebagai cina orde baru 
melancarkan fitnah terhadap Tionghoa dengan berbagai macam provokasi 
spt tidak mau gaul, tidak mau kawin campur, selalu menonjolkan 
kecinaannya dsb. 

"Pengakuan jujur" cina pembohong ini mengkonfirmasi alasan kebencian 
irasional masyarakat menjadi sikap "rasional" wajar. 

Ganti nama merupakan kebijakan buruk yang menambah proses 
penghilangan partisipasi Tionghoa di negeri ini. Hasil akhirnya, 
Tionghoa tidak dikenal lagi secara formal. Padahal kenyataannya 
etnis Tionghoa masih eksis dalam interaksi sehari-hari. 

Apabila susi susanti memakai nama Tionghoa-nya maka kebaikan orang 
Tionghoa akan lebih dikenal. Begitu juga Brigjen Tedy Jusuf. 
Seandainya beliau memakai nama Tionghoa tentu saja, akan tercatat 
lebih jelas bahwa ada etnik Tionghoa yang berhasil jadi brigadir 
jenderal angkatan darat. 

Seandainya, Arief Budiman mengikuti jejak adiknya, Soe Hok Gie, 
dengan tidak mengganti nama "Soe Hok Djin"-nya maka tentu saja 
Indonesia akan lebih memiliki tokoh Tionghoa. 

Kwik Kian Gie, terlepas dari kesalahannya pernah mendukung Bakom PKB 
dan Prasetya Mulya, walau bagaimana pun membantu pembangunan citra 
positif tentang Tionghoa. 

Sub-Rosa II




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tanggapan:
> Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:)
> sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa
> kemana negara ini.Mereka menganggap bahwa ini negara
> adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang
> mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan.
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to