Sdr.Uly,

yang ditulis oleh sdr.Zhou itu adalah pelarangan di isian formulir pabean.

Jangan katakan bahwa itu untuk mencegah masuknya ideologi Komunis
melalui bahasa.
Karena mereka yang dari Taiwan juga dilarang membawa buku, koran atau
majalah Taiwan. Dan semua tahu pada masa itu Taiwan anti komunis
bahkan banyak orang-orang BAKIN yang berlatih disana.

Apakah anda pernah menemukan larangan membawa tulisan bahasa asing
diformulir pabean di negara lain ?

Saya sendiri yang kebetulan pernah beberapa kali keluar negri tidak
pernah melihat atau membaca larangan itu.




Hormat saya,



Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Gue mau komentarin nomer 2 aje, 
> kalau bahasa mandarin/ huruf mandarin dianggap HARAM, 
> kok papi gue bisa langganan koran berhurup mandarin tuh???
> 
> Itu khan nggak masuk logika, 
> katanya haram, katanya nggak boleh, katanya ANTI budaya tionghoa,  
> lha kok ada koran berhurup mandarin itu terbit pas jaman ORBA itu khan
> fakta.
> Yang merontokkan asumsi "anti budaya tionghoa" itu. 
> 
> Apa tuh namanya koran yang pake hurup mandarin itu? 
> dan terbitnya dari tahun berapa tuh? 
> 
> Kalimat Anda ini bikin bingung : "Apakah kami harus mengaku kalah thd
> suharto yang berhasil menanamkan keyakinan sedemikian teguh di hati
> generasi muda Tionghoa?"
> 
> Walah, Anda ini lagi main perang-perangan sama Suharto? 
> Kok ada Kalah-kalahan segala?
> Kita generasi muda mah lagi cari tahu soal "apa sih yang sebenarnya",
> bukan lagi perang perangan. Lagian Suhartonya udah mati kok.
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
> [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, February 02, 2008 1:09 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Soeharto dan Kebijakan Anti-Tionghoa
> 
> 
> Bung Jimmy,
> 
> Saya hargai anda sbg generasi muda yang masih mau bertanya, tidak
> langsung
> menyanggah.
> 
> 1. Kursus2 mandarin pada zaman puncak kekuasaan Suharto tidak ada yang
> berani terang2an berdiri, ini fakta dilapangan. Jangankan kursus resmi,
> pada awal berkuasanya Orde baru, guru2 yang menjalankan les private
> bahasa
> mandrin juga ada yang diciduk aparat untuk diinterograsi, setelah diberi
> peringatan lantas dilepas. keadaan ini memang sedikit longgar pada akhir
> kekuasaan suharto(mungkin setelah melihat kemajuan RRT, dia mulai
> melihat
> kegunaan bhs mandarin utk kebutuhan ekonomi), tapi tetap tak ada yang
> berani terang2an pasang papan nama di depan tempat kursus, seperti yang
> mewabah sekarang ini.
> 
> Kelenteng2 memang tidak ditutup, tapi kegiatannya dibatasi, tidak
> mungkin
> ada arak2 gotong toapekong seperti di glodok tempo hari. yayasan2 budaya
> adalah untuk intern, mana boleh menyebarkan kegiatannya untuk umum?
> contoh
> nyata adalah kesenian Barongsai, apa ada barongsai ditarikan di tempat
> umum?
> 
> 2. Bahasa mandarin adalah bahasa Haram, ini bisa anda lihat di formulir
> isian pabean yang dibagikan ke penumpang di pesawat terbang. Di situ
> jelas
> tertera Barang yang dilarang untuk dibawa masuk ke Indonesia: Senjata
> Api,
> Narkotika, pornografi, dan...semua bahan cetakan yang ada bahasa
> mandarin!
> ini nyata, bukan fakta yang terdistorsi alias bohong! Anda mungkin tidak
> pernah membayangkan bagaimana tegangnya saya yang setiap melewati bagian
> pemeriksaan barang di bandara, hanya karena menyembunyikan buku
> mandarin,
> ini jelas bukan paranoid kan?
> 
> Dng peraturan bhs ini, tak ada lagi aksara mandarin di papan nama
> toko(sebelumnya banyak toko yang memasang aksara mandarin disamping
> huruf
> latin), iklan bioskop untuk film hongkong juga menghilangkan sama sekali
> aksara mandarinnya(seblumnya lazim dicantumkan). tak ada toko buku
> berbahasa mandari yang berdiri (seblumnya banyak), tak ada lagi mass
> media
> berbhs mandarin yng beredear selain "harian Indonesia" yang disponsori
> ABRI (dulunya banyak).
> 
> Dengan kondisi seperti ini, mana mungkin Buku saya yang mencantumkan
> aksara mandarin (anda pasti tahu buku saya Dwi bahasa) boleh beredar?
> lagian, Sub judul buku saya "Antologi Puisi Tiongkok Klasik" pasti akan
> diganti oleh penerbit menjadi " antologi Puisi cina Klasik".
> 
> Sekarang anda lihat sendiri, kondisi saat ini sangat kontras dibanding
> zaman Suharto. koran mandarin menjamur, toko2 buku mandarin banyak
> berdiri, kursus2 berjibun, barongsai ada di mana2. ini menunjukkan apa?
> Kalaupun anda menganggap yang dulu itu hanya karena ketakutan tanpa
> alasan
> alias paranoid, perlu juga dipertanyakan juga, siapa yang menciptakan
> teror sehingga masyarakat tionghoa paranoid?
> 
> Sembari menulis jawaban untuk anda, saya sebenarnya juga sangat sedih,
> mengapa? Karena semua fakta2 tempo dulu ini sebenarnya sudah sering
> dipaparkan dan dibahas tuntas di millis ini, Tapi selau dipertanyakan
> kembali, rupanya banyak kaum muda tionghoa yang tak mengalami masa2
> itu(sebetulnya mengalami, tapi tak memperhatikan) tetap saja skeptis,
> menganggap semua itu hanya dongeng orang tua saja. meskipun diuraikan
> semua fakta, tetap akan dianggap bias, terdistorsi alias BOHONG. apakah
> kami harus mengaku kalah thd suharto yang berhasil menanamkan keyakinan
> sedemikian teguh di hati generasi muda Tionghoa?
> 
> Catatan: Saya tak sepenuhnya pesimis thd generasi muda, karena diluar
> saya
> banyak menemui kaum muda yang sadar akan dosa suharto thd budaya
> Tionghoa.
> 
> Salam,
> ZFy
> 
> > Bung Zhou,
> >
> > Ikut nimbrung sedikit ya.
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <skalaras@>
> wrote:
> >>
> >> - Kalau di zaman Suharto, millis "Budaya Tionghoa" ini adalah Barang
> > Haram,
> >> yang membikin terancam akan diciduk aparat. Jadi kita takkan bisa
> > ketemu dan
> >> bercuap2 di sini. apakah ini bagi anda " Ya tak ma-sa-lah"?
> >
> > Yg saya tanyakan premise awalnya dulu aja deh. Apakah benar bahwa
> > budaya tionghoa adalah barang haram? Kok masih ada klenteng yg
> > berdiri, yayasan2 seni bercorak tionghoa, kursus2 bahasa mandarin.
> >
> > Org tionghoa mengalami kesulitan pada jaman itu, saya setuju. Setuju
> > juga
> 
>  
> 
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
> 2/1/2008 9:59 AM
> 
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition. 
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
> 2/1/2008 9:59 AM
>


Reply via email to