Saya sangat setuju sekali. Semua sumber informasi memang harus dikaji ulang
berdasarkan fakta dan sudut pandang sebanyak mungkin agar bisa mendekati
kebenarannya.

Paling tidak kita bisa menghargai segala perbedaan pendapat dan data dengan
hati lapang dan mempergunakannya sebagai referensi lanjutan dari pencarian
kita.

Terima kasih.

2009/4/13 Hendri Irawan <heny...@yahoo.com>

>
>
> Data di Wikipedia haruslah selalu diverifikasi ulang. Sesuai sifatnya,
> siapa saja bisa menyunting data di situ. Memang Wikipedia sangat membantu
> dalam mengumpulkan data. Namun karena sifatnya bebas disunting, harus
> diingat datanya perlu diperiksa kembali.
>
> Mengenai Korea-Tiongkok, dekade belakangan ini hubungan kedua budaya ini
> diwarnai percikan kaum chauvinis kedua belah pihak. Salah satu pemicunya
> adalah proyek arkeologi daerah timur laut PRC, di mana hasil dan kesimpulan
> penelitian itu menyinggung sentimen budaya dan nasionalisme orang-orang
> Korea. Sentimen ini terutama menyangkut sejarah kerajaan kuno Gojoseon / Gu
> Chaoxian.
>
> Hormat saya,
>
> Yongde
>
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> "Ning M. Widjaja" <nmwhtt@> wrote:
> > >
> > > *Ko David Kwa,
> > >
> > > Iseng-iseng saya buka http://en.wikipedia.org saya search Buddhism,
> > > Tripitaka, Tipitaka dan hasilnya cukup mendalam dan referensinya cukup
> luas
> > > dan saya simpulkan informasinya cukup bisa di percaya.
> > >
> > > Temuannya, ternyata Mahayana Tiongkok banyak berhutang pada bangsa
> Korea,
> > > karena Bangsa Korea yg pertama mengkompilasi Tripitaka Mahayana secara
> > > lengkap dan sistematis.
> > >
> > > Ternyata Tripitaka Tiongkok sekarang berakar pada Tripitaka Koreana
> ini.
> > >
> > > Menarik sekali, bagaimana kebudayaan dunia selalu saling jalin menjalin
> dan
> > > saling mengisi.
> > >
> > > Salam hormat saya.
> > > üSôà¼Î / ŒŽµÚµÚ
> > >
> > > *
>
>  
>

Kirim email ke