*Saya juga memperhatikan fenomena ini. Ternyata terjadi disemua kalangan
manusia yang mengikuti keyakinan / kepercayaan / isme dari berbagai aliran
dan tempat.

Gejalanya dimulai dengan timbulnya kesadaran 'pemuda-pemuda' dalam kalangan
tersebut yang tidak puas dengan kondisi sekarang dan tidak lagi bisa
menerima kebiasaan dari kaum 'tua'.*

*Para pemuda lalu mulai berusaha untuk mencari jatidiri dan pembenaran
dengan mulai menggali lagi yang disebut dengan 'usaha pemurnian' dari apa
yang mereka yakini sejak awal. Sayangnnya emosi muda yang menggebu-gebu
terlalu sering tidak dibarengi dengan kemmampuan analisa sebab dan akibat
secara meluas dan cenderung mengupas dan menggali 'usaha pemurnian' dengan
dangkal.

Hasil temuan yang dangkal lalu di gembar-gemborkan dibarengi dengan ego dan
rasa kebanggaan bahwa telah menemukan 'kebenaran yang murni'. Yang ada
hasilnya adalah penjaabaran dan pengertian pokok masalah yang dangkal dan
dengan pandangan sempit.

Dari sini timbul berbagai kubu yang membertahankan 'kebenaran dn pembenaran
mereka masing-masing. Lalu yang timbul adalah ektrimisme dan bentrok karena
semua memiliki pandangan tertutup oleh fanatisme yang mereka tumbuhkan
sendiri yang sering kali dalam kasus dalam ajaran Tri Dharma yang
berdasasrkan pada keharmonisan dan pandangan luas menjadi sangat
kontradiktif dengan apa yang mereka pelajari dan 'mengerti'.

Saya teringat dengan perkataan dari Albert Einstain seorang free thinker
sejati yang mengatakan : "Ada 2 hal yang tanpa batas : Pertama adalah
kebodohan manusia, yang Kedua adalah alam semesta - tetapi saya tidak
terlalu yakin tentang itu."

Apa bila SAM KAUW SENG JIN mendengar ucapan Einstein ini, saya sangat yakin
bahwa Beliau Bertiga ( Sakyamuni Buddha-Khong Cu-Lo Cu ) tidak akan
mempertentangkannya.

Memang dengan perkembangan jaman fenomena ini akan reda, tetapi sayangnya,
baru reda setelah banyak korban di kalangan manusia sendiri.

Jadi, marilah kita berusaha untuk memupuk cara berpikir yang luas dan bebas
yang berdasarkan analisa yang mendalam dalam tujuan untuk mencari kebenaran
yang sesungguhnya.

MARILAH KITA MANJADI FREE THINKERS SEJATI ! KIKIS KEBODOHAN DALAM DIRI KITA
MASING-MASING.
*
2009/3/24 Karna Hasim <hasimcul...@yahoo.com>

>   Menurut saya perpecahan di kalangan Tiong Hwa tidak perlu ditakutkan,
> karena nanti juga akan menemukan titik keseimbangan yang baru yang akan
> menuju harmoni.
>
> Perubahan nama dari Bio, Kelenteng menjadi Vihara terjadi karena campur
> tangan pemerintah yang dulu yang ingin menghapuskan kebudayaan tiong Hwa
> dari bumi Nusantara yang kita cintai ini. Tapi menurut saya inti ajaran dari
> KHC, Dao dan Budha adalah sama yang berbeda hanya ritualnnya saja. Juga
> dengan agama2 yang lain jika diambil intisarinya akan menuju ke satu
> kesimpulan yaitu mencari kebahagiaan lahir & batin, dunia & akhirat.
> Jadi menurut saya tidak perlu dipertengkarkan & dicari2 perbedaannya.
>
> Ibarat orang yang ingin menyeberangi sungai, agama adalah alat
> transportasinya, ada yang menggunakan perahu besar, ada yang menggunakan
> kano atau malah ada yang ingin berenang, pilihan bebas ditangan individu
> masing2., yang penting jangan merasa paling benar dan menyalahkan yang lain.
>
> Salam bahagia
> Namastee
>
>
>  
>

Reply via email to