sistim rangking ada disekolah bhs Indonesia,dari tingkat SD sampe SMA, sampe th 90an lihat rapor keponakan masih ada, sekarang kurang tau.
--- On Mon, 13/10/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] Ooops, Sorry, Mestinya 1966. (Was: Jangan Lupakan Sekolah Chung Chen.) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, 13 October, 2008, 6:29 PM Ada sebuah tradisi di sekolah Tionghoa, yakni selalu menuliskan rangking si anak dalam rapornya. hal ini saya lihat tak menjadi hal umum di sekolah2 Indonesia. entah pertimbangnnya apa? --- On Sun, 10/12/08, Ophoeng <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Ophoeng <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [budaya_tionghua] Ooops, Sorry, Mestinya 1966. (Was: Jangan Lupakan Sekolah Chung Chen.) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, October 12, 2008, 5:49 AM Bung Chan CT dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ooops, sorry. Maksud saya tentu 27 Maret 1966, bukan 1965. Saya ingat tanggal-nya, sebab sebelumnya, entah lupa tahun berapa, ada peristiwa shan-erl-chi (27 Maret) ketika toko-2 di Cirebon dilempari baru, dan para jago kuntauw keluar mem- bela diri. Yang terkenal waktu itu tentu Si Kim Ok (tukang ba- bi) dengan bawa-bawa golok babi dan rante, juga encek Shan- tung (Kiang Hong Seng?) dan anak-anaknya, mereka semua jado silat - kuntauw di Cirebon. Kalau soal di sekolah Katolik, banyak anak-anak ex THHK se- kolah di sana, dan rata-rata hasil rapor pelajaran dan olahra- ga-nya bagus. Bukan saya yang dimaksud. Tentu dalam pela- jaran lain-lain berbasa Indonesia. Cuma beda bahasanya toh. Kalau saya mah cuma dalam bahasa Indonesia-nya ajah yang lumayan bagus, walau ex THHK yang berpengantar Tionghua. Budi pekerti di THHK, yang saya ingat sih ndak ada pelajaran khusus ttg budi pekerti. Saya kebetulan masih menyimpan ra- por waktu kelas 1 SD. Adanya: (1) Bhs.Tionghoa, Mengarang, (2) Menulis (huruf Tionghoa), (3) Berhitung, (4) Pengetahuan Umum, Bhs. Indonesia, Ilmu Sengpoa, Sedjarah, Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Sedjarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, (4) Seni Suara, (5) Latian Djasmani, (6) Menggambar, (7) Pekerjaan Ta- ngan. (Yang tidak ada nomor belum diajarkan di kelas 1). Ada penilaian 'budi pekerti' (chao-shing) itu dilakukan oleh guru wali kelas. Tidak ada pelajaran khusus-nya. Saya cukup interes pada bidang sastra sejak kecil, terutama sajak-sajak, jadi kalau sanzi-jing diajarkan, mestinya saya akan ingat. Semasa TK, rapornya juga cuma berisi tanda '+' dan '-' (minus) tidak ada angka-angka. Kerjanya juga maen-maen balok kayu dibikin rumah-rumahan, perosotan, makan dan minum susu, lalu diajari baca huruf dengan lihat gambar besar-besar di de- pan kelas, gambarnya berupa peralihan dari icon menjadi huruf. Misal (yang saya ingat persis) huruf 'shan' (gunung) dan 'mu' (kayu) dan 'ren' (orang), di Cirebon diajarkan bunyinya 'jen'. Jaman dulu, rapornya cuma selembar kertas yang kalau dibuka cuma seukuran setengah folio. Tiap kelas dibuatkan satu lem- bar begitu saja. Makanya saya cuma punya satu lembar yang TK-A dan Kelas-1 SD. Yang lain entah tercecer ke mana. Sekali lagi sorry. Terima kasih. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sahabat-sahabat sekalian, Jadi menguji daya ingatan, yang jelas sudah banyak lupa dimasa kanak-kanak. Nampaknya Liang-heng dimasa-masa peralihan itu yang sudah menajak dewasa, jadi mestinya banyak lebih tau persoalan? -------dipotong- ------- Tapi, Ophoeng-heng, kenapa di Cirebon sekolah THHK ditutup tgl. 27 Maret 1965 sebelum G30S, ya? Karena sekolah-sekolah yang berorientasi ke RRT, yang saya tau di Jakarta umumnya bisa bertahan sampai pertengahan 1966. Kalau tidak salah ingat, sekolah-sekolah itu bubaran sudah diawal tahun 67, entah istilah mana yang lebih cocok dirampas, diambil alih, atau diduduki oleh TNI. Barangkali ada kawan yang masih ingat jelas? Salam, ChanCT