Masalah situasi yg tidak enak ini bermula dari jendral tua berbintang 5 
(suharto) berkuasa selama 32 thn. Gara2 dia, kita orang tionghua di gencet abis 
jadi sapi perahan, generasi mudanya jadi buta huruf (ga bisa baca aksara) cuma 
bisa bicara mandarin, hokian, tiocu, haka doank. Sekarang biang keladinya sudah 
mati, yg ada tinggal kroninya yg masih phai hua (anti China), kenapa kita mesti 
takut utk hadapi mereka, mereka ga lebih tikus2 yg ada di gorong2 got. Saya 
pernah berdiskusi dgn seorang warga keturunan muslim, ttg hua ren(warga China) 
di Indonesia sering di diskriminasi. Om X (kita sebut saja) ini aktif di NU dan 
partai kebangkitan bangsa. Dia bilang kita terlalu lembek terhadap mereka, 
karena kita ini tidak mau pusing dan ribut2, sehingga mereka berasumsi "enak 
nih gue jadiin sapi perahan". Contoh kongkritnya kalau kita perpanjang KTP, 
pasti kita dimintain K1 atau SKBRI, karena tidak mau repot2 kita langsung kasih 
uang. Kata om X  seharusnya kita lawan
 mereka, apa dasarnya sampai mereka minta K1 atau SKBRI padahal kita punya akte 
lahir yg diterbitkan oleh pemerintahan Republik Indonesia. Om X juga berpesan 
utk generasi muda agar masuk kedalam jajaran TNI, Polri, kejaksaan, kehakiman, 
BUMN, organisasi politik. Semoga tulisan saya bisa jadi perpanjangan lidahnya 
om X  supaya jangan risih dan jangan takut menghadapi mereka karena sama2 makan 
nasi dan sama2 punya darah merah. Cia yo

ChanCT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Xuan Tong Heng,

Boleh diceritakan dong bagaimana sesungguh situasi di KALBAR, khususnya 
Pontianak yang "panas" itu, seolah-olah ada sekelompok Melayu yang tidak bisa 
menerima ke-meriahan Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek, sehingga Walikota 
Pontianak harus mengeluarkan keputusan pembatasan perayaan Imlek itu? Apa betul 
sudah begitu gawat, sampai-sampai ada yang cerita sementara Tionghoa hijrah 
untuk menghindari kerusuhan yang akan terjadi.

Mudah-mudahan saja tidak, ya. Dan aparat keamanan masih tetap berperan menjaga 
keamanan dan ketentraman kota, melindungi setiap warga dari tindakan brutal 
sementara pengacau. Hanya dengan demikian ekonomi setempat bisa ditingkatkan 
dan maju sebaik-baiknya.

Salam,
ChanCT

----- Original Message ----- 
From: perfect_harmony2000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, February 19, 2008 2:46 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Apa maksud mu, Ken???

Sdr.Chan,

beberapa hari yang lalu ada pertemuan di Bandung, yang diprakarsai
oleh masyarakat Tionghoa Kalimantan Barat di Bandung.

Pertemuan itu dihadiri oleh wagub Kalbar, seorang etnis Tionghoa. Dan
dalam pertemuan itu juga turut dihadiri oleh gubernur Jawa Barat.

Pada inti dari pertemuan itu adalah dorongan masyarakat Tionghoa untuk
berani kembali ke ranah politik.

Hormat saya,

Xuan Tong


                         

       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to