Dalam kasus Barongsai, komersialisasi yang kebablasan akan membuat seni
Barongsai terkesan sebagai seni murahan. Banyak orang yang saya kenal
sudah merasa bosan untuk menonton Barongsai karena selain atraksi yang
ditampilkan cuma itu-itu saja, kemunculannya pun terlalu sering.

Disinilah letak perbedaan antara mereka yang menjunjung tinggi seni
budaya dengan mereka yang mengeksploitasi seni hanya untuk kepentingan
materi semata.

Terjangan musik luar memang berat untuk dilawan, apalagi selama lebih
dari tiga puluh tahun mata rantai kebudayaan kita terputus, jangankan
untuk mempertunjukan musik tradisional, latihan saja dilakukan dengan
diam-diam.

Yang membuat saya prihatin dengan keadaan sekarang adalah kesan murahan
yang akan timbul bila musik tradisional China dipentaskan atau diajarkan
oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi musik itu sendiri (hanya
demi materi)

Mengenai musik tradisional yang hampir punah, saya menyesalkan orang
yang menganggap bahwa yang terjadi itu hanyalah kompilasi budaya.
Anggapan itu secara langsung akan membunuh musik tradisional itu sendiri
dan membiarkan budaya kita hancur diterjang oleh budaya global.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Suryana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: "indoguoyue" [EMAIL PROTECTED]
>
>
> > Menanggapi komentar saudara Lie tentang komersialisasi budaya
> > tionghua:
> >
> > Saya turut prihatin dengan tindakan komersialisasi budaya Tionghua
> > oleh oknum-oknum yang hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri.
> >
> > Bisa kita lihat Barongsai yang dulu hanya muncul pada hari2
> > tertentu, sekarang ini bisa muncul setiap saat tergantung bayaran
> > atau bahkan mereka mengamen dari rumah ke rumah dan ironisnya,
> > seringkali para "oknum" penari barongsai tersebut bukanlah orang
> > Tionghua.
> ++++
> Sejak dahulu dijaman saya kicit ( Cianjur ) barongsay juga dimainkan
tidak
> semua oleh orang dari etnis Tionghoa, dengan kata lain itulah
universalnya
> budaya Tionghoa.
> Sedang komersialisasi tidak bisa lagi dihindari karena dengan hanya
> mempertunjukan Barongsay/naga di even tertentu malah akan menimbulkan
lagi
> kesan eksklusivismenya Tionghoa yang jelas-jelas hal ini tidak akan
pernah
> ada didalam kamus Tionghoa terutama Tionghoa perantauan..
> >
> > Belum lagi kursus-kursus seperti musik tradisional, ada oknum-oknum
> > yang membuka kursus musik tradisional dengan harga mahal atau dengan
> > menggunakan guru-guru kelas karbitan yang tidak qualified.
> >
> > Sementara di sisi yang lain dari musik tradisional China, banyak
> > jenis musik tradisional yang sudah berada di ambang kepunahan tidak
> > diperdulikan lagi karena jenis musik tersebut tidak laku untuk
> > dikomersilkan (lihat tulisan saya terdahulu tentang Musik
> > tradisional Hakka yang hampir punah di kota Bandung)
> ++++
> Kita malah harus berterima kasih dengan adanya kursus-kursus yang
biarpun
> pengajarnya karbitan, karena seni baru akan bisa berkembang disaat
orang
> tersebut memaham-i musik tersebut, yang selama ini sulit di dapat.
> Mengenai musik tradisional Hakka yang hampir punah di Bandung,
janganlah
> kaget, karena yang 'bisa' punah bukan saja musik Hakka, juga musik
sunda
> lho...dan ini salah dampak dari terjangan musik luar dan menjadi wajar
> karena 'kita' tidak mau membela diri dengan tetap
> memperdengarkan/mempertunjukan kesenian asli nya.
> >
> > Hal yang hampir sama terjadi pula terhadap wushu, wushu yang jaman
> > dulunya hanya diajarkan kepada orang-orang yang diseleksi mungkin
> > dari budi pekertinya atau berdasarkan garis keturunan, jaman
> > sekarang banyak oknum-oknum yang mengajarkan wushu secara obral
> > kepada siapa saja yang sanggup membayar.
> ++++
> Sewaktu aku kicit aku ikut kelompok Kuntaw ( wushu bukan seh ? ), dan
> setelah kena breidel aku ikut belajar meditasi, lalu silat tenaga
dalam (
> maklum mimpinya aku bisa punya lwekang serta ginkang yang hebat, jadi
bisa
> terbang ke cipanas tanpa perlu naik opelet lagi ), dan semua itu tetap
bayar
> iuran lho. ( kecuali meditasi, aku hanya belajar dari buku alhasil
nafasku
> jadi kagak karuan sd usia 40-an........kayaknya salah aliran darah
ngkali
> yah )
> >
> > Menurut saya tindakan komersialisasi ini akan merusak budaya
> > tionghua secara perlahan-lahan tanpa kita sadari.
> ++++
> Jangan khawatir budaya sebuah bangsa tidak akan pernah bisa
benar-benar
> punah, yang terjadi hanyalah kompilasi budaya koq.......
>
> sur ( di Jakjazz kemarin pemain top di tantang untuk berkolaborasi
dengan
> peralatan musik Tionghoa, hasilnya ok banget tuh )
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "KK Lie" kiekian@ wrote:
> > >
> > > Menanggapi himbauan moderator agar tulisan tidak menyimpang dan
> > > mengaitkan dengan agama tertentu dan tidak berhubungan dengan
milis
> > > "budaya tionghoa" saya pertama kali mohon maaf bila tulisan saya
> > ada
> > > menyinggung agama tertentu walaupun tidak ada maksud menyudutkan
> > agama
> > > apapun. Juga saya setuju bila tulisan yang menyangkut RUU APP
> > maupun
> > > kewarganegaraan tdk perlu dilanjutkan karena tidak berkaitan
dengan
> > > milis ini.
> > >
> > >
> > >
> > > Sangat disayangkan selama lebih dari 30 tahun budaya tionghoa di
> > > Indonesia sepertinya hampir musnah karena dilarang oleh pemerintah
> > > waktu itu.
> > >
> > > Bersyukur sekarang ini sudah mulai kembali di kembangkan lagi.
Cuma
> > > mungkin masih disayangkan banyak yang di "bisnis"kan alias utk
> > > mempelajari kebudayaan tionghoa di Indonesia mesti mengikuti kelas
> > dgn
> > > bayaran yang tidak murah (CMIIW).
> > >
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke