Setuju sekali!

Perdebatan macam itu samasekali tak ada gunanya.

Sdr Bangka katakan: " terus terang saya pribadi amat tersinggung 
sekali, tapi saya coba jelaskan dengan kemampuan agama Kongfucu sy yg 
masih dangkal, dan ternyata saya kalah...."

Sdr Bangka, anda keliru, disini TAK ada yang kalah, TAK ada yang 
menang. Semua ngawur!

Satu satunya, yang anda dapat lakukan, sdr Bangka, menurut hemat 
saya, ialah MEMPERDALAM pengetahuan agama anda. Di milis ini banyak 
suhu suhu yang andal, atau anda hubungi situs Konfucius atau Tao. 
Berdiskusilah dengan mereka. Atau ajukan pertanyaan pertanyaan anda 
mengenai Confucianism di milis ini.

Selama anda TAK tahu apa apa mengenai agama anda, anda takkan mampu 
berargumentasi yang layak, guna menerangkan iman anda sendiri.

Menyerang agama lain, yang menyerang anda, memang seru, seperti di 
cersil, tetapi in the long run TAK ada manfaatnya. Andaikan 
anda "berhasil" menyerang penganut Katholik atau Protestant (dinegeri 
kita disebut Kristen, yang adalah aneh, sebab semua agama yang 
mengagungkan Kristus diluar Indonesia, misalnya di Eropa, disebut 
Kristen), lalu so what?

Mentertawakan agama orang lain jauh lebih mudah daripada secara jujur 
memahami agama sendiri, yang biasanya diwarisi dari orangtua.

Salam

danardono







--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Perkataan seperti itu memang bikin panas, tapi kalau disahutin juga 
> belum tentu bermanfaat, maka ambil jalan tengah saja, mendingin kan 
> telinga lalu belokkan pembicaraan ke masalah lain. 
> 
> kecuali kalau lu memang mau ngajak perang, hihihihi, maka ada 
> seribusatu jurus untuk ngadepin orang-orang fanatik. 
> 
> 
> Jurus2 yang sering dipakai antara lain : balik menyerang dengan 
> menjelek jelekkan kepercayaan lawan, challange logika yang dia 
pakai, 
> ajak debat panjang lebar sampai dia duluan yang capai dan nyerah 
> sambil ngomel lu ini anak muda nggak mau dengar kata orang tua, 
> stamina debat lu pasti menang donk, hehehe. 
> 
> 
> Tapi kesemua jurus itu samasekali nggak ada mafaat,  cuman 
memuaskan 
> diri sesaat dengan cara yang bikin lu sama gilanya dengan dia. 
> Sementara  lu tetep dengan kepercayaan lu; dan dia tetep dengan 
> kepercayaan dia. 
> 
> 
> Mudharatnya sih sudah pasti, dia semakin kheksim dengan penganut 
> agama lu, kali lu sendiri dia anggap harus di tengking, huehehehe. 
> Dan lu semakin sewot dengan agama yang dia anut. Jadi menurut game 
> theory jalan yang paling menguntungkan adalah mempraktekkan kata 
> bertuah "Agama mu untuk mu dan Agama ku untukku" 
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "bangka80" <bangka80@> 
> wrote:
> >
> > Salam sejahtera,
> > saya newbie di forum ini,
> > tapi saya ingin tanya sama saudara/i sekalian.
> > 
> > Orang tua saya agamanya Katolik, trus punya teman yg fanatik 
sekali 
> > dgn agamanya Kristen, dan masalahnya saya agamanya Kongfucu.
> > Lalu saya mohon pencerahan bagaimana caranya bisa menghadapi dan 
> > menangkis kata2 dari teman ortu saya.
> > 
> > Yang inti atau isi dari perkataannya adalah bahwa dewa/dewi itu 
> adalah 
> > setan, dan orang2 loktung itu adalah orang yg kemasukan setan, 
dan 
> > terus terang saya pribadi amat tersinggung sekali, tapi saya coba 
> > jelaskan dengan kemampuan agama Kongfucu sy yg masih dangkal, dan 
> > ternyata saya kalah. 
> > 
> > Serta saya ingin apakah sudah ada e-book yg berisikan kitab suci 
> > Confucius, kalo bisa yg sudah terjemahan Indonesia.
> > Mohon pencerahan dari saudara/i seforum sekalian.
> > 
> > Martin.
> >
>


Reply via email to