Kalau begitu mesti ditanya tip yang diberikan pada si pejabat itu berapa besar? 
Kalau dilampung sudah dirasa cukup dan oleh karenanya tidak lagi diminta surat 
jimat SBKRI itu, tapi untuk di Jakarta dirasakan kurang, coba dikasih banyak 
sedikit, ... Dasar, sial kalau ketemu keparat jadi aparat!

  ----- Original Message ----- 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 01, 2008 3:36 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI 
==> Uli


  Terakhir g bikin passport taon lalu engga diminta tuh sbkri, skkri, wni or 
apapun juga, cuma ktp n kk aja ama tips secukupnya hehehehe. Tp itu di lampung, 
beberapa bln lalu tmn g di jkt bikin passport buat anaknya tetep aja diminta 
tuh sbkrinya padahal tips juga dah secukupnya hehehe
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



------------------------------------------------------------------------------
  From: "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]>
  Date: Wed, 1 Oct 2008 08:45:18 +0800
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI 
==> Uli



  Liquid,

      Ellu sih potongannya kayak Cino, bahkan model Cino yang nyusup, KTP dan 
surat lahir hasil dari tembakan, jadi, ... yaah maklumlah harus dikejar terus 
SBKRI ortu bahkan SKKRI engkong. Heheheee, ...

      Kalao mengejar SBKRI hanya untuk mengatasi segelintir, yang katanya tidak 
lebih dari 500 orang Tionghoa penyusup itu, selesaikan masalah warga penyusup 
ini secara khusus saja. Tapi, tidak dengan cara, begitu melihat tampang model 
Liquid lalu harus keluarkan SKKRI Engkong untuk buktikan dirinya WNI. Itu kan 
keterlaluan namanya. Bikin orang dongkol, dan jelas itu sikap mendiskriminasi 
yang TIonghoa! Apa dosa dan salahnya warga yang baik-baik model Liquid itu? 
Lalu, kalau beneran dia termasuk yang nyusup itu? 

  Mereka-mereka yang nyusup kembali, yang saya ketahui banyak terjadi ditahun 
72 -- awal 80-an, jadi juga sudah 30-an tahun  hidup kembali di negeri tempat 
kelahiran mereka. Saya yakin, pada umumnya mereka hidup sebagai warga yang 
baik-baik. Bukan parasit yang merugikan negara dan rakyat. Bagi mereka yang 
berbuat jahat, melanggar hukum, ya jeratlah dengan HUKUM yang berlaku.

  Pelajari dengan baik, bagaimana mentuntaskan masalah pembajakan KTP-surat 
lahir bahkan SBKRI itu jangan sampai terjadi terus. Carilah jalan pemecahan 
masalah sebaik-baiknya. Jangan lagi gunakan konsep "Kalau bisa dipersulit, 
kenapa harus disederhanakan!".   

      Jangan teruskan kejar SBKRI bagi Tionghoa untuk bikin segala macam surat, 
untuk sekolah,... Sudah seharusnya diakhiri. Dalam kenyataan meneruskan sikap 
hanya mencurigai TIonghoa dan meminta keluarkan SBKRI untuk buktikan dirinya 
WNI adalah sikap mendiskriminasi Tionghoa. Kenapa yang turunan Arab, turunan 
India bahkan turunan Melayu yang jelas dikategorikan membahayakan dengan 
munculnya penyelundup dari Terroris dari Malaysia, tetap saja tidak dikejar 
SBKRI? Tidak usah begitu!

      Jadi, keputusan UU No.12/2006 sudah betul tidak memberlakukan lagi SBKRI 
itu. Bagaimana pelaksanaan dilapangan, ya harus ditemukan cara yang paling 
baik. Agar tidak lagi terjadi karena Tionghoa harus dikejar SBKRI lagi, dengan 
demikian bisa betul-betul memperlakukan TIonghoa sama dengan warga lainnya dari 
suku-suku yang ada, cukup gunakan KTP/Surat lahir untuk buktikan dirinya WNI. 
Itu saja.

  Salam,
  ChanCT

    ----- Original Message ----- 
    From: Liquid Yahoo 
    To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
    Sent: Wednesday, October 01, 2008 12:03 AM
    Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI 
==> Uli


        Kalo blon punya akte lahir ya bikin akte lahir dong, masa SBKRI....

        Tahun ini gue bikin passport buat anak gue, tetep di minta SKKRI bokap 
    gue tuh....



    ----- Original Message ----- 
    From: "Ulysee" <[EMAIL PROTECTED]>
    To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
    Sent: Tuesday, 30 September, 2008 21:58
    Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI 
    ==> Uli


    > Emang jaman dulu, khan ngomongin kenapa sampe muncul SBKRI,
    >
    > Hal nya sekarang, ya bo ceng li donk kalau seumuran kita masih tanya
    > SBKRI,
    > lha wong itu khan dibutuhkan di masa transisi, jaman engkong sama babeh.
    >
    > Sekarang, rata rata anak umuran kita udah punya akte lahir,
    > yang di paling atas sudah menjelaskan kewarganegaraan anak yang baru
    > lahir tersebut. Jadi ngapain nanyain SBKRI nenek, emak, apa segala, khan
    > sudah jelas, begetoh.
    >
    > Gue bilang rata rata, belon semua, cina benteng masih banyak yang nggak
    > punya akte lahir, hehehehe.
    > Iya khan, Oom Liquid???
    >
    > -----Original Message-----
    > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
    > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Liquid Yahoo
    > Sent: Tuesday, September 30, 2008 9:33 AM
    > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
    > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman
    > SBKRI ==> Uli
    >
    >
    > Ruwet itukan jaman dulu bu, waktu jaman kuda gigit besi, sekarang kalo
    > masih diberlakukan apa masih etis?
    >
    > SKKRI / K1 itu penting karena itu adalah Surat Ketetapan Kewarganegaraan
    >
    > Indonesia, tapi SBKRI itu untuk apa? Apa yang harus di Buktikan lagi
    > kalo
    > uda punya KTP?! Takut palsu, ya ditakutin aja semuanya, terus korbanin
    > deh
    > tuh para TiongHua yang nasioanalis....
    >
    > Nanti terus SBKRI juga takut dipalsuin terus bisa keluar surat yang
    > harus di sahkan President, yaitu SBKBBWNKRI (Surat Bukti Kalau
    > Bener-Bener
    > Warga Negara Kesatuan Repuplik Indonesia)....
    >
    > Terus nanti takut di palsuin juga, hehehehehe....
    >
    > ----- Original Message ----- 
    > From: "ulysee_me2" <[EMAIL PROTECTED]>
    > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
    > Sent: Monday, 29 September, 2008 08:52
    > Subject: [budaya_tionghua] Re: Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI
    > ==>
    > Uli
    >
    >> Hooh Kang. Bukannya gue pro dengan adanya SBKRI, ladang pungli itu.
    >> Gue juga sama kheksim nya. Tapi mikirin cengli aja lah, gue
    >> menganggap bahwa SBKRI itu muncul saking ruwetnya ngurusin Tionghoa
    >> Asing yang menurut ZFY waktu itu jumlahnya cukup "signifikan".
    >>
    >> Bener, Engga beda sama Malaysia yang kelimpungan kebanjiran
    >> sama 'pendatang haram' yang jumlahnya signifikan sehingga jadi
    >> potensial masalah dalem negri, getoh khan?
    >>
    >> Bukan mendingan ngurusin WNI lebih banyak atau WNA lebih banyak, tapi
    >> lebih pada kejelasan STATUS HUKUM, ini orang diperlakukan sebagai WNI
    >> atau WNA? Atas dasar apa?
    >> Nah saat itu banyak yang statusnya nggak jelas, sebab dengan stelsel
    >> pasif tionghoa2 ini jadi WN Indonesia juga, jadi WN RRC juga.
    >> Kalau ada apa-apa, bingung, yang tanggung jawab Indonesia atau RRT?
    >>
    >> Untuk itu sampai perlu perjanjian dwi-kewarganegaraan Indonesia-RRT.
    >> yang tujuannya untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan ini
    >> dan jangan sampai kejadian lagi, caranya mending gimana, pasif, atau
    >> aktif, begetoh khan?
    >>
    >> Bedanya, yang waktu itu yang menolak yang harus aktif menolak nolak,
    >> sesudah taon 50, yang mau ngambil yang kudu aktif ambil ambil. dua
    >> duanya juga butuh aktif aktif kok, masalahnya siapa yang disuruh
    >> aktif aktif.
    >>
    >> Stelsel pasif memudahkan admin?? hihihi enggak juga tuuuuuuh, mau
    >> aktip mau pasif sama aja admin lieur. Yang beda, dengan stelsel pasif
    >> tionghoa2 yang nggak ngerti urusan banyak yang dobel
    >> kewarganegaraannya,
    >> dengan stelsel pasif, tionghoa2 yang nggak ngurus banyak yang jadi
    >> stateless.
    >>
    >> Mendingan mana? ya nggak ada mendingnya, tetep aja kudu diurus,
    >> heheheh.
    >>
    >> Keamanan negara, kali maksudnya negara nggak mau direpotin sama
    >> pendatang haram itu kali, bukan keamanan dalam hal ribut ribut atau
    >> rusuh rusuh kali ya. Tanya aja ama yang ngomong, apa maksudnya tuh
    >> keamanan negara.
    >
    > No virus found in this outgoing message.
    > Checked by AVG.
    > Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.5 - Release Date: 9/28/2008
    > 12:00 AM
    >
    >
    >
    > ------------------------------------
    >
    > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
    >
    > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
    >
    > .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
    >
    > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
    >
    > Yahoo! Groups Links
    >
    >
    >
    > 



    ------------------------------------

    .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

    .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

    .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

    .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

    Yahoo! Groups Links





----------------------------------------------------------------------------



    Internal Virus Database is out of date.
    Checked by AVG. 
    Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 2008/9/24 
_U__ 06:51


   


------------------------------------------------------------------------------



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 2008/9/24 
$U$H 06:51

Reply via email to