Sdr Agoeng Set yang saya hormati,
Keluh kesah silahkan saja tetapi jangan menyamaratakan.  Kalau mau class
action pun akan kami bantu kok.  Tetapi kalau kami disuruh menghimbau
"penindas" anda apakah mereka akan mendengar ???.  Seperti Gus Dur misalnya
dia akan mengecam FPI, tapi coba didepan Gus Dur lalu memaki-maki Islam dan
mengatakan golongan Islam semua teroris dan menyamaratakan ya heran saja
kalau Gus Durnya nggak marah.  Lalu apakah kami yang Kristen ini nggak boleh
tersinggung di sindir dan disamaratakan terus ?.  Dan sebenarnya apakah
positifnya berkeluh kesah terus ?.  Toh yang menindas nggak akan dengar dan
nggak akan masuk milis ini, apakah kami harus memaklumi sindiran ini
terus-terusan ?.  Pengertian sudah banyak saya sampaikan tentang banyaknya
golongan Kristen yang 360 dls.  Jadi sekali lagi kalau milis ini terbuka
untuk pemerhati budaya tionghua termasuk yang Kristen ya ada tatakrama atau
budi pekerti lah sedikit menenggang rasa orang lain seperti ajaran Kong Zi.
Kalau dalam milis ini diterapkan ujar-ujar Kong Zi seperti yang disampaikan
sdr Hendri Irawan dan sdr Zhonghua-Wenhua maka tidak akan terjadi
pertengkaran yang tidak perlu dan membosankan.  Atau mungkin perlu milis
eksklusif "Keluh kesah Budaya Tionghua Yang Tertindas", kami nggak akan
masuk kedalamnya dan silahkanlah yang berkeluh kesah, menyindir de el es
berkiprah disitu.  Salam, Tan Lookay

2009/2/11 <agoeng_...@yahoo.com>

>   Yah berkeluh kesah dan berbagi pengalaman disini ga termasuk angkat
> senjata yah? Kan yg kena serbu itu budaya tionghoa. Beda klo mereka serbu
> budaya indihe trus lawan n triak2 disini. Dengan keluh kesah, triak2 disini
> kan minimal tmn2 kristen tau bahwa ita sangat keberatan dengan tingkah laku
> sodara2 mereka, dan klo berkenan yah semoga mereka bisa bantu jelaskan dan
> kasih pengertian. Jgn malah merasa disindir dan ditekan kiri kanan donk.
> Udah tionghoa kristen pula, di luar kena karena tinghoa, dimilis disindir
> karena kristen. Jadi tionghoa kan ga bisa milih tp jadi kristen bisa milih.
> Kita2 udah diluar ditekan karena tionghoa trus kena lagi karena kekeh hidup
> sebagai tionghoa, eh masuk ke milis yg bahas tentang budaya tionghoa masih
> ga boleh keluh kesah lagi. Kan aneh banget rasanya, klo member disini yg
> kebetulan tionghoa n kristen mau bantu kami sedikit aja, yaitu dengan kasih
> masukan ke teman2nya supaya jgn keterlaluan dlm mencari umat n kami ga
> selalu ditekan tentu kami juga ga bakalan keluh kesah dan bagi2 pengalaman
> ga enak dalam hidup dan menjalankan budaya tionghoa. Coba kita saling bantu.
>
>
> ------------------------------
> *From*: Robby Wirdja
> *Date*: Wed, 11 Feb 2009 10:12:10 +0700
> *To*: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> *Subject*: Re: [budaya_tionghua] kristenisasi
>
>   dada :
> Yah saya kira , dengan deskripsi apapun mulai dari kristenisasi sampai
> jualan agama . marketing surga dan neraka
> tidak akan merubah keadaan........
>
> permasalahannya , mau bahas agamanya yang ngawur atau jualan agamanya
> yang ngawur?
>
> atau mau seperti si danarhadi , dia beranggapan sudah bukan oknum lagi
> , tapi buaannnyakkkk, hehehehe
> terus dah tau banyak mau ngapain? angkat senjata?
>
> hmmm yang saya kira . tidak akan ada gunanya.......hanya menjadikan
> milist ini sebagai tembok ratapan......do something lah
> perlombaan amal kek , menerbitkan buku counter kek ,
>
> quote :
> > Yah, memang semua orang bebas memilih dan mempercayai papaun konsep
> > spiritual dan religius mereka. Jadi dengan kata lain, semua orang juga
> > berhak untuk menolak tidak mempercayai konsep spiritual dan religius yang
> > dianggap tidak sesuai.
>
> dada : gantilah dengan semua orang berhak menjual dan membeli
> ,........seperti deskripsi anda sendiri......
>
> sudahlah , jawabannya cuman satu , kalau tidak suka
> dengan"kristenisasi" , angkat senjata lah (senjata dalam tanda kutip),
> perang amal , perang kotbah , kemaslah ritual keagamaan sebagai
> sesuatu yang menarik dll
>
> 2009/2/11 Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com <nmwhtt%40gmail.com>>:
> > Ini memang sebuah fenomena yg umum, yah ada salahnya dari para orang tua
> > ygan kurang perdulu dengan perkembangan sosial budaya anak-anak mereka
> > dengan tidak memberikan pengertian yang benar tetang tradisi, kepercayaan
> > dan cara pandang dan sistim kekeluargaan yang berlaku dikalangan kita
> > sendiri.
> >
> > Begitu anak agak besar dan banyak pertanyaan yang tidak terjawab dari
> > lingkungan keluarga, tentunya dia akan mencari keluar.
> >
> > Diluar banyak sekali "dijual" dan "diiklankan" ajaran-ajaran "baru"
> dengan
> > segala embel-embel : J-J-S-A-N.
> >
> > J-J-S-A-N
> > JANJI JANJI SURGA & ANCAMAN NERAKA
> >
> > Tentunya dengan teknik marketing yang canggih, yah, tertariklah sang anak
> > yang sedang dalam kegelapan identitas dan keyakinan diri.
> > Sifat manusia yg selalu mau cari gampang dan jalan pintas, tentunya suka
> > dengan janji-janji surga dengan segala iming-imingnya. Bukan kah lebih
> baik
> > dari pada masuk neraka, lebih baik yah mengakui aja supremasi dari subyek
> > ajaran itu.
> >
> > Apa lagi sebagian besar ajaran itu menjanjikan bila mengakui dan hanya
> > semata beriman kepada "X" maka pahalanya pasti surga dan semua hutang dan
> > dosa bisa diampuni.
> >
> > Sebaliknya, bila seseorang bagaimanapun saleh, dermawan dan segala
> kualitas
> > bajiki yang dimiliki orang itu, tapi tidak mengenal atau mengakui sang
> > supreme being "X", maka masa depannya adalah neraka.
> >
> > Pertanyaannya sekarang, bahwa umur alam semesta dan umur para penghuninya
> > sudah jelas jauh lebih tua sekali bila dibanding ajaran-ajaran dan konsep
> > supreme being "X" itu. Hanya sebagian amat sedikit seperti sebutir pasir
> di
> > padang pasir yg bisa mengenal "X" dalam kurun sejarah. Jadi nasib mereka
> > semua bagaimana? Dineraka semua kah?
> >
> > Yah, memang semua orang bebas memilih dan mempercayai papaun konsep
> > spiritual dan religius mereka. Jadi dengan kata lain, semua orang juga
> > berhak untuk menolak tidak mempercayai konsep spiritual dan religius yang
> > dianggap tidak sesuai.
> >
> > Selamat berpikir dan berperasaan jernih,
> > <Masih Belajar Budi Pekerti>
> >
> >
> >
> > On 2/9/09, Budiman Wijaya 
> > <wbudi...@rocketmail.com<wbudiman%40rocketmail.com>>
> wrote:
> >>
> >> menanggapi kisah nyata saudara gsuryana tentang anak yg memaksa orangtua
> >> nya masuk kristen saya sendiri banyak melihat baik di lingkungan
> >> tetangga,dari cerita teman2,mau pun yg saya saksikan sendiri seperti yg
> di
> >> alami oleh kerabat saya,dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan sang
> anak
> >> karena dia sudah ter doktrin dari masa kanak2 saat pertama mengecap
> >> pendidikan bangku sekolah yg sekarang ini notabene di dominasi oleh
> sekolah2
> >> kristen,sebagai seorang anak apabila dia merasa sang orang tua telah"
> >> tersesat " tentu saja dia akan berusaha menyadarkan orangtua nya,saran
> saya
> >> untuk orangtua yg non kristen adalah jangan sekali2 mendaftarkan anak
> nya di
> >> sekolah kristen untuk meminimalisir hal2 seperti ini terjadi di masa yg
> akan
> >> datang.
> >>
> >> salam
> >> budiman wijaya
> >> happy yuan xiao jie!!!
> >>
> >
> >
>
> 
>



-- 
Best regards, Tantono Subagyo

Kirim email ke