Bung Chan dan teman-teman lainnya, Mungkin kita perlu membedakan menjalankan hak dan kewajiban dengan kinerja parpol. Sebagai warga negara yang baik, kita perlu menjalankan hak dan kewajiban kita secara berimbang... Sedangkan soal kinerja parpol, walaupun pada kenyataannya memang ada tokoh-tokoh parpol yang perilakunya menyimpang, tapi lebih banyak kok yang baik2x. Seperti contoh, "pendidikan gratis" dan "kesehatan murah" juga adalah sebagian kecil hasil perjuangan dari parpol. Jadi, terserah kepada semua parpol apa yang cocok sesuai dengan pilihan anda. Menjadi golput, pasti lebih tidak baik dari memilih. Setidaknya kita ikut memberi warna (berandil) menentukan masa depan bangsa ini. salam, John Siswanto
--- On Thu, 8/7/08, ChanCT <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: ChanCT <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT: Ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana=> Sunny #34707 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, August 7, 2008, 7:51 PM Sebetulnya menarik juga ngobrol soal GOLPUT yang ternyata menjadi pemenang dalam pemilu-pemilu, termasuk pilkada, ... Lalu, orang ingin mencoba mengurangi golput yang terjadi. Bisa? Tentu saja sulit. Golput bisa terjadi karena kesadaran masyarakat belum terangkat baik, belum merasa akan lebih baik gunakan hak pilih untuk menentukan pimpinan yang lebih baik. Belum berkesadaran politik, yang bisa dikatakan masih saja bersikap masa bodoh. Kedua, kecewa berat yang telah terjadi terhadap tokoh dalam pemilu sebelumnya. Jadi, bisa dimaklumi juga sikap golput yang diambilnya, setelah melihat tidak nampak tokoh yang sesusai dengan pilihannya. Pikiran kita harus pandai memilih tokoh yang lebih baik diantara yang jelek, tentu ada benarnya. Dari sekian kandidat yang muncul, dan kita anggap semuanya jelek, tidak sesusai deengan yang kita kehendaki, ... kita tetap harus pandai melihat yang lebih baik diantara yang jelek-jelek itu. Jangan biarkan yang paling jelek berhasil menang dan muncul jadi Presiden, atau Gubernur, atau walikota, ... dimana kita berada. Sebab begitu kita melepaskan hak-pilih kita, berarti kita biarkan tokoh yang paling jelek berkemungkinan memanangkan pemilu kali itu. Dan bagi mereka yang tergabung dalam GOLPUT, sedar atau tidak berarti ikut memberi kemungkinan yang tidak kita hendaki itu memanangkan pemilu. Bukankah akan lebih baik kalau suara kita salurkan pada tokoh yang lebih baik diantara yang jelek itu? Biar tokoh yang lebih baik diantara yang jelek-jelek itu memimpin negeri ini? Patut direnenungkan bersama. Salam, ChanCT ----- Original Message ----- From: Edi Soemartono To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, August 08, 2008 9:28 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT: Ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana=> Sunny #34707 dear All, menarik tentang pembicaraan Anda B2 yg OOT Benar sekali jangan mengajak golput, meskipun golput hak individu untuk menggunakan / tidak menggunakan haknya. ( kecuali ngajak golput org2 yg sekeluarga , misalnya ) Boleh saya tahu : aturan larangan mengajak golput ? ( meskipun saya menghimbau jangan golput ) Karena saya tidak terlibat dng partai manapun maka saran saya : Pilihlah yang terbaik ( paling sedikit jeleknya ) diantara yg jelek2 ( usahakan ada yg dipilih walaupun susah ) Khusus partai2 yg ada, memang , yah segitulah adanya bangsa kita. ( Jelek2 kalau itu yg kita punya, bagaimana donk ? ) Soal men-jelek2 kan partai, jangan tersinggung dong, tapi introspeksi aja, bagus ada yg mau kritik ( meskipun cara kritiknya ....) Jangan dikit2 lapor polisi , atau main hakim, ayo tunjukan bahwa partai manapun, jauh lebih besar ( wibawanya ) dari pada kami2 yg individu ( sendiri2 dan tidak berpartai ) Gitu aja kok repot. Mari kita bertukar pikiran untuk memperluas cakrawala berpikir salam Edi Soemartono ----- Original Message ----- From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, August 08, 2008 6:33 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT: Ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana=> Sunny #34707 Bung Sunny yang baik, Tidak baik sinis begitu...Sejelek apapun Peraturan per-uu-an negara kita, harus kita patuhi, selama kita masih menjadi warganya... Sinisme anda kepada parpol tertentu sebaiknya tidak saya tanggapi, karena - pada saat ini - saya pengurus salah satu parpol yang anda "ledekin" John Siswanto --- On Fri, 8/8/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED] se> wrote: From: Sunny <[EMAIL PROTECTED] se> Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT: Ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com, tionghoa-net@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com Date: Friday, August 8, 2008, 11:14 AM Bung John Yth, Jadi kira-kira Indonesia masuk ke tahap seperti Zimbawe [dulu namanya Rohdesia] dibawah kekuasaan Mugawe, siapa yang diketahui tidak pilih partainya digebuk atau dimasukan kedalam tahanan. Saya kira selain Golput dan Golkar perlu ditambah dengan beberapa golongan lagi supaya cocok dan ramai warna-warni: Golmeja - Golongan Merah Jambu dipimpin Ratu Mega, Gohid = Golongan Hijau yaitu kaum agamais gurun pasir yang anggap diri melekat pada penguasa kerjaaan langit. Golku = Golongan kurus yaitu rakyat yang menderita kelaparan. Saya ikut Golhit = Golongan Hitam, biar tidak begitu kentara di malam hari, jadi bisa seperti cerita Gagak Hitam. Salam dan hormat, Sunny ----- Original Message ----- From: John Siswanto To: tionghoa-net@ yahoogroups. com ; [EMAIL PROTECTED] s.com ; budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thursday, August 07, 2008 4:07 PM Subject: [budaya_tionghua] OOT: Ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana Dear all, sekedar mengingatkan bahwa ajakan golput bisa dikenai sanksi pidana, so hati-hati... Dan sebagai warga negara yang baik, menurut saya (pribadi) kita juga wajib menjaga hak dan kewajiban kita secara berimbang... http://www.detiknew s.com/read/ 2008/08/07/ 150723/984665/ 10/anjuran- golput-bentuk- frustasi- politik Salam, John Siswanto Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.100 / Virus Database: 270.5.10/1586 - Release Date: 2008/8/1 $U$H 06:59