Yongde:
Maaf, memang banyak yang berpandangan sempit, di kalangan Tionghoa sekalipun.
 
Ada orang yang masih Tionghoa murni, dan ada yang campuran. Banyak orang yang 
sudah campur Inggris dan Perancis, Jerman dan Italy, Cina dan orang kulit 
putih. Maksudku, soal campur atau tidak, bertambah lama bertambah tidak relevan.

Soal brengsek atau tidak, tergantung dari orang tersebut. "Semua Cina 
brengsek", ini contoh nyata diskriminasi dan prejudice yang tidak sehat. Seakan 
pernyataan kepahitan yang terpendam karena kejadian tidak enak yang dialami.

Memang saya sudah lama hidup di benua Amerika Utara dan memang beda sekali 
bahwa mereka memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan dewasa! Dan, setiap 
orang memiliki kadar nasionalisme berbeda2x.

Tidak semua Indonesia asli memiliki sifat berbakti terhadap Indonesia.
Tidak semua orang Amerika setuju dengan perang Iraq. Bahkan ada orang Amerika 
yang menyalahkan Amerika-lah yang menyebabkan peristiwa 9-11. Tapi apakah 
dengan pandangan tersebut menjadikan orang tersebut bukan org Amerika. Tentu 
tidak. Dan bagaimana, apakah karena hal itu orang tersebut diusir saja keluar 
dari Amerika?

Saya percaya seseorang yang dilahirkan dan besar di suatu negara tidak memiliki 
rasa ikatan terhadap negara tersebut, apalagi bagi mereka yang mengenyam 
kesuksesan disana. Kalo toh ada, pasti karena peristiwa pahit, tidak beruntung 
yang org tsb alami.


--- On Sun, 6/8/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Re: [HKSIS]  Kedekatan hubungan dengan Kedutaan 
Tiongkok ==> CANANG PENTING Benn
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, June 8, 2008, 6:57 PM










    
            Tambahan sedikit,



Yang saya maksud berpandangan lain bukan dari pihak non-Tionghoa

sendiri. Justru lebih banyak kelompok Tionghoa yang suka mencap

Tionghoa di SELAIN kelompoknya sebagai a-nasionalis. Singkatnya, "Cina

mah brengsek semua, yang baik cuma Cina teman-teman di kelompok saya". 



Hormat saya,



Yongde



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Hendri Irawan" <[EMAIL PROTECTED] 
>

wrote:

>

> Saudara Poernomo,

> 

> Sayang sekali banyak yang berpandangan lain. Katanya, ikatan bathin ke

> China itu haram. Dan kalau memang masih terikat, pulang saja ke China. 

> Padahal ajaran leluhur (baca: ikatan batin) yang katanya China, justru

> mewajibkan kita untuk berbakti kepada negara kita masing-masing baik

> itu Indonesia, Taiwan, Singapura, Malaysia dll.

> 

> Tapi nanti pasti ada yang berkomentar, negara kamu apa ? Karena

> walaupun katanya sudah WNI, tapi hati masih China.

> 

> Hormat saya,

> 

> Yongde

> 

> 

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, TEd Poernomo <tedjop@> 
wrote:

> >

> > Saya nggak habis mengerti, soal kesetiaan terhadap mainland China,

> bukannya itu adalah merupakan naluri manusia?

> > Karena nenek moyang dari China, pasti ada rasa ikatan batin terhadap

> China. Apa salahnya disini?

> > Di Amerika dan Canada, kita bebas untuk menunjukkan adanya kesetiaan

> dengan negara asal kita. Tidak ada salahnya sama sekali. Kelompok

> orang Yahudi mendukung Israel, yang dari India merasa ada ikatan batin

> dengan India.

> > 

> > Tidak semua yang totok pasti berkiblat ke China, dan peranakan tidak

> berkiblat ke China. Saya sendiri terus terang cinta Indonesia dan China.

> > 




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke