Beberapa hari yl. dikoran HK saya baca, terjadi jumlah kelahiran yang tidak 
seimbang di Tiongkok daratan, lebih banyak perempuan. Kalau tidak salah 
ingat untuk diantara muda-mudi usia 16 - 30, 100 lelaki ada 117 perempuan. 
Lalu ada satu penjajakan atas 5 ribu pemuda Tionghoa mengenai masalah kawin 
dengan ras lain dan yang telah terjadi. Rupanya kaum wanita Tiongkok merasa 
senang kalau bisa kawin dengan pemuda asing, khususnya asal Jerman, Perancis 
dan Italia. Alasannya, lebih cenderung dari segi ekonomi, yang dianggap bisa 
menikmaki kehidupan mapan dengan segala berkecukupan. Sedang kaum lelaki-nya 
merasa lebih suka dengan gadis Tionghoa.

Tentu saja jajakan itu belum tentu mewakili seluruh muda-mudi di Tiongkok, 
yang jelas karena ketidak seimbangan bayi yang lahir, lebih banyak 
perempuan, tentu kasihan juga setelah dewasa kalau tidak dapatkan jodoh, ya. 
Artinya kalau perkawinan tetap satu-satu, pollygami tetap tidak 
diperkenankan, berarti dari 200-an pemuda, ada 17 perempuan yang tidak 
dapatkan pasangan. Jalan keluarnya ya, eksport kaum wanita, mencari jodoh 
orang asing. Hehehehee, ...

Salam,
ChanCT

----- Original Message ----- 
From: Others
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 28 August, 2007 22:57
Subject: RE: [budaya_tionghua] marriage with non-chinese


Memang...
Masalah interracial ini sensitif.

Bagi bbrp ras kaukasia, hubungan interracial yang VALID adalah kalau
yang cowok adalah kaukasia, sedangkan yang cewek dari ras lain, misalnya
asian atau african. Mereka merasa sedikit terganggu kalau melihat atau
mengetahui ada cewek ras kaukasia berhubungan dengan cowok dari
ras asian atau african.

Bagi Tionghua Indonesia, setahu saya, memang ada resistensi yang
cukup kuat (bahkan mungkin sangat kuat) jika anak gadisnya berhubungan
dengan ras lain yang non-Tionghua. Namun ada yang aneh, resistensi
ini tidak diterapkan dengan kaku jika putri mereka berhubungan dengan
cowok dari ras kaukasia.
Untuk putra dari keluarga Tionghua, memang disarankan untuk mencari
gadis Tionghua juga. Namun jika ternyata pilihannya jatuh pada gadis
non-Tionghua dan non-kaukasia, resistensi familinya tidak sekuat
seandainya hal itu terjadi pada putri mereka.

Apakah alasannya adalah kehormatan? Tahukah anda, bahwa wanita
adalah simbol kehormatan bagi sebuah komunitas? Silahkan tanya pada
ahli sosiologi. Menistakan kaum wanita dari sebuah komunitas berarti
mengirimkan sebuah pesan secara efektif bahwa pelakunya tidak
menghormati komunitas tersebut.

Ataukah masalahnya ada pada keturunannya nantinya? Apakah ada
sebuah persepsi bahwa half-blood dengan non-preference race akan
menghasilkan abomination? GUBRAK ! Weleh....seyem deh...

Yang penting, perlu ada sebuah pemahaman bahwa apapun ras anda,
hargainya apa yang telah dianugrahkan Tuhan kepada gadis dari ras anda
tersebut. Janganlah menganut aliran "Rumput tetangga lebih hijau.".
Wakakak. Coba lakukan survey gampang-gampangan, berapa banyak
pemuda non-Tionghua yang mendambakan gadis Tionghua? :P

Hehehe...Topik yang "aya-aya wae" ...

---

Sekedar tambahan info...
Hitler, sebagai seorang pengagum Teori Evolusi Darwin, menerapkan beberapa
kebijakan yang gila. Salah satunya, demi mendapatkan ras Arya (Jerman)
yang murni, ia menganjurkan pemuda-pemudi Jerman yang berambut
pirang (blonde) dan blue-eye untuk melakukan seks bebas. Hingga tahun 1935,
sebagai diktator, dia mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia.
Didalamnya, pemudi Jerman dikumpulkan dan harus melayani setiap pria
dari ras Arya yang masuk demi mendapatkan keturunan yang unggul.
("Kedigdayaan NAZI Jerman, 1933-1945").

Ada buanyak kegilaan lain yang dilakukan oleh Mr. Hitler tetapi semakin
ditulis
terasa semakin memuakkan.

---

ASN


  _____

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dipta2507
Sent: 28 Agustus 2007 15:18
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] marriage with non-chinese



dear milis

Sehari-hari saya menemukan banyak kasus adanya pasangan muda wanita
keturunan tionghoa dilarang berhubungan bahkan menikah dengan pria
non-china (khususnya kaum 'pribumi'). Alasan yang sering terdengar
dari orang tua pihak wanita bermacam-macam, namun agak kurang jelas.
Antara lain, perbedaan pola pikir, mempertahankan fam, dll.
Apa yang sebenarnya menyebabkan hal ini banyak terjadi?
Apakah hal ini berhubungan dengan adat/budaya tionghoa?

xie xie..






[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


Yahoo! Groups Links




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke