Benar sekali mas Hendri. Kita tak boleh sedikit sedikit sakit hati 
(sakit hati kok sedikit sedikit?).

Justru bangsa kita yang sangat plural ini naturally dihadapkan dengan 
masalah ini. Ini BUKAN sekedar kerjaan oknum oknum, atau hanya kasus 
satu dua biji... tetapi buanyak sekali..

Saya, sebagai seorang Jawa yang teman Tionghoanya sak-abrek abrek, 
50% Kristen Katholik, sisanya Kristen dari berbagai denominasi (dari 
Protestant, Tiberias, Bethel, Advent, GKI, GKBI, Anglikan, dlsb) 
sering mau tak mau menjadi saksi peng-Kristenan saudara Tionghoa Non-
Kristiani (Buddha, Konghucu, Islam), atau... yang lebih seru, saling 
peng-Kristenan saudara Tionghoa yang sudah Kristen... kurang kerjaan 
apa ya?

Dan, menjadi saksi, kalau ngobrol dengan saudara saudara Tionghoa di 
Glodok, Pasar Baru atau dimanapun, selagi belanja, bagaimana 
seseorang (biasanya anak muda) dengan ber-api api katakan "wah, pak, 
saya sudah insyaf, bukan lagi penyembah setan". 

Mati nggak?

Saya jawab: "Ehh, hati hati kalau ngomong, saya juga punya arca dewi 
Kwan Im, tapi saya bukan penyembah setan!. Apakah kewelas asihan 
seorang Kwan Im atau Awalokiteshwara simbol setan?". Mereka kaget.

Jawaban mereka sering ajaib: " Lho bapak agama apa?", saya jawab " 
saya mendalami Theravadda", mereka jawab lagi: " Bapak bukannya 
pribumi?". Wahh saya kesel deh, kalau sudah begini, saya 
jawab: "Lalu?, memang pribumi harus agama apa?". Akhirnya kita sama 
sama tertawa...

Salam

Danardono



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" <heny...@...> 
wrote:
>
> Milis ini bukan milik suatu golongan, terlebih-lebih aliran politik
> apapun. Namun bila ada banyak topik mengenai Konfusianisme, Taoisme,
> Buddhisme Tiongkok, harap maklum sebab kebudayaan Tionghoa selama
> ribuan tahun dipengaruhi oleh 3 filsafat ini. Selamat berdiskusi.
> 
> Siapapun yang tertarik boleh bergabung di forum ini, tidak ada 
batasan
> harus beragama tertentu. 
> 
> Fenomena sakit hati ini memang sangat nyata di kalangan Tri Dharma.
> Sebenarnya sakit hati ini bukan hanya tertuju ke kalangan nasrani,
> akan tetapi juga ke kalangan buddhis. Terutama yang non mahayana
> tiongkok. Mereka de-tionghua-nisasi nya juga luar biasa. Ini 
kenyataan
> di lapangan, saya juga tidak mau menutupinya. Saya sendiri di satu
> masa juga adalah pengikut fanatik aliran buddhisme tertentu yang
> sangat anti terhadap budaya tionghua.
> 
> Untuk yang masih suka mengumbar semangat anti agama/aliran tertentu
> saya cuma mau kasih sedikit ketikan. Anda-anda mungkin merasa sakit
> hati, tetapi coba tempatkan diri sebagai mereka-mereka yang menjadi
> sasaran kebencian anda. Ketika mereka-mereka itu mau kembali mencari
> tahu budaya tionghua, sudah pantaskah sikap anda terhadap mereka ?
> Kasihan sekali kalau mereka yang dulunya mungkin sekali mengalami
> paksaan harus beragama dan menghindari tuduhan komunis harus sekali
> lagi mengalami sikap yang sama dari anda-anda yang mengaku masih
> menghayati budaya tionghua.
> 
> Memang kenyataan sampai sekarang masih ada pihak-pihak yang 
bersikeras
> dalam upaya mengkonversi orang lain. Tetapi ini harus dilihat dengan
> jiwa yang besar, benarkah semua orang nasrani begitu ? Kalau saya
> perhatikan hanya sebagian kecil sekali. Sebagai manusia wajar jika
> mengamini karena nila setitik rusak susu sebelanga. Namun seorang
> manusia juga harusnya bisa belajar, berubah dan membuka pandangan
> bahwa generalisasi itu tidak baik. Coba balikkan kembali tuduhan
> banyak pihak kalau cina itu brengsek, anda mau dibegitukan juga ?
> Jikalau hendak membahas hal-hal demikian, haruslah diingat untuk
> menjaga tata bahasa yang dipakai agar sebisa mungkin tidak 
menyinggung
> perasaan orang lain. 
> 
> Untuk rekan-rekan nasrani, mungkin sangat gusar dengan topik 
beginian.
> Mohon juga bisa dimengerti bahwa tidak seperti peribahasa, kemarau
> yang panjang di hati manusia tidak akan hilang hanya dengan hujan
> beberapa tahun. Menurut saya justru benturan-benturan di berbagai
> tempat nantinya akan semakin membuka cakrawala kita semua. 
> 
> Ingatlah selalu ujaran Kongzi:
> - janganlah perlakukan orang lain apa yang kamu tidak inginkan 
terjadi
> pada dirimu sendiri
> - di segala penjuru kita semuanya bersaudara 
> - sesama penganut jalan suci janganlah saling mencela
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> Catatan: tim moderator sendiri juga ada yang dari kalangan nasrani, 
di
> dalam tim juga tidak terlepas dari perdebatan panas menyangkut topik
> panas hubungan nasrani dan budaya tionghua dan untuk beberapa saat
> bisa saja "musuhan" dalam arti persahabatan.
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo <tantono@>
> wrote:
> >
> > Saudara sekalian, marilah kita sudahi perdebatan yang nggak 
ketahuan
> > mengarah kemana dan maunya apa ini.  OK Bung G Suryana dan Bung
> David Wahyu
> > maunya apa sih, apakah mau kita semua orang Kristen menyingkir 
dari
> sini ?.
> > Atau mau menuntut orang Kristen secara class action karena dulu 
pernah
> > merasa disakiti atau bagaimana ?.  Saya pertanyakan ini juga 
kepada
> > moderator, apakah orang Tionghua Kristen seperti saya ini (yang 
pendeta)
> > boleh masuk dan mempelajari Budaya Tionghua.  Apakah kita harus 
selalu
> > disindir, dicacimaki pragmatis, oportunis dls.  Terus terangnya
> setiap kali
> > ada isu agama Kristen terus ada upaya mempojokkan/menyindir dan
> entah apa
> > lagi.  Bila mana demikian maka ganti saja nama milis ini jadi 
budaya
> > tionghua non kristiani !!!.  Ingat ya saya dan rekan-rekan Kristen
> lain yang
> > bergabung disini tidak pernah menganggap kepercayaan anda setan. 
> Rasanya
> > saya juga selalu menghormati kepercayaan sdr Ardian, sdr Hendri
> Irawan dls
> > tanpa berusaha mengKristenkan ybs.  Apakah karena kesalahan 
Teodorus
> > Tabaraka maka kami tidak welcome di milis ini ??.  Mohon 
penjelasan
> dan bila
> > memang keberadaan kami disini sangat mengganggu tolong buktikan 
sehingga
> > kami juga tahu diri dan menyingkir.  Salam, Tan Lookay (orang 
bodoh yang
> > bingung apa maunya orang-orang pinter disini !
> >
>


Kirim email ke