AJI Desak China Bebaskan Pekerja Pers 
Jum'at, 8 Agustus 2008 - 11:09 wib
Fitra Iskandar - Okezone

JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak pemerintah China 
untuk melepaskan para jurnalis dan aktifis kebebasan berekspresi yang 
saat ini berada dalam tahanan.AJI juga meminta negara itu 
memanfaatkan momentum Olimpiade Beijing 2008 sebagai era baru bagi 
kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di China.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum AJI Heru Hendratmoko dalam keterangan 
tertulis yang diterima okezone, Jumat (7/8/2008).

Menurutnya, sepanjang tahun 2007 wartawan asing melaporkan beragam 
kasus seperti pelecehan, ancaman dan serangan ketika melakukan 
peliputan di daerah-daerah luar Beijing. Beberapa di antaranya 
ditahan. 

Demikian juga yang di alami para wartawan nasional. Bahkan beberapa 
penerbitan dilaporkan telah ditutup karena laporan-laporan yang 
dianggap sensitif secara politis. 

"China Development Brief misalnya dihentikan penerbitannya pada 
tanggal 4 Juli 2007 oleh pemerintah Beijing, karena dituduh melakukan 
survei-survei tak berijin yang bertentangan dengan Undang-Undang 
Statistik 1983," katanya. 

Selain itu, pada 4 Agustus 2008, dua wartawan Jepang dipukuli secara 
brutal oleh polisi paramiliter Cina di perbatasan Kashgar, Xinjiang. 
Kedua korban itu Masami Kawakita (38), fotografer koran Chunichi 
Shimbun, dan Shinji Katsuta, (37), reporter dari Nippon Television 
Network. 

Pemukulan terjadi ketika mereka sedang meliput kekerasan Monday`s 
Attack, yaitu peristiwa penyerangan yang menewaskan 16 orang anggota 
kepolisian Cina. 

Saat ini, meski menjanjikan "kebebasan media secara penuh" selama 
Olimpiade 2008, pemerintah Beijing menerapkan standar ganda bagi 
wartawan asing dan nasional. 

Padahal sebelumnya, Pemerintah Beijing berjanji untuk memperbaiki 
penerapan hak asasi manusia saat memperjuangkan posisinya menjadi 
tuan rumah Olimpiade 2008.

"Pembatasan, pelecehan pihak berwenang Cina terhadap media, 
penyensoran di internet jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip 
utama Piagam Olimpiade, khususnya mengenai "penghormatan terhadap 
prinsip-prinsip moral yang universal dan mendasar" serta "pelestarian 
martabat manusia". Momen Olimpiade seharusnya dijadikan era baru bagi 
kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Cina," tandas dia. (fit)

Kirim email ke