Dipo:
Mungkin cara yang baik untuk melawan arus informasi mengacau ini
adalah dengan membalas menerbitkan buku2 yang bermutu. Tidak perlu
dengan buku yang isinya melawan secara spesifik, tapi dapat dengan isi
yang menjelaskan sisi positif pihak yang diserang. Semacam seri
kumpulan sastra Melayu Tionghoanya Gramedia itu, atau Sam Po Kong dari
Remy Sylado. Tetapi buku2 ini termasuk agak berat, sehingga tidak
terlalu populer ya. 

KH:
Saya tidak setuju kalau buku tulisan 23 761 (remi sylado) termasuk buku yang 
"positif". Dulu di milis ini pernah dibahas tentang tulisan2nya yang justru 
cenderung "menegatifkan" Tionghoa.
 
salam,
KH


--- On Fri, 10/10/08, dipodipo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: dipodipo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Re: buku baru (3)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, October 10, 2008, 7:04 PM






Saya setuju dengan pendapat Ophoeng bahwa membahas buku yang jelas2
mengacau dapat membuat makin populernya buku tersebut. Hal ini hanya
akan membuat tercapainya tujuan sipenulis. Dilain sisi, jika tidak
dibahas, penerbitan buku2 ini akan terlewat dari radar banyak orang.

Mungkin cara yang baik untuk melawan arus informasi mengacau ini
adalah dengan membalas menerbitkan buku2 yang bermutu. Tidak perlu
dengan buku yang isinya melawan secara spesifik, tapi dapat dengan isi
yang menjelaskan sisi positif pihak yang diserang. Semacam seri
kumpulan sastra Melayu Tionghoanya Gramedia itu, atau Sam Po Kong dari
Remy Sylado. Tetapi buku2 ini termasuk agak berat, sehingga tidak
terlalu populer ya. 

Jika ada buku2 humor atau komik, semacam seri Mati Ketawa Ala Gus
Dur,saya rasa akan lebih efektif untuk melawan buku2 tidak jelas itu.
Mungkin judulnya Mati Ketawa Ala Tiong Hoa/Cina/Tjina ya ? 

Salam

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
>
> Pak Akhmad, 
> 
> Saya setuju anda, hanya saja yang membahasnya jangan ikut ngaco,
sebab merasa kengacoannya dapat bala bantuan dari buku. 
> Salam
> Liang U
> 
 














      

Kirim email ke