Untuk penghuni baru, jangan heran. Sebab intinya bukan bahasannya, tapi seteru ketemu seteru, seru seruan aje, kangen kangenan antara seteru lama gitu lhoh. tapi gue setuju, mendingan bahas yang lain.
Para Pendekar Rumah Tua pada kemana nih? bahas lagi donk bahas lagi. udah sampai mana nih? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, budi anto <budic...@...> wrote: > > sorry guys gw penghuni baru di sini , keknya ga penting amat yang kek gene di bahas di milis, coba bahas yang bermanfaat dikit dunk misalnya gemana membangun pencitraan agar tionghoa bisa berkarya membangun indonesia drpd saling menghina di kalangan tionghoa sendiri > > > --- On Mon, 2/9/09, Dada <hisashi.mits...@...> wrote: > From: Dada <hisashi.mits...@...> > Subject: Re: Perhatian Moderator sdr Zhonghua Wen-hua : Re: Pengecut... Re: [budaya_tionghua] Re: Etnis Tionghoa Kristiani Mengikuti Misa Imlek > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Date: Monday, February 9, 2009, 11:51 PM > > > > > > > > > > > > > > > > > ----- Original Message ----- > > From: danarhadi2000 > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > Sent: Monday, February 09, 2009 7:34 AM > > Subject: Perhatian Moderator sdr Zhonghua Wen-hua : Re: Pengecut... Re: > > [budaya_tionghua] Re: Etnis Tionghoa Kristiani Mengikuti Misa Imlek > > > > Benar sekali mas Hendri. Kita tak boleh sedikit sedikit sakit hati > > (sakit hati kok sedikit sedikit?). > > > > Justru bangsa kita yang sangat plural ini naturally dihadapkan dengan > > masalah ini. Ini BUKAN sekedar kerjaan oknum oknum, atau hanya kasus > > satu dua biji... tetapi buanyak sekali...... . > > > > Dada : > > Repot kalau sudah begini pak. Masalahnya anda sudah sebut bukan sekedar > > OKNUM tapi banyak sekali. > > Jadinya mayoritas donk pak , atau mendekati mayoritas. Dan kalau sudah > > begini berarti seluruh umat agamanya terkena donk. Ini sama saja dengan > > mengangkat senjata. > > Sementara disatu sisi , orang seperti pak tantono dan kurniawan ini yang > > punya dedikasi untuk milist budaya tionghoa ini anda anggap apa ? oknum? > > kasihan sekali mereka kalau begini. Bukan apa2 , cara menjudge kek gene > > lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Bisa2 protestant pencinta > > budaya tionghoa seperti mereka , ikut terkena peluru nyasar yang bernama > > prejudice. Dan suasana menjadi tidak enak. Dan hmm hasil tidak akan didapat > > yang ada malah menambah runyam. > > > > ============ ======= > > Saya, sebagai seorang Jawa yang teman Tionghoanya sak-abrek abrek, > > 50% Kristen Katholik, sisanya Kristen dari berbagai denominasi (dari > > Protestant, Tiberias, Bethel, Advent, GKI, GKBI, Anglikan, dlsb) > > sering mau tak mau menjadi saksi peng-Kristenan saudara Tionghoa Non- > > Kristiani (Buddha, Konghucu, Islam), atau... yang lebih seru, saling > > peng-Kristenan saudara Tionghoa yang sudah Kristen... kurang kerjaan > > apa ya? > > > > Dada : > > anda menjadi saksi pengkristenan? terus anda diam saja ? > > Seperti yang sudah pernah saya tulis di email sebelumnya. > > Agama adalah masalah pribadi. Tetapi jika ada kekawatiran saudara seiman itu > > pindah agama itu sudah menyentuh masalah apa yah namanya? medan perang, > > dimana seakan sesama dalam satu teritorial yang bernama agama , di culik > > paksa ke teritorial lain. > > Yah medan perang, kalau tidak suka rekan seiman anda di serang di convert, > > maka berlakukanlah seperti adanya perang , siasat perang. Nah kalau anda > > diam saja , salah sendiri namanya. Jangan pake alasan yang satu aliran > > bersikap aktif atau agresif dan yang satu pasif. > > Lakukan saja siasat perang beres khan. buku dilawan buku , kotbah di lawan > > kotbah , dis informasi di lawan dis informasi, sekolah di lawan sekolah , > > konglomerat di lawan konglomerat. > > Jika sudah berlakukan agama sebagai medan perang , maka agama harus di > > perlakukan sebagai negara. Harus punya "militer" kuat , harus punya kekuatan > > ekonomi ,politik , harus punya segalanya untuk bertahan hidup. yang pasif > > akan di lindas dan di convert..... ...jadi jangan kepalang tanggung , > > pecahkan saja gelasnya biar ramai , dalam api abadi olimpiade pertandingan > > antar agama sedunia ini....... > > > > Tapi kalau mau tetap memberlakukan agama sebagai masalah pribadi dengan > > keyakinannya , yah urus saja diri sendiri , mau yg lain pindah agama , aku > > adalah aku . Mau yang lain pindah karena ketakutan , aku yah aku. > > > > ============ ========= ========= ========= ========= === > > > > Dan, menjadi saksi, kalau ngobrol dengan saudara saudara Tionghoa di > > Glodok, Pasar Baru atau dimanapun, selagi belanja, bagaimana > > seseorang (biasanya anak muda) dengan ber-api api katakan "wah, pak, > > saya sudah insyaf, bukan lagi penyembah setan". > > > > Mati nggak? > > > > Saya jawab: "Ehh, hati hati kalau ngomong, saya juga punya arca dewi > > Kwan Im, tapi saya bukan penyembah setan!. Apakah kewelas asihan > > seorang Kwan Im atau Awalokiteshwara simbol setan?". Mereka kaget. > > > > Jawaban mereka sering ajaib: " Lho bapak agama apa?", saya jawab " > > saya mendalami Theravadda", mereka jawab lagi: " Bapak bukannya > > pribumi?". Wahh saya kesel deh, kalau sudah begini, saya > > jawab: "Lalu?, memang pribumi harus agama apa?". Akhirnya kita sama > > sama tertawa... > > > > Dada : > > Yah namanya juga manut sama pemimpin agama , kalau pemimpin agama bilang > > setan yah setan. > > Kalau pemimpin agama bilang perang , yah perang. Disitulah letak masalah > > agama selama ribuan tahun. > > Kalau pemimpin agama bilang pesta seks , yah seks massal. > > > > padahal, lagi2 masalah agama adalah masalah pribadi. Aku yah aku , punya > > prinsip , bukan robot dan bla bla bla bla >