Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan 
kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, 
tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif.
Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai 
sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau 
derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya.
Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal 
itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung 
konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif.

Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian.
Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang 
Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: 
"Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif.

Kata "Cina' pun persis begitu juga...

Wasalam.

===============================


  ----- Original Message ----- 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll istilah, tapi jika 
dipakai untuk menjuluki orang, misalnya manusia bangakai(misalnya orang itu 
baunya minta ampun) , si tahi, si anjing, adakah yg tahan?
  Pemakaian sebuah istilah selalu berlatar sejarah. Asalnya bisa saja hanya 
menunjuk genetik, tapi jika sudah sering dimuati penistaan, bisa berubah 
maknanya! Contohnya perkataan Indon di malay! Sebenarnya kan hanya singkatan 
dari indonesia, tapi karena sering digunakan utk merendahkan, ya menjadi 
istilah nista!
  Jangan salahkan tokoh tionghoa yg mempolitisir! Memangnya kita hidup bisa 
lepas dari pengaruh politik! Memangnya jepang memakai kata cina untuk memaki 
bukan sikap politik? Memangnya Soeharto memerintahkan mengganti semua istilah 
Tionghoa menjadi Cina bukan sebuah keputusan politik??? Apakah dia hanya 
pengangguran belaka?

  Jika anda tetap ingin bercina ria, jangan salahkan orang belanda yg tetap 
senang memakai kata inlander ketimbang indonesia!!! Istilah Indonesia juga 
sebuah istilah politik!


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



------------------------------------------------------------------------------
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 22 Aug 2009 02:46:26 +0700
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


    
   

  ----- Original Message ----- 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

  > bangkai jelas nista,
  > tapi sang bunga tak protes tuh!

  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

  Kesatu, kata "bangkai" tidaklah nista.
  Kalau misalnya saya bilang "Kemarin saya menguburkan bangkai kucing 
peliharaan anak saya yang tertubruk motor", di mana nistanya kata "bangkai" itu?

  Kedua, nama "bunga bangkai" mengacu pada bau dari bunga itu yang menyerupai 
bau bangkai.
  Jadi itu bukan masalah nista atau tidak nista, melainkan masalah identitas 
biologis, serupa halnya nama "bunga sedap malam" yang mengacu pada bau dari 
bunga itu yang sedap namun hanya di malam hari.

  Begitu pula adanya kata "cina" dalam nama "petai cina", atau "kenanga cina", 
dsb., dst., juga masalah identitas asal-usul genetis tanaman ybs.
  Jadi persoalan nista atau tidak, bukan pada tanamannya, melainkan pada 
asal-usul genetisnya.
  Sehingga dari sini terlihat bahwa sebagai kata penanda identitas asal-usul, 
kata 'cina" dalam bah. Indonesia (atau lebih tepatnya bah. Melayu) bukanlah 
suatu kata yang nista ataupun mengandung muatan kenistaan, sebagaimana yang 
diteorikan sementara 'politisi' ketionghoaan.

  Wasalam.

  ====================


    ----- Original Message ----- 
    From: zho...@yahoo.com 
    To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
    Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
    Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
      
    lho, wong namanya tanaman, mau nista ya tak masalah! Memangnya takut 
tanamannya tersinggung?

    Di bogor ada tuh tanaman yg bernama bunga bangkai, bangkai jelas nista, 
tapi sang bunga tak protes tuh!



    Sent from my BlackBerry®
    powered by Sinyal Kuat INDOSAT



----------------------------------------------------------------------------
    From: "tanaya.geo" 
    Date: Fri, 21 Aug 2009 14:31:32 -0000
    To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
    Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


      
    Lho lho bung Zhou,

    kata anda (dalam email yg lain), istilah cina itu nista. Jadi ayuk kita 
rubah semua entri yang mengandung kata 'cina' menjadi 'tionghoa', termasuk 
pacar tionghoa, kenanga tionghoa, petionghoan (dari pecinan). Sudahlah kita 
stop disini saja ngobrol gak ada ujungnya.

    Btw, ini nanya serius, kenapa ya kata cina digunakan dalam "pacar cina" 
maupun "kenanga cina"?

    salam,
    jimmy

    --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
    >
    > Memang seharusnya begitu, apa anehnya kalau sebagian besar yg disebut 
cina diganti dng Tionghoa?
    > Maka sah2 saja istilah ini: tionghoa benteng, masakan tionghoa, kampung 
tionghoa, sastra melayu tionghoa dll ini sdh dilakukan masyarakat sebelum zaman 
suharto! 
    > Kecuali utk istilah2 tanaman dll yg tak ada sangkut pautnya dng manusia 
spt pacar cina, kenanga cina dsb, tak ada perlunya diubah.


    .
     




  


------------------------------------------------------------------------------



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00

Kirim email ke