Tantono xiong,
mengenai pemelintiran yang dilakukan oleh beberapa orang, memang membuat saya mengelus dada. Ada orang yang membuka kursus tapi mencoba membodohi para siswanya dengan pemelintiran kata-kata. Salah satu keponakan saya menjadi korbannya. Hal seperti ini yang perlu dilawan oleh kita semua, saya pribadi tidak ingin ajaran Yesus tercoreng karena ulah mereka yang mencoba melakukan pembodohan. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Xuan Tong xiong, > Ban-ban kamsia, pantas jadi bahan perenungan kita semua, seorang rekan > dalam milis mengajak saya untuk membuat kelompok Tionghua-Kristen > untuk memperluas pengertian Ke-Kristen-an dan Ke-Tionghua-an karena > prihatin melihat Tionghua Kristen model Harun Jusuf, Teodorus > Tabaraka, Samuel Lee, JS Kwek dll yang menipu orang dengan menjelekkan > orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan fulus. Saya sedang > merenungi apakah saya bisa melaksanakannya (cukup pengetahuan, cukup > energi dan cukup waktu). Banyaknya aliran dalam Kristen yang ada di > dunia dan juga di Indonesia cukup menyulitkan, namun demikian bukan > tidak mungkin. Gereja Kristen Jawa menggunakan gamelan dalam > kebaktian tertentu dan mensinkronkan antara "bersih desa" dan "Harvest > Festival". Dan mereka juga menyesuaikan kebaktian penghiburan (untuk > menghibur keluarga yang kematian salah satu anggotanya) dengan jadual > selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari dst. Tetapi tetap mengharamkan > sesajen dan "memelihara keris". Dan saya tidak melihat adanya > "ketegangan" antara Jawa Tradisi dan Jawa Kristen. Yang sangat berat > adalah karena beda-beda tipisnya antara sinkretisme, pluralisme dan > toleransi. > Banyak tabik, Tan Loo Kay >