Bung ChanCT dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Sorry, nampaknya ada dua topik yang berbeda, jadi saya respon posting Bung ChanCT dalam dua 'babak' nih ya. Ini babak pertama, soal makanan. Bung ChanCT baru kembali dari Surabaya, wah, kalau tahu saya mau pesen bandeng asep dari Sidoarjo. Makannya dicocol pake saus petis + sambel, weleh-weleh...... makan-nya mesti ajak mertua, supaya ndak terlupakan! Kupang Surabaya, biasanya dimakan pake lontong. Digerusin cabe dan ba- wang putih goreng, petis ikan dan petis kupang (selalu kudu dua macam), lalu disiram kuah kupangnya. jangan lupa kucuri jeruk nipis, supaya aro- manya tidak begitu anyir, dan rasanya bertambah menjadi legit, asem, ma- nis dan asin, ramai rasanya! Mestinya sih kupang itu lelembut bersodaraan ama kekerangan, begitu lembutnya sampai ndak ada car lain untuk meng- olahnya menjadi kupang lontong, atau emping kupang: ditarok di tengah-2 emping, ditempelkan pas waktu empingnya masih basah. Rujak cingur Surabaya? Hmmm.... memang bikin kangen. Petisnya sungguh berani. Anda sempat nyobain rujak cingur paling mahal sedunia gak? Kabar- nya seporsi sekarang berbandrol Rp 100.000 - dengan cingur sama ajah ci- ngur sapi, bukan cingur gajah atawa onta. Mong-omong soal petis, sampai sekarang saya belum melihat ada orang yang sedoyan dan gemar sekali akan petis seperti orang Surabaya - Jatim. Coba ajah lihat menu mereka yang pakai petis: rujak cingur, kupang lon- tong, tahu tek, tahu campur, rujak petis, telur petis, cocolan bandeng asep pake saus petis, bahkan swikee (kodok oh) pun diberi secolet petis di sen- dok sajinya. Mereka punya 3 macam petis: udang, ikan dan kupang (tam- bahan satu ada di Jateng, Boyolali, Ampel - petis sapi). Barangkali ada di antara anda yang tahu jawabannya ttg orang Surabaya doyan petis ini? Orang Surabaya suka Hoa-ciao? Saya sih bukan orang Surabaya, cuma dulu waktu kecil pernah mukim di sana, gara-gara dikasih libur panjang sekali ama pemerintah: SD THHK-nya di Cirebon ditutup sih, jeh! Hehehe...... Hoa-ciao, justru uniknya pan di rasa 'ma-la' yang menurut istilah anda, Bung ChanCT terasa seperti semutan di lidah atau bibir. Masaklah sapi cah hoa-ciao, agak merah ala angsio, wah, menuliskannya sajah sudah bikin saya ngiler nih! Kapulaga adalah sejenis rempah bahan campuran jejamuan dan bumbu dapur juga. Bisa juga berfungsi sebagai pengharum mulut. Bahkan orang Inggris me- nyebutnya sebagai 'grains of paradise'. Sila lihat uraiannya di sini: http://id.wikipedia.org/wiki/Kapulaga http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=296 http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/16/kapulaga/ http://en.wikipedia.org/wiki/Cardamom Sebenarnya ada satu jenis rempah asal Sumatera - Padang dan Medan, yang lebih mirip hoa-ciao aroma dan rasanya, ada efek ma-la dan aroma kuatnya. Saya lupa lagi apa namanya. Katanya sih biasa dibuat sebagai campuran da- lam bumbu rendang dan gule khas Padang atau Medan. Bentuknya bulat, war- nanya hijau, kecil-kecil, lebih kecil dari leunca. Kalau digigit, rasanya sangat mirip hoa-ciao, dengan kadar lebih rendah 'semutan'nya. Begitu saja sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bung Ophoeng yb, Haha, baru kembali dari Surabaya, nih, ... ada satu lagi makanan di Surabaya yang masih saya ingat/terkenang sampai sekarang, kupang. Waaduuuh, mestinya sih binatang laut juga, yang bentuknya panjang-panjang tapi. Wuuaalaaah, dikasih sambel petis lagi. Sedaaap. Udah itu rujak cingur-nya juga uueeenak banget. Tapi, ... kenapa orang Surabaya bisa suka sama Hua-jiao (mungkin bunyinya lebih tepat tanpa h, jadi hua ciao), apa dinamakan juga shi-chuan paper? Saya mah nggak suka, yang terkadang bisa bikin lidah semutan. Hehehee, ... Lalu, apa itu kapulaga? Jenis makanan baru, ya? ------dipotong----- Salam, ChanCT