Perkawinan mixed jaman dulu memang hampir tidak mungkin.
OT isteri saya - ayah Hakka  dan mamah canton - wah sewaktu kawin keluarga 
ribut banget karena inilah NoNo Mereka suku yg bermusuhan ratrusan tahun dan yg 
tidak dpt dipercaya dan segala macem - dan hasilnya Ayah tidak bisa pulang 
kampung. OTnya malah berusaha dan membeli isteri Hakka lain dan dikawinkan 
tanpa ayah - Aneh dan lucu sekali - tetapi ini utk tutup malu keluarga. Ini 
hanya utk memberikan ilustrasi perpisahan suku. 
Jadi perkawinan antara Hokchia [Teochiu?] dan Minnanren saya kira juga sama 
sulitnya sewaktu jaman dulu ----- tetapi jaman sekarang saya kira keadaan sudah 
berubah sama sekali. Perkawinan antara suku saya kira sudah umum sebab 
dikeluarga saya Minnan dgn Hakka atau Taiwanren atau Hunan etc sudah terjadi 
tanpa keributan didalam rumah tangga.
Lihat saja pemimpin² PRC arau ROC - mereka juga bisa menikah dgn lain bangsa 
tanpa kesulitan.
Andreas

--- On Fri, 5/1/09, hartantodedy <hartantod...@yahoo.com> wrote:

From: hartantodedy <hartantod...@yahoo.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Satu marga beda suku satu keturunan?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, May 1, 2009, 6:53 AM









Tadi saya baru denger dari temen, kalau ada pantangan orang Hokkien tidak boleh 
kawin dengan orang Hokcia, apa ada yang tahu asal usul dan kebenarannya. Terima 
kasih

Salam
Dedy

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u <lian...@... > wrote:
>
> Ada sebuah propinsi di Tiongkok yang letaknya berhadapan dengan Taiwan, hanya 
> dipisahkan oleh sebuah selat, propinsi itu bernama propinsi Fujian dalam 
> Mandarin dan propinsi Hokkian dalam dialek Hokkian. Jadi sama saja, hanya 
> diucapkan berbeda, hurufnya juga sama.
> 
> Yang disebut orang Hokkian di Asia Tenggara, bukan dari seluruh Hokkian, 
> mereka hanya dari Fujian selatan, dan istilah yang tepat adalah orang Minnan. 
> Min adalah Hokkian Nan adalah selatan. Dialek Minnan adalah dialek terbesar 
> di propinsi Fujian, dan yang lebih penting, orang dari daerah inilah adalah 
> orang Tionghoa yang paling dulu datang ke Asia Tenggara, karena mereka datang 
> dari propinsi Fujian/Hokkian maka disebut orang Hokkian. 
> Pusat utama orang Hokkian yang utama adalah di Propinsi Fujian meliputi 
> keresidenan Xiamen atau Emui, Quanzhou atau Cuanciu dan Zhangzhou atau 
> Ciangciu. Di keresidenan lain ada tapi bercampur dengan dialek lain. 
> Orang Hokkian bukan saja menyebar ke Asia Tenggara tapi menyebar di Tiongkok 
> sendiri, yang paling banyak tentu ke Taiwan, yang hanya terhalang laut, 
> karenanya orang Taiwan menyebut dialeknya sebagai bahasa Taiwan, sebetulnya 
> sama saja dialek Hokkian. 
> 'Lalu ada yang pindah ke propinsi Guangdong Timur ada yang ke Guangdong 
> Barat  ke Zhejiang Selatan dll. Yang di Guangdong Timur disebut orang Tiociu, 
> yang di Guangdong barat orang Leizhou dan orang Hainan (Dulu Hainan masuk 
> Guangdong, sekarang propinsi sendiri). Di daerah lain ada tapi tidak terlalu 
> banyak. 
> Oleh para ahli bahasa dialek Tiociu, dialek Leizhou dan dialek Hainan masih 
> dianggap bagian dari dialek Hokkian. 
> Orang Hokkian yang beremigrasi ke Asia Tenggara kebanyakan dari keresidenan 
> Ciangciu (Zhangzhou), keresidenan Cuanciu (Quanzhou) dan Keresidenan 
> Emui/Amoy (Xiamen), dari keresidenan lain ada tapi tidak banyak. Dari 
> propinsi lain banyak orang Tiociu dan Hainan.
> Karena nama kota dan tempat sekarang ditulis dalam ejaan Hanyu Pinyin 
> Mandarin, maka biasanya kita menulis nama propinsi dengan Fujian. Tapi nama 
> kelompok dan dialek masih populer dalam dialek yaitu Hokkian, kecuali kalau 
> kita bicara dalam Mandarin.
> Semoga membantu
> Kiongchiu
> Liang U 
> 
> 
> --- On Mon, 4/27/09, anatta net <anatta.net@ ...> wrote:
> From: anatta net <anatta.net@ ...>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Satu marga beda suku satu keturunan?
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Date: Monday, April 27, 2009, 2:32 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Oh, udah sedikit jelas skrg, thanks pak liang.
> 
> 
> 
> Saya pernah denger2 juga nih, hokkian disebut juga kan fujian yah,
> 
> nah bukankah fujian itu nama propinsi?
> 
> 
> 
> 2009/4/27 liang u <lian...@yahoo. com>:
> 
> >
> 
> >
> 
> > Dik Anatta,
> 
> >
> 
> >   Mungkin perlu diclearkan dulu istilah suku. Dalam bahasa Tionghoa, orang
> 
> > Hokkian, Hokchnia, Kheq, Konghu dll tidak disebut suku, tapi kelompok
> 
> > masyarakat atau minxi. Karena kalau dilihat sukunya, dalam arti luas adalah
> 
> > orang Han. Orang Han merupakan suku mayoritas dari bangsa Tionghoa yang
> 
> > terdiri dari 56 etnis, orang Han menduduki 91% lebih dari penduduk Tiongkok.
> 
> > Orang Tionghoa di Indonesia yang saya tahu, hampir semua orang Han (mungkin
> 
> > ada yang bukan tapi paling beberapa orang). Karena tempat tinggal yang
> 
> > berbeda dan lalu lintas zaman dulu sulit, maka terjadi pergeseran dalam
> 
> > bahasa lisan, muncullah dialek-dialek sperti Hokkian, Hokchnia, Kheq
> 
> > (Hakka), Tiociu, Konghu, Hinghua, Hainan dll. Sebetulnya mereka tak dapat
> 
> > disebut suku, tapi kalau anda maksud ini, maka dapat dipastikan, bahwa
> 
> > hampir semua yang bersne sama adalah keturunan yang sama, bahkan para ahli
> 
> > ada yang mengatakan 85%.
> 
> > Mengapa 85% bukan 100%. Ini disebabkan oleh karena, yang 15% itu keturunan
> 
> > dari sne lain yang mengganti snenya, atau etnis minoritas yang mengganti
> 
> > snenya sebagai hasil asimilasi dengan etnis Han. Contoh snenya dikenakan
> 
> > hukuman oleh kaisar terpaksa mengganti sne, ada yang diberi sne Kaisar
> 
> > sebagai tanda penghargaan. Ada etnis minoritas yang mengganti snenya menjadi
> 
> > sne orang Han dll.
> 
> > Sekarang yang merasa aslipun, karena tinggal di tanah yang demikian luasnya
> 
> > dan berpentuduk demikian banyaknya, maka mereka berkembang di berbagai
> 
> > pusat, pusat itu biasanya didirikan oleh orang yang mempunyai wibawa,
> 
> > hartawan, pejabat yang berjasa dll. Mereka mendirikan rumah abu leluhur, dan
> 
> > tempat ini disebut Junwang, atau kalau mau dialih bahasakan, dapat disebut
> 
> > Pusat Leluhur.  Sne yang besar mempunyai beberapa pusat leluhur, tiap pusat
> 
> > leluhur mempunyai keturunan yang sama. Yang berbeda pusat leluhur belum
> 
> > tentu beda, tapi perbedaan  itu sudah jauh. Yang punya pusat leluhur cabang,
> 
> > biasanya masih dekat hubungannya, apalagi yang kelentengnya berada di satu
> 
> > tempat, misalnya di kecamatan, itu pasti hubungannya dekat.
> 
> > Bila etnisnya beda, belum tentu satu leluhur, sebab etinis lain banyak yang
> 
> > mengambil sne orang Han karena pengaruh budaya, misalnya etnis Hui, namanya
> 
> > nama Han, etnis  Mancu sekarang namanya nama Han, bahkan etnis Tibet, etnis
> 
> > Mongol dll. banyak namanya yang menggunakan sne orang Han, sehingga
> 
> > turunannya tak mungkin ketahuan kecuali masih punya silsilah.
> 
> > Kalau pertanyaan anda diperjelas begini: sne Lim orang Hakka dan sne Lim
> 
> > orang Hokkian apa turunan dari orang yang sama?
> 
> > Jawabannya: Kalau sne itu asli, bukan diganti karena dipungut anak dll,
> 
> > dapat dikatakan yah, tapi kalau dibanding orang sne Lim yang berasal dari
> 
> > Ciangciu dan berasal dari Cuanciu , maka hubungannya sudah lebih jauh.
> 
> > Misalnya mungkin kedua orang sne Lim Hokkian dari Ciangciu dan dari Cuanciu,
> 
> > merupakan generasi ke-4 dari orang yang sama, tapi orang sne Lim Hokkian dan
> 
> > orang sne Lim Hakka itu adalah keturunan ke-15 dari orang sne Lim yang sama.
> 
> > Dalam hal ini silsilah yang sangat penting. Tapi tidak tiap rumah punya
> 
> > silsilah. Dan silsilah keluarga adalah milik keluarga yang dibagikan hanya
> 
> > kepada turunannya, bertanya kepada orang di luar keluarga itu tak akan tahu.
> 
> > Pendek kata, boleh dianggap famili, meskipun mungkin sudah jauh.
> 
> > Salam
> 
> > Liang U
> 
> >
> 
> 
> 
> -- 
> 
> What doesn't kill us makes us stronger.
>














Reply via email to