--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo <tant...@...> wrote: > >Tetapi memang ada saudara-saudara yang mahapintar yang > tidak suka dengan perkataan damai dan selalu manas-manasin. Kalau > menanggapi sdr yang ketemu orang di Glodok lalau menyamaratakan ya > nggak ada habisnya.
**** Bung, kisah di Glodok itu saya lihat dan alami sering sekali, BUKAN hanya kebetulan satu dua peristiwa, menyamaratakan? Sioapa mau ratain? emangnya bikin jalan? gak ada habisnya? emang gak ada habisnya, selama perilaku ini berjalan, gitu aja kok repot.. ya kita hadapilahhh >Dia memang maunya perang, ngakunya Theravada tetapi anti orang > berdoa. *** ha ha ha kapan saya larang orang berdoa? yang larang larang orang berdoa dimuka patung (apa saja) siapa? Kalau diskusi dianggap perang, bigimana anda mau lihat kenyataan di masyarakat, yang selalu ada dikotomi? >Jadi misinya adalah reseh dan "perang" walaupun prahara dalam > mangkok, dan untuk orang seperti ini damai antara sesama penganut >jalan suci seperti apa yang disampikan sdr Hendri Irawan tidak akan >berarti. ***** Misi apaan? Emangnya saya caleg? atau ca apalagi (bukan capcay) jalan suci? jalan suci? jalan apaan itu, kalau seperti yang diberitakan disini, timbul ketegangan dalam keluarga karena beda iman? jalan suci apaan, kalau cara sembahyang kelompok lain dianggap berhala? kenapa takut prahara dalam mangkok? kan cuman mangkok? >Jadi bagaimana cuekin saja dah !!!!. *** Lhaa iyalahh.. setiap posting bisa di cuekin, juga posting anda ha ha ha.. mau mau orang kan? Salam, Tan Lookay > Salam dari mangkok Danardono