* setelah 1965 - sekolahnya ditutup, gurunya nganggur atau ngajar
diam-diam di rumah, muridnya putus sekolah atu pindah sekolah. 
kejadian sama nyokap sih, pindah masuk ke sekolah katolik, dengan
catatan, kalau ada pemeriksaan ngumpet di kantin. 
 
* yang sibuk urus kewarganegaraan setelah kejadian itu, ya totok juga ya
babah juga, semua yang dianggap tionghoa menurut staatblaad kena deh. 
Bukan GANTI kewarganegaraan lhoh, tapi URUS kewarganegaraan.
 
* Istilah totok dan babah sudah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia
lhoh.
 
salam, 
Uly
 

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, October 11, 2008 1:13 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Sekolah Mandarin Diminati



maaf, numpang banyak sekali pertanyaan, 

apa yang terjadi dengan guru2 dan sekolah yang kehilangan banyak
muridnya?

lalu, yang ganti kewarganegaraan itu campuran dari kalangan totok dan
babah, atau yang babah aja?

oh iya, kalau gitu sebelum ada peraturan sekolah asing itu, istilah
totok dan babah gak ada?

salam, edith

-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Fri, 10 Oct 2008 20:30:41 -0700 (PDT)
> Von: liang u <HYPERLINK
"mailto:liang_u%40yahoo.com"[EMAIL PROTECTED]>
> An: HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com
> Betreff: Re: [budaya_tionghua] Re: Sekolah Mandarin Diminati

> Maaf, nimbrung sedikit, 
> Di banyak sekolah Tionghoa dulu, selalu ada pribuminya, memang tidak
> dilarang. Saya tahu tepat banyak anak pribumi yang sebetulnya ingin
sekolah
> Tionghoa, kesulitannya mereka tak punya dasar, sedang anak Tionghoa
waktu itu
> kebanyakan mengerti beberapa kata umum dalam dialek Hokkian. Mereka
salah
> mengerti, disangkanya itu adalah bahasa Mandarin. Orang sudah bisa,
kami tak
> tahu apa-apa, mana bisa mengejar? begitu keluhan umum, yang sebetulnya
> salah kaprah. 
> Baru pada akhir tahun 50-an atau awal tahun 60-an, keluar peraturan
> pemerintah, bahwa sekolah Tionghoa dikatagorikan sekolah asing dan tak
boleh
> menerima warga negara Indonesia (jadi bukan pribumi saja yang tak
boleh).
> Terjadilah perpindahan besar-besaran. Baperki yang merupakan
organisasi Tionghoa
> wni waktu itu, mendirikan sekolah untuk menampung, kalau tak salah Sin
> Ming Hui juga. Di Bandung Xinmin Xuexiao, dijadikan sekolah Sin Min
untuk wni.
> Banyak pribumi yang lulusan sekolah Tionghoa termasuk seorang jenderal
> yang sekolah yang baru pindah setelah keluar peraturan itu. Demikian
juga Tan
> Yu Hok, pahlawan bulutangkis Indonesia, orang Indonesia pertama yang
> menjuarai All England. 
> Sejak itu, istilah babah dan totok mulai mencuat, memang masyarakat
> Tionghoa terpecah menjadi dua (sebetulnya sengaja dipecah), sebelum
itu meskipun
> ada yang sekolah Tionghoa dan ada yang sekolah Belanda, mereka tetap
> bekerja sama (lihat penuturan Pak Dr. Han Hwie Siong berkali-kali di
bidang rumah
> sakit). 
> Sekolah Tionghoa dilarang total pada awal Pemerintahan Orde Baru,
kemudian
> disusul pelarangan semua yang berbau Tionghoa, organisai, budaya, adat
> istiadat, surat kabar, majalah, nama toko, nama jalan, dan juga huruf
> Tionghoa, nama Tionghoa "dianjurkan" untuk diganti, dengan apa saja
asal bukan
> Tionghoa. Semua orang yang terbang masuk ke Indonesia, diberi
pemberitahuan
> benda apa yang dilarang, termasuk narkotik,...-. dan huruf Tionghoa.
Jadi huruf
> Tionghoa sudah disederajatkan dengan narkotik.
>  
> Mengenai istilah Sekolah Mandarin secara bahasa jelas salah, kaum
Mandarin
> adalah para pejabat, bahasa Mandarin adalah terjemahan dari Guanhua,
guan
> pejabat, hua bahasa. Bahasa pejabat yang dimaksud adalah bahasa yang
> dipergunakan pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya. Karena
beberapa dinasti
> akhir beribu kota di Beijing, yaitu dinasti Yuan/Guan, dinasti
> Ming/Beng/Bing yang mula-mula di Nanjing, kemudian dipindahkan ke
Beijing, the Forbidden
> City atau Gugong itu dibuat mulai dinasti Ming, kemudian dinasti
> Qing/Ceng. Selain itu bahasa Mandarin itu berasal dari dialek Utara,
dialek terbesar
> di Tiongkok, sehingga syarat menjadi bahasa nasional terjadi dengan
> sendirinya.  Karena pusat di Beijing maka yang dijadikan logat standar
adalah
> logat Beijing. Oleh pemerintah Kuomintang bahasa ini disebut
Guoyu/Kuoyu atau
> bahasa nasional, oleh pemerintah sekarang diganti menjadi bahasa umum
atau
> putonghua. Istilah putonghua bertolak belakang dengan istilah
> mandarin. Kalau bahasa Mandarin berarti bahasa pejabat, sehingga
memberi
> kesan bahasa segelintir orang, putonghua adalah bahasa umum, jadi
bahasa
> yang lazim dipergunakan di mana-mana baik oleh orang Han ataupun
minoritas.
> Ada 55 bangsa minoritas menurut statistik resmi. Tentu saja disamping
bahasa
> umum masih ada dialek dan bahasa minoritas, yang diberi hak hidup
bahkan
> dilindungi oleh undang-undang. Oleh karena itu kalau kita pergi ke
daerah
> minoritas, ke Xinjiang, anda akan melihat banyak huruf Arab baik pada
nama
> jalan, nama kantor dll. Itu bukan bahasa Arab tapi bahasa Uygur yang
> menggunakan alphabet Arab. Di Tibet akan anda melihat huruf Tibet
disamping huruf
> Tionghoa dan Latin, yang Latin adalah Hanyu Pinyin yang sudah
disesuaikan
> dengan bahasa setempat. Misalnya Urumqi (u-nya pakai umlaut) ibukota
daerah
> otonom (setingkat propinsi) Xinjiang, anda melihat Xigaze di Daerah
Otonom
> TIbet dsb.
>  
> Jadi sebutan sekolah Mandarin memang salah, sebab kalau diartikan
secara
> harafiah, artinya sekolah pejabat. Yang tepat adalah sekolah berbahasa
> Tionghoa. Siapapun yang mau masuk boleh saja. Tapi dalam bahasa memang
sering
> terbentuk kata yang salah tapi sudah umum, yah, kalau tidak
menyebabkan salah
> mengerti untuk yang membaca sebetulnya tak apa-apa. Dulu hampir semua
> angkutan kota adalah Honda, maka orang kalau bilang mau naik angkot
akan bilang
> naik Honda, bahkan ketika Daihatsu mulai masuk ke pasaran angkot, ada
> orang yang bilang, tuh naik Honda baru, Honda Daihatsu!
> Sudah Honda Daihatsu pula, dari segi bahasa salah, tapi orang
mengerti,
> yah sudahlah untuk apa diperdebatkan, kecuali kalau kita
memperdebatkan
> penggunaan bahasa Indonesia yang benar.Kalau itu yang diperdebatkan,
yang
> menggunakan kata, gue...elu,.. busyet....dong, ......dll juga harus
diluruskan,
> sehingga terbentuk bahasa Indonesia yang benar. 
>  
> Salam
> Liang U
> 
> 
> --- On Sat, 10/11/08, ardian_c <HYPERLINK
"mailto:ardian_c%40yahoo.co.id"[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: ardian_c <HYPERLINK
"mailto:ardian_c%40yahoo.co.id"[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Sekolah Mandarin Diminati
> To: HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com
> Date: Saturday, October 11, 2008, 1:28 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Chan shu2,
> 
> jd sebenernya khan sekolah tionghoa itu terbuka buat siapapun khan ?
> Setelah ada ketentuan dari pemerintah baru berubah khan.
> 
> Saya tau jelas sekolah tionghoa itu bebas buat siapapun soalne ada org
> yg jelas2 non tionghoa, oom Wxxx yg pernah ketemu ama saya ngaku ex
> murid papa saya kok.
> Doeloe katanya seh diajarin budi pekerti KHC, kayak memberi hormat kpd
> yg tua.
> Belon lagi katanya jg setiap pagi mrk dikasih susu dan sarapan pagi.
> Omm Wxxx itu bilang kalu jaman doeloe sekolah Tionghoa termasuk
> sekolah yg bagus, murah, mendidik budi pekerti. Kata dia seh beda sama
> jaman sekarang yg serba komersil, kotak2in pake agama segala macem.
> 
> Chan shu2 ngerasain sekolah jaman itu gak ?
> 
> Rasanya seh sekolah ex Bahua mayoritas murid2nye org Tionghoa kok.
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Bung Ardian yb,
> > 
> > Tidak ngaco. Sebelum tahun 1958, sekolah-sekolah TIonghoa memang
> tidak membatasi hanya anak-murid Tionghoa saja, bahkan turunan India
> juga ada. Tapi setelah tahun 1958 dikeluarkan ketentuan bagi yang WNI
> tidak lagi boleh masuk disekolah TIonghoa, konkritnya tahun 59
> dilaksanakan, maka sekolah TIonghoa hanya diperuntukkan Tionghoa yang
> WN-Asing.
> > 
> > Yang saya belum yakin, bentuk sekolah Tionghoa, ex Ba Hua di Serpong
> sekarang mengambil bentuk apa? Kabarnya sudah ada beberapa sekolah
> menggunakan 3 bhs. Pengantar, Indonesia, Inggris dan TIonghoa, dengan
> santar sekolah nasional. Sekolah demikian ini, sekalipun tidak
> tertutup bagi yang non-Tionghoa, tentu saja sangat sedikit atau bahkan
> barangkali bisa dikatakan tidak ada. 
> > 
> > Salam,
> > ChanCT
> > 
> > ----- Original Message ----- 
> > From: ardian_c 
> > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> > Sent: Friday, October 10, 2008 10:38 PM
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Sekolah Mandarin Diminati
> > 
> > 
> > ngaco aja, bokap gw ngajarin disekolah tionghoa itu ada bbrp yg
> pribumi.
> > 
> > istilah sekolah tionghoa jaman doeloe itu bahasa pengantarnya
mandarin
> > jg ada pelajaran bahasa indonesianya lage.
> > 
> > Sekarang kalu gw sebut BA HUA di Serpong yg ex sekolah tionghoa BA
HUA
> > jaman doeloe itu emangnya gak ada yg pribumi di Ba Hua ?
> > Yakin ??????????? Yakin gak semuanya harus tionghoa ?
> > 
> > Lagian istilah tionghoa itu KHAS INDONESIA.
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Liquid Yahoo" <liquidha@>
> > wrote:
> > >
> > > Thanks atas penjelasannya bro Alfonso, bener juga ya....
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ----- Original Message ----- 
> > > From: "Alfonso" <degaan36@>
> > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > > Sent: Friday, 10 October, 2008 02:16
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Sekolah Mandarin Diminati
> > > 
> > > 
> > > > Alfonso: Yang bener ya sekolah Mandarin, bro. Maksudnya
> sekolah yang 
> > > > mengajar semua pelajaran dalam bahasa Mandarin. Kalau sekolah 
> > > > Tionghoa, muridnya harus orang Tionghoa semua. Ya jelas,
> peraturan 
> > > > kalimat terakhir ini ga mungkin terjadi di Indonesia, apalagi
> > sekarang.
> > > > 
> > > > Alfonso
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Liquid Yahoo"
> <liquidha@> 
> > > > wrote:
> > > >>
> > > >> Yang bener itu tulisannye sekolah TiongHua atau Mandarin sih?
> > > >> 
> > > >> Sorry one liner, abis penasaran dari segi sastra....
> > > > 
> > > > 
> > > > ------------ --------- --------- ------
> > > > 
> > > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > > > 
> > > > .: Website global HYPERLINK
"http://www.budaya-"http://www.budaya- tionghoa. net :.
> > > > 
> > > > .: Pertanyaan? Ajukan di
> > HYPERLINK "http://groups."http://groups. yahoo.com/ group/budaya_
tionghua :.
> > > > 
> > > > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
> HYPERLINK "http://iccsg."http://iccsg. wordpress. com :.
> > > > 
> > > > Yahoo! Groups Links
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > >
> > >
> > 
> > 
> > 
> > ------------ --------- --------- ------
> > 
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > 
> > .: Website global HYPERLINK "http://www.budaya-"http://www.budaya-
tionghoa. net :.
> > 
> > .: Pertanyaan? Ajukan di
> HYPERLINK "http://groups."http://groups. yahoo.com/ group/budaya_
tionghua :.
> > 
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK
"http://iccsg."http://iccsg. wordpress. com :.
> > 
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
> > 
> > 
> > 
> > No virus found in this incoming message.
> > Checked by AVG. 
> > Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.6/1715 - Release Date:
> 2008/10/8 _U__ 07:19
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 


 


Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.6 - Release Date: 10/5/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.6/1711 - Release Date:
10/6/2008 5:37 PM
 

Kirim email ke