Semarang, 10-02-2009.

Salam,

Semoga ..... tulisan ini tidak membuat permasalahan baru.

Pada saat Siencia 2009 gereja Katholik Kebon Dalem di daerah Pecinan Semarang 
mengadakan missa dengan pakaian lengkap gaya mandarin + pakai Hio. Semua 
mengikuti dengan suka cita.

Dulu saya pernah bicara dengan pendeta Kristen GKI Karangsaru, dia mengatakan 
orang yang terlalu bersemangat dalam mengkristenkan orang lain dan 
menjelek-jelekan agama orang lain itu biasanya orang itu masih baru Kristen nya 
dan tidak mengetahui hakikat beragama. Ibaratnya tukang sepatu, pandai 
membetulkan sepatu orang lain tapi dirinya tidak mempunyai sepatu. Menurut 
beliau, orang yang benar-benar menghayati ajarannya akan mencerminkan agamanya 
dalam tindakan sehari-hari.

Saya juga pernah bicara dengan pemuka agama Buddha, beliau mengibaratkan orang 
yang suka menjelek-jelekan agama orang lain itu seperti sendok pengaduk teh. 
Air teh + gula diaduk dengan sendok, airnya menjadi manis gulanya pun larut, 
tapi sendoknya sendiri tidak pernah dianggap manis.

Seorang Biokong ( penjaga klenteng - yang tidak berpendidikan tinggi ): orang 
klenteng tidak pernah menjelekkan agama orang lain, tetapi ada agama lain yang 
justru getol menjelekkan kepercayaan klenteng. Klenteng tidak pernah melarang 
umat lain masuk ke klenteng, namun ada agama tertentu yang justru melarang 
umatnya masuk ke klenteng. Ini menunjukkan siapa yang berbesar hati, dan siapa 
yang picik pikirannya.

Silahkan, anda mau beragama apapun juga, tapi hargailah kepercayaan orang lain.

Salam,
Irawan R




      

Kirim email ke