Salam,

Mau nambahin sedikit lagi. Tetapi kalau saya lihat sekarang kondisi sudah 
mendingan. Buktinya sampai sekarang belum ada yang terpancing hasutan2 tak 
bertanggung jawab itu. Semoga saja selamanya demikian. Harapan saya dengan 
kesuksesan pelaksanaan Pemilu 2009 ini, bangsa kita juga semakin dewasa dan 
menghargai pluralitas, seperti semboyan negara kita "Bhinneka Tunggal Ika." 
Semoga berbagai media tidak memancing di air keruh dengan menghembuskan berita2 
yang tak bertanggung jawab. Memang media butuh makan, tetapi bukan berarti 
harus memelintir suatu peristiwa menjadi "sensasional," demi menambah jumlah 
pemirsanya.
Demikianlah, semoga semuanya menjadi damai.

Tan

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Robby Wirdja <hisashi.mits...@...> 
wrote:
>
> On 7/14/09, dh4rm4duta <dh4rm4d...@y Sultan
> > Zainal Abidin dari Kerajaan Tambusai pernah bangkit melawan Belanda dari
> > tahun 1901 - 1904 dan mengunjungi Sultan Turki untuk meminta bantuan
> > persenjataan. Apakah Turki memberikannya? Jawabannya TIDAK. Mengapa? Karena
> > ternyata Turki lebih suka menjalin hubungan dengan Belanda yang
> > memberikannya banyak keuntungan.
> 
> Dada: apa urusannya turki dengan indonesia.? Turki itu turunan mongol
> yg dna nya tercecer kemana2.Agamanya boleh islam tapi apa urusannya
> sama yg di Indonesia?.Ottoman punya kekuasaan dan pengaruh sendiri
> dikawasan.
> Gak bisa seenaknya masuk kaplingnya orang lain.kaplingnya belanda.
> 
> Klo dalam konteks masa itu. Sebelum jatuh dalam perang dunia 1.Ottoman
> sendiri adalah salah satu adidaya , jadi tidak seperti citra negara
> muslim (dan kaum muslim) yg tertindas sehingga klo dijaman sekarang
> ini yg merasa tertindas ini rasa solidaritasnya lebih kuat sekaligus
> mengerikan. menampakkan ambigu , islam sebagai agama yg damai , tapi
> sel2 kankernya membentuk jaringan terrorism. Dengan sel2 ini mereka
> bisa menyerang dengan sembunyi, dan klo sibarat menyerang balik
> ,sulit, karena negara mana yg musti diserang, dimana ibukota al qaeda?
> ===========================
>  Ketika laskar Kesultanan Aceh meminta
> > bantuan pada Turki apakah mereka memberikan bantuan? Jawabannya adalah
> > TIDAK. Nah, dengan menilik sejarah di atas, masihkah kita membawa-bawa
> > masalah agama dan ras dalam konflik yang terjadi di negara lain dengan
> > alasan solidaritas? Apakah kalau di negeri kita ada masalah, negara lain
> > akan membantu?
> 
> Dada:
> Klo dikawasan timteng sendiri solidaritas antar 'darah biru' muslim
> itu berantakan. perang sama israel kalah. Irak menghajar kuwait. Dan
> pada gilirannya irak di hajar saudara2nya sendiri , ditambah kekuatan
> barat. Nah klo segelintir muslim di negara kita ini terkenal paling
> sibuk, pokoknya klo ada muslim di seantero dunia 'kebetulan' dianiaya,
> lapor saja sama bbrp organisasi muslim di indo. Dan siap aza
> kedubesnya dilabrak.
>  Darah biru aza tidak peduli sama muslim2 disini , tapi muslim disini
> peduli sama 'darah biru' di timteng. Israel ikut dimusuhi. Tp Klo TKW
> digarap sama majikan arab , tutup mata. Jd solidaritas muslim disini
> terlihat seperti bertepuk sebelah tangan.
> 
> > Bila ingin bicara masalah solidaritas, lebih baik menuntut dahulu
> > pemerintahan Kesultanan Turki Ottoman yang sekarang sudah runtuh. Mengapa
> > mereka tidak membantu perjuangan Tambusai dan Aceh? Padahal mereka juga
> > menganut agama yang sama? Pada saat tsunami di Aceh, negara mana yang lebih
> > banyak membantu?
> > Semoga dengan makin banyak belajar sejarah, bangsa kita akan makin dewasa
> > baik dalam bertingkah laku maupun berpikir.
> >
> > Salam damai,
> > Damailah negeriku damailah di bumi.
> >
> > Tan
> >
> >
>


Kirim email ke