ha..ha
hanya goyang lidah saja...
seprti goyang kekanan...atau kiri saja???????

Eddy

peter liem <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:                             Mang Ucup:
 Tentunya tidak salah merasa bangga berdarah Tionghua.
 Tetapi, maafkan ya, judulnya yang salah. Mestinya
 "Proud to be Chinese"
 Peter Liem
 --- mangucup88 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 > Tulisan ini di ilhami oleh emailnya dari hopeng saya
 > sdr. Liang U.
 > 
 > Pertanyaan: "Apakah salah apabila saya merasa
 > bangga, karena 
 > memiliki leluhur orang Tionghoa? Apakah dengan rasa
 > bangga tersebut, 
 > berarti saya telah menghianati tanah tempat lahir
 > saya Indonesia  ?"
 > 
 > Mang Ucup dilahirkan sebagai orang Tionghoa, karena
 > pada saat saya 
 > dilahirkan pada tahun 1942 Negara Indonesia belum
 > diproklamasikan, 
 > bahkan saya diakui sebagai wong Londo oleh
 > pemerintah Belanda. Sejak 
 > 40 tahun saya memiliki WN Jerman, dan sudah 10 tahun
 > bermukim di 
 > Belanda. Mantan istri saya yang pertama orang Jerman
 > tulen sedangkan 
 > Wied istri saya yang sekarang orang pribumi asli
 > asal Semarang.
 > 
 > Dari pernikahan saya yang pertama saya mendapatkan
 > tiga orang putera 
 > dan delapan cucu. Semua putera saya lahir dan besar
 > di Jerman, 
 > bahkan hidup di Jerman, tetapi mereka tidak pernah
 > merasakan sebagai 
 > orang Jerman tulen. Tanpa adanya keinginan khusus
 > dari saya, mereka 
 > memberikan nama Tionghoa kepada semua cucu saya,
 > rupanya di dalam 
 > sanubari putera-putera saya; rasa bangga sebagai
 > orang Tionghoa 
 > tetap mengalir terus.
 > 
 > Begitu juga dengan diri saya, walaupun lebih dari 40
 > tahun hidup di 
 > Eropa, saya tidak pernah merasa jadi Wong Londo
 > ataupun Wong Jerman. 
 > Kemanapun saya pergi; pertama saya merasa tetap
 > sebagai orang 
 > Indonesia. Merekapun memperlakukan saya demikian,
 > saya selalu dicap 
 > sebagai orang asing – Auslaender, Allochtoner,
 > Foreigner, tidak 
 > pernah bisa diakui sebagai Bule tulen.
 > 
 > Walaupun demikian tidak bisa dipungkiri rasa bangga
 > dilahirkan dari 
 > ras Tionghoa tetap ada dan ini tidak mungkin akan
 > bisa dihilangkan. 
 > Saya mengakui bahwa saya ini termasuk wong Dunguk
 > bin Guoblok, 
 > sehingga walaupun dilahirkan dari suku Tionghoa,
 > tetapi kenyataannya 
 > tidak menguasai bahasa Mandarin dan juga tidak
 > mengetahui tentang 
 > Budaya Tionghoa. Rasa bangga inilah yang mendorong
 > saya untuk 
 > bergabung di milis Budaya Tionghoa, karena ingin
 > mempelajari budaya 
 > Tionghoa, bahkan kalau bisa sekalian bahasa
 > Mandarin.
 > 
 > Perlu saya tekankan juga disini bahwa paman saya Nio
 > Tiam Seng 
 > adalah Pilot Huakiaw pertama yang gugur ketika
 > perang membela 
 > Tiongkok melawan Jepang. Bagi mereka yang tertarik
 > gutingan koran 
 > dari tahun 1937 yang berjudul "Kabar-kabar dari
 > aviateur baba" masih 
 > saya miliki dan bisa saya kirimkan per japri. Begitu
 > juga saya 
 > merasa bangga memiliki keponakan seperti Alm. Soe
 > Hok Gie.
 > 
 > Kalau ditanya apakah mang Ucup ini orang Indonesia
 > ataukah orang 
 > Tionghoa, maka saya akan jawab orang Indonesia
 > keturunan Tionghoa 
 > alias Nonpri. Perbedaan Pri dan Nonpri tidak bisa
 > dipungkiri akan 
 > tetap ada terus, dan hal ini selalu di ingatkan
 > terus-menerus oleh 
 > berbagai macam media masa, pada saat terjadi
 > kejahatan yang 
 > dilakukan oleh pihak Nonpri, maka nama julukan
 > Nonpri lengkap dengan 
 > nama Tionghoanya selalu dicantumkan dengan jelas.
 > Tetapi 
 > kebalikannya pada saat dimana juara bulu tangkis
 > Nonpri yang 
 > memenangkan piala bagi Indonesia, tidak pernah
 > dicantumkan kata 
 > Nonpri maupun nama Tionghoa nya mereka, karena
 > mereka telah diakui 
 > sebagai Pri tulen. Begitu juga tidak akan bisa
 > dipungkiri luka, rasa 
 > sakit dan pedihnya atas kejadian huru-hara Mei 1998
 > tidak akan bisa 
 > terlupakan. Seperti juga bangsa Yahudi dimana mereka
 > 
 > mengucapkan: "We can forgive, but not forget!"
 > 
 > Walaupun demikian Tanah Air dan Tempat Lahirku
 > adalah Indonesia, hal 
 > ini tidak bisa dipungkiri, maka dari itulah saya
 > selalu merasa 
 > kangen dan rindu untuk selalu pulang ke Indonesia
 > Tanah Airku jadi 
 > bukannya pulang ke Tiongkok. 
 > 
 > Apakah jalan pemikiran maupun pandangan saya ini
 > salah ? Apakah ada 
 > sesuatu yang tidak beres di dalam pikiran maupun
 > batin saya ? Mohon 
 > pencerahannya.
 > 
 > Nio Tjoe Siang alias Mang Ucup
 > Email: [EMAIL PROTECTED]
 > Homepage: www.mangucup.org
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 > 
 
 
     
                                       

       
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail.
Der Mailbox mit unbegrenztem Speicher.

Kirim email ke