Saya dulu kenal yang namanya Rahayu ini sebagai cik Giok. ini masih tetangga 
saya, dulu dia belum menjadi juri kunci klenteng, ketika itu ayahnya masih 
hidup. nama vihara Rahayu memang memakai namanya. saya menyaksikan  suasana 
pergantian dari klenteng ke vihara ini. yang saya tak lihat adalah suasana 
setelah reformasi, apakah klenteng telah pulih seperti sedia kala? 

ZFy

  ----- Original Message ----- 
  From: david_kwa2003 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, February 10, 2008 5:46 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Eng Tay Selingkuh Sama Samuel?



  Waduh pak Danardono menempelkan emas di muka saya, disamakan dengan 
  Alm. Mahabhikkhu Ashin Jinnarakkhitta! Mana berani? Beliaulah yang 
  berjasa menyelamatkan kelenteng-kelenteng di DKI dan Jabar yang 
  terancam ditutup semasa orde babe, hingga para pengurusnya 
  berbondong-bondong datang ke Cipanas memohon perlindungan. Beliau 
  juga salah seorang tokoh yang saya kagumi.

  RE: Kelenteng Po An Kiong .Û^À<{/Vihara Rahayu, saya tidak tahui 
  persis kenapa namanya diubah menjadi Rahayu, bukan nama-nama berbau 
  Sanskerta/Pali yang umum dipakai untuk menamai kelenteng yang 
  dipaksa menjadi vihara. Yang saya tahu, berdasarkan tayangan Naga di 
  Bumi Garuda di Metro TV, salah seorang pengurusnya yang aktif 
  bertahan selama "Dark Ages" orde babe adalah Pandita Rahayu. Saya 
  pribadi bersama teman-teman menjelang Lebaran tahun 2005 pernah 
  berkesempatan berkunjung ke sana, tapi terkesan tidak mendapat 
  sambutan positif dari pengurus. Jadi saya hanya sebentar, untuk 
  melanjutkan perjalanan hingga Jawa Timur. Mungkin baju yang 
  dikenakannya adalah baju pandita khaS Buddha Mahayana Tionghoa.

  Lalu mengenai TriDharma, itu kan terjemahan dari Sam Kau/SAn Jiao 
  (Tiga Ajaran). Sam Kau yang mencakupi Konfusianisme (Ji Kau/Ru Jiao Zò
  <³), Taoisme (To Kau/Dao Jiao "¹<³) dan Buddhisme (Sek Kau/Shi Jiao ç×
  <³) merupakan dasar agama Tionghoa (the so-called Chinese Religion), 
  bukan dipilah-pilah, tapi ketiga-tiganya. Ketiganya merupakan satu 
  kesatuan yang tak terpisahkan (Sam Kau It Kau/San Jiao Yi Jiao ZO<³^ê
  <³).

  Kiongchiu,
  KH

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Matur nuwun, Suhu! Apa yang pak David uraikan mengenai rumah 
  ibadat 
  > dalam budaya Tionghoa saya terima dengan full guarantee ha ha ha
  > Suhu saya yang lain adalah Mahabikkhu Jinarakitta alm.
  > 
  > Saya ingin tahu lebih banyak mengenai vihara Rahayu di Surakarta. 
  Per-
  > tama tama mengapa namanya Rahayu? apakah dia pemiliknya? Saya 
  lihat 
  > dia mengenakan baju pandita seperti di Tibet, ritual apakah itu? 
  > Pasti bukan Buddha Mahayana bukan? Tao?
  > 
  > Di Vienna saya ikuti kegiatan Buddha Theravadda (kebanyakan di 
  Eropa 
  > selain jalur Tibetan), jadi, mohon maaf, saya agak kurang familiar 
  > dengan bentuk ritual di Asia tenggara.
  > Mula mula saya agak confused dengan ungkapan Tridharma, namun lama 
  > lama saya pahami dalam kaitan dengan kegiatan orang orangnya pakde 
  > Harto ha ha ha.
  > 
  > Sampai jumpa segera, saya beritahu via email. mana mas Kinghian 
  dkk?
  > 
  > Salam metta
  > 
  > danardono
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "david_kwa2003" 
  > <david_kwa2003@> wrote:
  > >
  > > Ha ha ha, Suhu...mesti pake kumis dan jenggot panjang dong kalau 
  > > jadi suhu...Kalau tidak, kurang afdol... Kapan pak Danardono ke 
  > > Indonesia dan kita bisa ngobrol lagi?
  > > 
  > > Re: nasib kelenteng, akibat penindasan pada masa orde babe, yang 
  > > mengancam akan menutup kelenteng-kelenteng, nasib kelenteng 
  memang 
  > > sangat merana. Hal ini terutama terjadi di DKI dan Jabar, 
  > (hampir?) 
  > > semua kelenteng telah "bermetamorfosa" menjadi vihara, dengan 
  > syarat 
  > > harus menempatkan patung Buddha di ruang altar utama, meski 
  > > kelenteng tersebut jelas-jelas kelenteng Taois sekalipun!
  > > 
  > > Namun tidak demikian halnya dengan kebanyakan kelenteng di 
  Jateng 
  > > dan Jatim, tentu tidak termasuk Po An Kiong di Solo, yang 
  sekarang 
  > > telah menjadi Vihara Rahayu, padahal Dewata tuan rumahnya adalah 
  > > Kong Tek Cun Ong alias Kwee Seng Ong. Setahu saya, itu semua tak 
  > > terlepas dari jasa Ong Kie Tjay yang berjasa "menyelamatkan" 
  > > kelenteng. Jadilah kelenteng di Jateng dan Jatim berubah nama 
  > > menjadi Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD). Untunglah nama 
  kelenteng 
  > > tidak diubah, tetap seperti sediakala. 
  > > 
  > > Kiongchiu,
  > > KH



   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.2/1270 - Release Date: 10/02/2008 
12:21




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke