Wah Ko David Kwa, senang bisa diskusi seperti ini, kam sia Ko.

Btw, Ko David boleh panggil saya Ti Ti saja ya.



2009/4/8 David Kwa <david_kwa2...@yahoo.com>

>   Ci Ning M. Widjaja,
>
>
>
> Menurut owe sih bukan. Owe teringat pada cerita ngkong waktu owe kecil
> dulu. Ngkong cerita, dia memperoleh chiamsi ���� berjudul Sam Cong Ci (Chi)
> Keng (Tong Sam Cong Mengambil Kitab) sewaktu thiuchiam 抽�� (“menarik chiam
> ��”) di sebuah kelenteng (Kelenteng Ban Tek Ie Banten �f丹�f德院, kalau tidak
> salah ingat) ketika ia ingin melakukan suatu pekerjaan yang sangat sulit.
> Chiamsi itu bermakna “keberhasilan meraih sesuatu yang luarbiasa sulit,”
> ibarat Tong Sam Cong dalam novel “See Yoe” yang berhasil memperoleh Kitab
> Suci setelah melalui berbagai rintangan dan dan godaan yang hampir merenggut
> jiwanya.
>
>
>
> Setelah owe dewasa dan owe pelajari, ternyata chiamsi di beberapa kelenteng
> ada yang mempunyai judul. Judul itu diambil dari kisah-kisah sejarah dan
> novel yang populer di kalangan rakyat sehingga tidak perlu dijelaskan lagi
> artinya. Misalnya, chiamsi Kelenteng Ban Tek Ie no. 12 yang judulnya Hian
> Tek Cincue Sun Kuan Muai 玄德�M���O�嗝� (Xuande jinzhui Sun Quan mei, atau “Lauw
> Pie Menikah dengan Adik Perempuannya Soen Koan”) dan no. 39 Soen Gouw Khong
> Po Sam Tjong Tjhie Keng �O悟空保三藏取�� (Man. Sun Wukong Bao San Zang qu jing,
> atau “Sun Gou Khong Melindungi Tong Sam Cong Mengambil Kitab Suci”), dll.
> Jadi, chiamsi no. 39 ternyata sesuai dengan cerita ngkong ketika owe kecil.
>
>
>
> Tetapi, tidak tertutup kemungkinan owe salah. Jadi owe mohon petunjuk dari 
> para
> senior yang lebih paham bahasa dan aksara Tionghoa.
>
>
>
> Kiongchiu,
>
> DK
>
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "nmwhtt" <nmw...@...wrote:
>
>
>
> Ko David Kwa,
>
>
>
> Mohon penjelasan, jadi yg dimaksud Sam Cong Ci Keng bukannya 三藏之綦quot; ?
>
>
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa" <david_kwa2...@wrote:
>
>
>
> Sam Cong Ci Keng adalah frasa dalam dialek Hokkian selatan, tepatnya Sam
> Cong Chi Keng 三藏取��" (Man. San Zang qu jing), artinya “Sam Cong atau Tong
> Sam Cong (Man. Tang San Zang 唐三藏) Mengambil Kitab Suci.”
>
>
>
> Sam Cong atau Tong Sam Cong yang dimaksud dalam frasa di atas adalah Sam
> Cong Hoatsu 三藏法�� (Man. San Zang Fashi alias Monk Tripitaka) dari Dinasti
> Tong 唐 (Man. Tang), yakni gelar yang diberikan kepada Hian Cong 玄奘 (Man.
> Xuán Zàng), seorang bhiksu terkenal dan salah satu tokoh dalam novel
> terkenal Se Yu Ki 西�[�� (Xi You Ji atau Ziarah ke Barat atau Pilgrimage to
> the West) mahakarya Gouw Seng In �浅卸� (Man. Wu Cheng’en).
>
>
>
> Tripitaka sebagai kanon Buddhist juga disebut Sam Cong 三藏 (San Zang).
> Jadi, Tripitaka yang dimaksud di sini adalah Kitab Sam Cong, bukan Sam Cong
> Chi Keng.
>
>
>
> Kiongchiu,
>
> DK
>
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, raharjo irawan <irawanraharjo@:
>
>
>
> Semarang, 8-4-2009.
>
>
>
> Yang benar namanya adalah Goei Thwan Ling, dahulu tinggal di jalan
> Petudungan. Kitab itu tampaknya masih ada di perpustakaan vihara.
>
>
>
> Salam,
>
> Irawan R
>
>
>
> --- On Wed, 8/4/09, Ning M. Widjaja <nmwhtt@:
>
>
>
> From: Ning M. Widjaja <nmwhtt@
>
> Subject: [budaya_tionghua] Kitab Tionghoa Kuno di Vihara Watu Gong Semarang
>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
>
> Date: Wednesday, 8 April, 2009, 9:15 AM
>
>
>
> Saya pagi pengalaman dan mungkin ada yag juga tertarik,
>
> Waktu saya kecil, ingatan saya pernah di ajak ke Semarang di Vihara Watu
> Gong di Semarang. Di sana ternyata milik pribadi dari keluarga mendiang
> Bhante Dhammiko (mendiang Oej Toan Ling), yang sangat luas dan bagus
> tamannya. Wilayah vihara terbelah jalan raya, yg di seberang waktu itu masih
> tanah kosong sekarang jadi Kodam Diponegoro.
>
>
>
> Saya ingat di ajak ke dalam ruang perpustakaan pribadi beliau dan tertegung
> melihat sebuah lemari tertata rapi buku kuno yang jumlahnya ratusan jilid
> dalm bentuk paperback yang masih dijahit pakai benang. Waktu itu buku sudah
> kelihatan amat kuno tapi terawat baik bersama dengan banyak buku dan kitab
> lain yang juga kuno dan jumlahnya banyak sekali. Maklum mendiang Bhante
> Dhammiko (mendiang Oej Toan Ling) adalah seorang sarjana dan berpendidikan
> luas.
>
>
>
> Menjelang wafat beliau melepas kebhikkuannya dan hidup sebagi orang biasa
> selama beberapa tahun sebelum meninggal, setelah beliau meninggal Vihara
> Watu Gong dikelola oleh yayasan Buddhist masyarakat Jateng / Semarang dan
> mengalami berbagai bangunan baru.
>
>
>
> Kembali ke cerita awal, ketika saya tanyakan ternyata kitab-kitab kuno yang
> banyak itu adalah SAM CONG CI KENG - Tripitaka Tiongkok yang asli cetakan
> dari Tiongkok yang sudah lama jadi koleksi mendiang Bhante Dhammiko
> (mendiang Oej Toan Ling). Mengingat milis ini ttg Kebudayaan Tionghoa- saya
> rasa relevan saya kemukakan disini- siapa tahu ada diantara member yang
> tertarik dalm hal sastra Tiongkok Kuno ini yang pastinya tidak pernah
> dijamah lagi sejak meninggalnya Bhante Dhammiko.
>
>
>
> Alangkah baiknya bila kita ini bisa dilestarikan sebagai barang peninggalan
> sastra kuno dan dapat dipelajari isinya oleh para ahli sastra Tionghoa.
>
>
>
> Semoga dapat tanggapan positif.
>
>  
>

Kirim email ke