hahahahaha *terpingkal-pingkal*, kalau orang Tionghoa dari Guan
disingkat - Tiong Guan dong ^^ hahahahaha....

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Benny,
> 
> Jangan salah paham, istilah Tionghoa bisa saja universal, tapi yang
namanya budaya tidak ada yang universal. budaya Tionghoa di Indonesia
tentu bisa lain dng budaya Tionghoa di Hongkong singapore ataupun
amerika. di tiongkok sendiri, masing2 wilayah dan suku juga memiliki
sub kulturnya masing2. Tapi, meski berbeda2, karena memiliki induk
yang sama, tentu ada benang merahnya. maka tak perlu bersusah payah
mencari istilah khusus. cukup menambahkan keterangan tempat saja.
misalnya masakan Tionghoa Makasar lain dng masakan Tionghoa Jawa.
----- Kalau anda masih mau mengejar efisien berbahasa, bolehlah
mengikuti tren singkatan, Tionghoa Indonesia disingkat  TiongIn,
Tonghoa Jawa disingkat TiongJa. haha (ini penyakit khas Indonesia yang
demam singkatan) 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Benny Lin 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Thursday, November 15, 2007 10:27 AM
>   Subject: [budaya_tionghua] Re: Lalu bagaimana ...? Tambahan +
Jangan melenceng dari topik
> 
> 
>   Terima kasih. sebelumnya saya selalu terpaku pada kata bantu "orang",
>   saya tidak berpikir kalau bisa pakai "rakyat", "warga", dll seperti
>   yang dicontohkan.
> 
>   Sekarang saya bisa paham jalan pikiran kelompok 1 (yang beranggapan
>   bahwa istilah Tionghoa adalah universal), tapi masih ada halangannya
>   menurut saya, yaitu bagaimana kalau yang ditanyakan adalah budaya,
>   makanan, adat-istiadat, dan sebagainya. Apakah penganut
>   Tionghoa-universalis juga beranggapan bahwa yang disebut budaya,
>   masakan, adat-istiadat Tionghoa itu juga universal? Tidakkah mereka
>   perlu dibedakan antara adat/budaya/kulinari orang Tionghoa (yaitu
>   Indonesia) dan orang Tiongkok (yaitu Tionghoa di Tiongkok)
> 
>   Saya, yang masih berpikir bahwa suku Tionghoa di Indonesia sudah
>   berbeda dengan Tionghoa di Tiongkok (orang Tiongkok), berpendapat
>   bahwa masakan Tionghoa-Indonesia tidak sama dengan orang "Tionghoa
>   asli" (meminjam istilah Skalaras), apalagi Tionghoa-Amerika dan
>   Tiongkok-Amerika masakannya juga berbeda (saya tahu dengan pasti ^^).
>   Itu saja masih makanan, belum budaya, adat-istiadat, de el el. Mohon
>   pencerahannya. 
> 
>   bagi yang membaca, saya anggap sudah mengikuti pembicaraan ini dari
>   awal, sebab jika tidak akan terkesan membingungkan. maaf jika
>   pembahasan orang Tionghoa!=orang Tiongkok sampai sejauh ini ^^ 
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <skalaras@> wrote:
>   >
>   > Yang benar adalah :
>   > 
>   > 1. Rakyat Tiongkok bersuka cita atas terpilihnya Beijing sebagai
>   penyelenggara Olympiade.
>   > 2. Orang2 Tionghoa di seluruh dunia marah atas kampanye rasis di
>   salah satu film holywood.
>   > 3. Tionghoa Indonesia menyambut gembira keluarnya undang2
>   kewarganegaaan yang baru. 
>   > 4. Meski sama2 Tionghoa perantauan, orang Tionghoa di Indonesia
>   memiliki pola berpikir yang lain dng Tionghoa Amerika, apalagi dengan
>   Tionghoa asli yang berdiam di negeri Tiongkok.
>   > 
>   > Dari contoh diatas, jelas penggunaan Tionghoa dan Tiongkok bisa
>   saling overlaping, tergantung konteks dan pola kalimatnya. dan dng
>   kata2 bantu seperti orang, rakyat negeri, warga dll, semua akan
>   menjadi jelas. alasan untuk membuat istilah khusus untuk mengejar
>   efisiensi istilah agak dipaksakan, apakah kita harus menciptakan
>   istilah khusus bagi Jawa Suriname? atau orang Indonesia yang sudah
>   warga Belanda? untuk ini, coba tanya teman2 yang ada di Eropa, seperti
>   Pak Danardono.
>   > 
>   > Salam,
>   > ZFy
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke