Tentang masakan

Memang betul yang dikatakan, masakan Tionghoa (Indonesia) di berbagai
kota di Indonesia sudah berbeda-beda, tidak seperti masakan Padang,
misalnya yang dimana-mana orang Padang masaknya sama. Ini sekali lagi
saya percaya dikarenakan suku Tionghoa dari Tiongkok di Indonesia
(yaitu orang Tionghoa) sudah membaur (lihat #28382) dan menjadi
sub-suku, misalnya Tionghoa-Jawa, Tionghoa-Medan, dll. Namun jangan
lupa, kita adalah satu negara, sama seperti suku Han, Tibet, Mongol,
Uighur di Tiongkok adalah satu, demikian juga Tionghoa-Jawa,
Tionghoa-Manado, Tionghoa-Jakarta, Tionghoa-Surabaya, dll adalah satu,
<u>Tionghoa</u>. Jika satu orang Tionghoa, katakan saja saya, pergi ke
negara X, saya buka restoran Chinese di negara itu, misalnya, maka
yang saya promosikan bukan cuma masakan Tionghoa-Jawa, namun masakan
Tionghoa secara keseluruhan, yaitu dari seluruh Indonesia. Oleh sebab
itu jika restoran saya diulas oleh surat kabar Indonesia, maka akan
disebut: "Restoran Benny yang menyediakan masakan Tionghoa". Jika saya
hanya menyediakan masakan Jawa, termasuk masakan ibu saya, misalnya,
maka surat kabar tersebut yang benar harus memuat: "Restoran Benny
yang menyediakan masakan Jawa" karena saya tidak layak dianggap
mewakili masakan Tionghoa secara keseluruhan. 

Beda dengan saudara Deng yang berasal dari Tiongkok, misalnya. Dia
juga ke negara X, buka restoran. Maka koran Indonesia akan menyebutnya
"Restoran Tiongkok", bukan Tionghoa, kecuali dia hanya mewakili
daerahnya saja, misalnya Shi Chuan, maka koran Indonesia yang benar
harus memuat "Restoran Shi Chuan". 

Kembali ke masalah Tiongkok

Setelah saya baca kembali contoh sdr. Skalaras, ternyata contoh yang
keempat saya rasa kurang tepat atau lebih tepatnya ambigu. Coba sdr.
Skalaras baca sekali lagi, dalam kalimat 
"Meski sama2 Tionghoa perantauan, orang Tionghoa di Indonesia memiliki
pola berpikir yang lain dng Tionghoa Amerika, apalagi dengan Tionghoa
asli yang berdiam di negeri Tiongkok."

Tionghoa Amerika itu orang Tionghoa Indonesia yang pindah ke Amerika
atau orang Tionghoa Tiongkok (orang Tiongkok) yang merantau ke Amerika?


Omong-omong, sdr. Liang U kelihatannya setuju dengan saya bahwa orang
dari Tiongkok lebih cocok disebut orang Tiongkok daripada orang
Tionghoa, betul tidak?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sdr. Benny, 
> 
> Kalau menurut saya, makanan, kebiasaan, musik, dan
> budaya lain, bukan saja tidak universal tapi nasional
> saja tidak.
> Maksud saya, masakan Indonesia, kalau anda di Bandung,
> masakan Indonesia itu pasti masakan Bandung, kalau
> dari lain daerah disebut namanya masakan Padang,
> masakan Makasar dll. Semua berbeda. Bisakah masakan
> Batak diterima di tanah Sunda. Tentu tidak.
> 
> Demikian juga misalnya masakan Tionghoa. Masakan
> Tionghoa di Indonesia adalah masakan Tionghoa yang
> sudah disesuaikan dengan lidah dan bahan Indonesia,
> dan itu juga sebetulnya bukan masakan Tionghoa
> nasional, tapi masakan yang berasal dari kampung
> halaman leluhur orang Tionghoa Indonesia, yaitu
> propinsi Fujian dan Guangdong atau masakan dari orang
> Hokkian, Hakka, Konghu dll. Kalau anda pergi ke daerah
> lain, masakan Tionghoanya lain lagi.
> Saya mempunyai kesimpulan dari kecil hingga besar,
> bahwa orang Tiongkok tak suka makan pedas. Lihat saja
> semua orang yang saya kenal yang masih lidah totok,
> tak ada yang makan makanan pedas, tidak seperti orng
> Tionghoa yang besar di Indonesia. Kesimpulan ini
> sampai saya dewasa. Tapi kemudian, terutama setelah
> pergi ke Tiongkok, saya jadi heran, hampir tiap daerah
> yang saya kunjungi makan pedas, di propinsi Sichuan
> bagian barat Tiongkok hampir semua maskan memakai
> cabai. Bahkan ada masakan goreng cabai hijau. Yang
> lezat sekali menurut saya. Di daerah Beijing timur,
> sekitar situ saya sulit menemukan restoran yang tidak
> pakai daging kambing. Semua kambing, ketika saya tanya
> daerah situ memang mayoritas penduduknya orang Hui
> yang beragama Islam.Itu ibukota Tiongkok. 
> Jadi yang disebut masakan Tiongkok oleh orang Hui, yah
> itulah yang menggunakan daging kambing. Masakan
> Tiongkok menurut orang Hokkian adalah masakan Tiongkok
> menurut lidah Hokkian. 
> Jadi istilah itu luas, jangan dianggap semua seragam.
> Bahkan ada yang mengganggap orang Tionghoa sipit.
> Belum tentu, lihat orang Uzbekistan sipit, orang
> Mongol sipit, demikian juga Jepang, korea dll.
> Tapi bisa kebalikan, sebagian suku-suku non Han di
> Tiongkok selatan, Guangxi, dan Yunnan terutama, ada
> yang lebih mirip Melayu. Lebih hitam, dan tidak sipit.
> Itu orang Tiongkok totok. Di barat suku Uygur, suku
> Tajik, setengah putih, itupun orang Tiongkok totok.
> Jadi makanya kita tak boleh generalisai, bodoh,
> miskin, jorok, bersih, pintar dll. 
> Kalau anda datang ke Singapore anda selalu dianggap
> kaya, karena yang datang ke sana lazimnya memang
> berduit, yang miskin mana mungkin ke Singapore. Kalau
> anda datang ke Tiongkok, andapun dianggap kaya, karena
> memang kebanyakan kaya. Karena kayak lalu
> petantang-petenteng, akibatnya mereka ada rasa dendam.
> Ketika mereka mulai berduit, membalas anda dihina.
> Itulah sebabnya kita tak boleh generalisasi, kita
> bertemu dengan orang yang dilahirkan oleh ibu yang
> berbeda, di tempat yang berbeda, bagaimana bisa sama?
> Tiap negara ada yang sombong ada yang rendah hati, ada
> yang jahat, pasti ada yang baik dsb. Jadi anda bertemu
> siapa? Bertemu maling dimana saja, anda akan ditodong,
> dirampas atau ditipu. Dalam kesusahan bila bertemu
> orang yang baik hati, anda akan ditolong.
> Melihat orang harus lihat orang ybs. jangan diambil
> kesimpulan karena suku, karena agama atau karena
> asalnya. Bila demikian anda akan mengalami kesalahan
> terus menerus. Anda rugi sendiri.
> Salam
> Liang U

Kirim email ke